Pagi ini si manis sudah bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Sudah lengkap dengan seragam sekolah, ia turun kebawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
"Morning mama," sapanya.
"Morning sayang."
"Papa mana?"
Nyonya Jeon memberikan sepiring roti yang sudah terlapisi selai cokelat pada Jungkook.
"Papa sedang menghubungi sekretarisnya."
Jungkok mengangguk, beralih memakan roti buatan nyonya Jeon dan memeriksa ponselnya. Seketika keningnya mengernyit saat melihat pesan masuk yang berasal dari Taehyung.
taehyungie tampan.
05:50 AM
Baby maafkan hyung, hari ini hyung tidak bisa mengantar dan menjemputmu. Pagi ini hyung akan berangkat ke London untuk urusan bisnis, dan mungkin hyung akan menetap selama beberapa hari disana.05:51 AM
Maaf jika hyung hanya bisa memberitahu lewat pesan dan tidak bisa menemuimu. Tetap bersama dengan bodyguard kepercayaanku, dan jangan lupa selalu menghubungi hyung setiap hari.05:52 AM
Jika sudah bangun tolong balas pesan hyung, i love you baby ❤Jungkook hanya memandang pesan itu dengan wajah ditekuk, ia sedih akan ditinggal selama beberapa hari oleh sang kekasih, apalagi tidak ada pelukan perpisahan diantara mereka.
"Koo ada apa? kenapa wajahmu ditekuk seperti itu, hm?" tanya nyonya Jeon yang menyadari perubahan wajah sang anak.
"Hyungie... Dia akan ke London selama beberapa hari, dan dia tidak bisa pamit langsung padaku mama."
"Oh, mungkin nak Taehyung terburu-buru sayang. Jadi tidak dapat pamit langsung padamu, sudah jangan sedih seperti itu, nanti 'kan masih bisa telepon dan kirim pesan."
Jungkook mengangguk, "Hmm iya mama."
***
"Ish kenapa ponsel hyungie tidak bisa dihubungi?"
Jungkook bergumam kesal ketika ponsel milik Taehyung tidak dapat dihubungi. Anak itu sedari tadi sudah mengirim beberapa pesan pada sang kekasih, namun belum ada balasan apapun dari seberang sana.
"Koo ada apa?" tanya Bambam yang baru saja masuk kedalam kelas beserta kawannya yang lain.
"Ponsel Taehyungie tidak bisa dihubungi, aku kesal."
"Mungkin tuan Kim sedang sibuk, dia 'kan kesana untuk pekerjaan juga?" sahut Eunwoo.
"Benar, tunggu saja dulu Koo. Aku yakin pasti dia akan menghubungimu nanti."
Jungkook menghela napas, " Huum, baiklah."
"Ini aku belikan camilan kesukaanmu," Mingyu memberikan satu kantung plastik berisi semua camilan kesukaan si manis.
"Terimakasih,"
"Kau tidak ingin makan nasi atau apa, Koo? Jika hanya camilan nanti kau tidak akan kenyang." tanya Bambam.
Si manis menggeleng. "Ini sudah cukup, lagi pula aku sedang tidak ingin makanan yang berat."
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kini Jungkook dan kawan-kawan sedang berjalan menuju gerbang bersiap untuk pulang.
"Semuanya aku duluan ya? Sudah ada bawahan hyungie yang menjemput." pamit Jungkook pada sahabatnya.
"Iya, kau hati-hati dijalan ya. Jika ada sesuatu segera kabari kami." jawab Bambam yang diangguki oleh yang lain.
"Okay, dah semua!"
Si manis sedikit berlari kearah mobil mewah yang terparkir tepat didepan gerbang sekolah. Seseorang dengan tubuh yang menjulang tinggi, pun berpakaian serba hitam keluar dan sigap membukakan pintu untuk Jungkook.
Setelah berada didalam mobil, Jungkook mencoba untuk menghubungi Taehyung lagi.
"Aish kenapa masih tidak aktif juga?!"
