19.

2.9K 229 4
                                    

"Ada apa ini?"

Semua maid menunduk ketika sang tuan turun menghampiri mereka. Pria Kim mendekati Jungkook.

"Baby ada apa?" tanyanya lagi pada sang kekasih.

"Hyungie kenapa turun?"

"Karena kau lama sekali, baby. Hyung takut jika terjadi sesuatu padamu."

Jungkook hanya menggeleng, dirinya menatap kembali pada wanita yang sudah tertunduk itu. Taehyung ikut menatap, dan mengerutkan dahi bingung.

"Kenapa semua maid berkumpul disini?"

"Aku yang mengumpulkan mereka semua, apa hyungie marah?"

Taehyung menggeleng, "Tidak, tapi kenapa? Apa ada masalah?"

"Ya, dan masalahnya ada di wanita ini," Jungkook menunjuk wanita maid itu yang sedang menunduk. Sontak pria Kim ikut melihat.

"Memangnya dia kenapa, sayang? Apa dia melukaimu?" Taehyung terlihat panik, dirinya merangkul pinggang ramping Jungkook.

Si manis tersenyum mendengarnya. "Tidak hyungie, biar aku jelaskan. Jadi saat kita sedang makan tadi, aku tidak sengaja memergokinya yang memperhatikan kita— ah tidak maksudnya memperhatikan aku dengan tatapan tajamnya—"

"Karena aku penasaran, maka dari itu aku mencarinya dan memecatnya. Jika hyungie bertanya kenapa aku memecatnya sembarangan, itu karena pakaiannya tidak terlihat seperti seorang maid. Melainkan seorang jalang, dan aku tidak suka ada wanita begitu di mansion ini."

Taehyung mengangguk paham mendengarnya.

"Baiklah jika itu yang baby inginkan, hyung akan mengusirnya sekarang juga."

Mendengar itu, wanita tersebut langsung bersimpuh dikaki sang tuan.

"Sa-saya mohon jangan usir saya tuan... Saya minta maaf,"

Taehyung hanya memandang datar begitupun dengan Jungkook.

"Apa hyungie pernah tergoda padanya? Katanya dia akan menggantikan posisiku." ucap Jungkook pada sang kekasih.

Pria tampan itu menggeleng, "Tidak pernah sayang, melihatnya saja aku tidak tertarik."

"Kau dengar 'kan? Kekasihku tidak tertarik padamu. Jadi stop menghalu untuk menggantikan posisiku dirumah ini." wanita itu hanya bisa menangis.

Ia sudah kalah telak dari Jeon Jungkook.

"Sekarang pergilah dari mansion ini, aku sudah muak denganmu." setelah mengatakan itu, Jungkook melenggang pergi dari sana.

"Yijon."

Taehyung memanggil salah satu anak buah kepercayaannya.

"Iya tuan?"

"Kau bereskan semua barang-barangnya dan usir dia dari sini." tunjuknya pada wanita yang masih setia bersimpuh dikakinya tersebut.

Yijon mengangguk, "Baik tuan."

Taehyung menyusul sang kekasih yang sudah kembali kekamarnya. Disana, ia menemukan Jungkook yang tengah berdiri dibalkon kamar.

"Sayang."

Pria Kim memeluk pinggang ramping itu dari belakang, meletakkan dagu tegasnya pada bahu si manis. Tak lupa memberikan kecupan ringan disana.

"Hyungie,"

"Hm?"

"Kenapa banyak sekali yang menyukai hyungie?" tanya si manis, tatapannya tidak teralihkan— masih memandang luasnya taman yang ada dimansion tersebut.

Taehyung terkekeh sejenak sebelum menjawab;

"Karena hyung tampan, baby."

Jungkook mendecih kecil, "Narsis sekali."

"Tentu saja, bukannya memang benar jika kekasihmu ini tampan? Sangat tampan malah sampai-sampai wanita dan pria dari berbagai umur menyukaiku."

Si manis melirik Taehyung dengan sinis, kemudian ia sedikit menyikut perut si tampan menggunakan sikunya. Tentu saja hal itu mampu membuat pria Kim tertawa dan membalik badan Jungkook untuk ia cium wajah cantik tersebut.