Jungkook menghela napas jengkel sebelum memasukkan ponselnya kedalam tas. Ia sudah kesal setengah mati!
"Padahal ini sudah sore, dan pasti hyungie sudah sampai ditempat tujuannya juga. Tapi kenapa ponselnya masih tidak aktif sih?" ucapnya kesal.
"Paman bodyguard, apa hari ini paman sudah menghubungi Taehyungie? Apa ponselnya aktif?"
Bodyguard yang ditanya menggeleng pelan. "Untuk hari ini saya belum menghubungi tuan Kim karena tidak ada masalah penting, tuan muda."
Si manis hanya mengangguk walaupun ia tidak mengerti apa maksud si bodyguard tersebut.
"Antarkan aku kekantor papa saja paman." pinta Jungkook yang diangguki oleh bodyguard tersebut.
Jungkook berjalan kearah meja sekretaris yang terletak tepat didepan ruangan sang papa. Walaupun ia anak dari pemilik kantor mewah tersebut, namun ia tetap harus bertanya pada sang sekretaris apa tuan Jeon sedang sibuk atau tidak.
"Permisi noona,"
Wanita cantik selaku sekretaris tuan Jeon itu mendongak dan seketika tersenyum sopan ketika melihat siapa yang menyapa.
"Ah tuan muda Koo, ada yang bisa saya bantu?"
"Papa— ah maksudku apa tuan Jeon berada didalam?"
Wanita itu mengangguk, "Tuan Jeon baru selesai rapat, dan sekarang berada didalam ruangannya tuan muda."
"Baiklah, kalau begitu Koo masuk dulu. Dah noona."
Sekretaris itu melambai sembari tersenyum gemas. "Aduh lucunya."
Jungkook membuka pintu besar itu dengan pelan, ia masuk kedalam dan mendapati sang papa yang tengah fokus pada komputer didepannya.
"Papa,"
Tuan Jeon yang mendengar suara anaknya pun langsung mendongak dan tersenyum lebar pada Jungkook yang berjalan mendekatinya.
"Loh kenapa tidak ganti baju dulu, hm?"
"Tidak mau..."
Si manis mendudukkan diri diatas pangkuan tuan Jeon, dan memeluk tubuh besar itu dengan nyaman. Beginilah Jungkook jika sedang dalam suasana hati yang buruk, ia akan bermanja pada sang papa.
"Kenapa hm? Sepertinya putra cantik papa ini sedang dalam mood yang buruk?" tuan Jeon mengelus punggung sempit itu pelan agar sang anak merasa nyaman.
"Hyungie..."
"Ada apa dengan Taehyungmu?"
"Dari pagi ponselnya tidak aktif, Koo kesal..."
"Mungkin saja Taehyungie sedang sibuk? Koo 'kan tahu dia kesana untuk pekerjaan, bukan untuk jalan-jalan." tuan Jeon mencoba memberi pengertian pada anaknya yang masih kecil ini.
"Tapi tetap saja... Apa harus menonaktifkan ponsel? Apa dia melakukan itu agar Koo tidak mengganggunya?"
"Hey bukan seperti itu nak, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai 'kan? Atau bisa saja dia kehilangan ponselnya? Kita tidak tahu apa yang terjadi disana."
Anak itu hanya menggumam sebagai jawaban, mungkin betul apa yang dikatakan tuan Jeon.
"Papa yakin dia akan menghubungimu nanti— Eh sudah tidur rupanya."
Tuan Jeon terkekeh ketika mendengar dengkuran halus sang anak. Ia pun berniat pulang untuk mengantar Jungkook kerumah agar tidurnya lebih nyaman.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dápper • taekook [END]
Romance"I will make you mine." Banyak yang menggilainya, banyak yang terang-terangan menggodanya. Tapi, ia sama sekali tak tertarik pun melirik. Sebab, ia lebih tertarik pada pemuda cantik yang dengan terang-terangan menatapnya tak suka.