"Kau menggemaskan sekali, sayang." katanya dengan mengecup bertubi-tubi pipi chubby tersebut.

"Ih sudah hyungie!" Jungkook menjauhkan wajah Taehyung yang masih saja memberikan ciuman pada wajahnya.

Si tampan pun berhenti, beralih menarik pinggang sempit itu agar tubuh keduanya menempel. Sementara Jungkook juga sudah melingkarkan tangannya di leher jenjang si tampan begitu mesra.

"Kau tahu baby? Aku sudah bersumpah untuk tidak akan pernah menyakiti atau bahkan menduakanmu, itu tidak akan pernah terjadi." wajah keduanya sangat dekat.

"Mendapatkan hatimu itu sangat sulit, jadi bagaimana aku melepaskanmu begitu saja?" Jungkook tetap diam mendengarkan.

"Aku tidak peduli mau sebanyak apa wanita bahkan pria manis didunia ini, jika aku menginginkanmu maka hanya kau yang akan tetap aku kejar." Taehyung mengecup bibir itu sekali.

"Jadi sayang, kau tak perlu khawatir jika aku akan tertarik pada mereka. Mau se cantik apapun mereka, bagiku kau lah yang paling cantik dan indah didunia ini." kedua bibir itu bertemu, ciuman lembut yang terkesan tulus.

Jungkook memejamkan mata menikmati ciuman keduanya, dua kakinya sudah melingkari kaki jenjang Taehyung. Dengan itu, pria Kim dengan senang hati membawa si manis masuk kedalam dengan ciuman yang belum terlepas.

Jungkook selalu merasa hangat, pun seperti banyak kupu-kupu yang beterbangan diperutnya setiap kali mendengar ucapan tulus yang keluar dari bibir Taehyung.

Jadi begini rasanya dicintai dengan tulus oleh pria tampan idaman semua orang?

Sejujurnya si manis merasa beruntung, sebab pria Kim dengan sejuta pesona ini memilihnya sebagai kekasih. Pria yang di idam-idamkan semua orang, nyatanya mencintai anak SMA sepertinya.


***


Hari minggu telah berlalu, kini tibalah hari senin. Dimana semua anak sekolah harus masuk pagi-pagi sebab ada upacara yang menanti.

Jungkook baru sampai disekolahnya, ia sedang diantar oleh sang kekasih.

"Aku masuk dulu ya, hyungie."

Pria Kim memajukan wajah, dan si manis yang paham pun langsung meraup bibir tebal sang kekasih kedalam ciuman yang hanya berlangsung dua menit.

"Black card yang hyung kasih masih ada?" tanya Taehyung.

"Iya, aku masih menyimpannya."

"Baiklah, gunakan itu jika ingin membeli sesuatu. Masuklah dan belajar yang rajin, hm?"

Jungkook mengangguk setelah mendapat pat-pat dikepalanya, lantas ia keluar dari mobil dan memasuki sekolahnya.

"Koo!"

Si manis berhenti ketika mendengar suara teriakan sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Bambam.

Pemuda asal thailand itu berlari mendekati Jungkook, "Kau baru sampai?"

Jungkook mengangguk, "Huum, kau sendiri tumben sekali sendirian? Mana yang lainnya?"

Bambam merangkul pundak sahabatnya itu, "Mereka lagi diparkiran, saat melihatmu aku langsung menyusulmu."

Keduanya memasuki kelas untuk meletakkan tas dan bersiap mengikuti upacara pagi hari ini.

"Huft, pasti hari ini matahari akan terik. Haish malas sekali jika harus mengikuti upacara itu." keluh Bambam.

"Matahari pagi 'kan bagus, Bam."

"Iya bagus... Tapi tetap saja aku tidak menyukainya."

Jungkook hanya menggeleng melihat sahabatnya. Tidak lama bel upacara pun berbunyi, keduanya berjalan beriringan menuju lapangan.

tbc.

Dápper • taekook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang