Tidak terasa bel istirahat sudah berbunyi, Jungkook dan Bambam kini tengah berjalan menuju kantin. Namun saat melawati lapangan, tiba-tiba hal tidak terduga terjadi.
bugh!
"KOO!"
Jungkook terkena bola basket tepat dikepalanya. Pemuda manis itu jatuh pingsan karena memang benturannya cukup keras.
Untung saja Bambam dengan sigap menahan tubuh si manis agar tidak terjatuh, ia menepuk-nepuk pipi tembam tersebut.
"Koo! Ya Tuhan, hey kalian tanggung jawab!" teriaknya pada tiga orang pemuda yang melempari bola tersebut. Namun mereka hanya diam dan malah berbalik untuk pergi dari sana.
Hal itu membuat Bambam mengepalkan tangan dan berteriak marah.
"HEY BRENGSEK!" namun tidak dipedulikan oleh mereka.
"Koo, ayo bangun. Kumohon bangun Koo..."
Melihat Jungkook yang tidak sadar-sadar, Bambam memilih untuk mengangkat si manis ala bridal. Namun sebelum itu terjadi, teriakan seseorang menghentikannya.
"Bambam, Jungkook!"
Itu Jaehyun, ia berlari mendekati keduanya. "Hey, Koo kenapa Bam?" tanyanya panik.
"Tadi dia habis terkena bola basket, lalu pingsan Jae."
"Kau tahu siapa pelakunya?"
Pemuda asal thailand itu mengangguk, "Aku tidak tahu nama mereka dan kelas berapa mereka, tapi aku ingat wajah mereka bertiga."
Jaehyun mengepalkan tangan, ia mengambil alih Jungkook dari pelukan Bambam.
"Pertama kita harus bawa Koo ke uks, lalu sisanya biar aku dan yang lain yang mengurusnya."
"Baiklah."
Jaehyun menggendong si manis ala bridal dan membawa sahabatnya ke uks.
***
Kini Jungkook masih belum sadarkan diri, ia ditemani Bambam. Sementara Jaehyun dan yang lain sedang mencari keberadaan orang yang sudah berani melukai si manis.
Tangan lentik itu mulai bergerak, mata bulat bersinar itu mulai terbuka. Bambam yang melihat lantas menggenggam satu tangan Jungkook.
Jungkook menoleh kesamping, "Bamie..." ucapnya lirih.
"Aku disini Koo, apa kepalamu sakit?"
Si manis mengangguk pelan, "Sakit, tapi— kenapa aku bisa disini?"
"Kau tadi langsung pingsan saat terkena bola, Jaehyun dan aku yang membawamu kesini." pemuda manis itu hanya mengangguk.
"Ini minum dulu, tapi kau harus duduk dulu agar nyaman minumnya." ia membantu si manis untuk duduk bersandar. Lalu memberikan segelas air pada Jungkook.
"Jam berapa ini? Kenapa kau tidak kembali saja ke kelas, Bam?"
Bambam memasang wajah sedih, "Kau tidak suka aku disini?"
"Bukan begitu, tapi aku tidak ingin kau ketinggalan pelajaran juga."
"Tenang saja, aku akan meminjam catatan pada ketua kelas kita nanti."
Bersamaan dengan itu, pintu uks terbuka dan masuklah sahabat-sahabat mereka yang lain.
"Bagaimana keadaanmu, Koo?" tanya Yugyeom.
"Masih sedikit pusing, Yugy."
"Kau tenang saja, kita sudah menandai tiga orang itu. Dan setelah pulang sekolah nanti, kita akan menemuinya." ucap Mingyu.
"Memangnya siapa mereka?" Jungkook bertanya dengan penasaran.
"Aku tidak tahu namanya, tapi sepertinya mereka adik kelas kita."
Jungkook mengangguk saja, ia menerima camilan yang sudah dibukakan oleh Jaehyun.
"Aku harap kalian tidak terlalu brutal." kata si manis.
Eunwoo berdecak, "Ck, orang-orang seperti mereka itu memang harus dipukul dengan brutal Koo. Mereka sudah berani melukaimu maka mereka harus siap mendapat pukulan dari kami."
Ini yang paling Jungkook sukai dari para sahabatnya, mereka selalu menjaga dan menemaninya ketika ia ada masalah.
***
Disinilah Jaehyun dkk berada, disebuah gudang kosong yang terletak lumayan jauh dari kota.
BUGH
Adegan baku hantam pun terjadi, tiga pemuda itu sudah babak belur akibat pukulan-pukulan yang diberikan oleh Jaehyun dan kawan-kawannya.
"A-ampun!"
Mereka berteriak memohon ampun karena demi apapun tubuh mereka sudah terasa remuk.
"Itu akibatnya sudah berani melukai sahabat kami." ucap Yugygeom dingin.
"Ingat ini baik-baik, jika kalian berani menyentuh pemuda itu lagi, maka jangan salahkan aku memukul kalian lebih dari ini."
Tiga pemuda itu hanya bisa mengangguk takut, mereka baru sadar bahwa mereka telah bermain-main dengan orang yang salah.
Jungkook saat ini tengah bermanja ria pada sang kekasih. Duduk nyaman diatas pangkuan Taehyung sembari menduselkan wajah pada dada bidang beraroma maskulin tersebut.
Sedangkan Taehyung tetap fokus pada pekerjaannya, hari ini ia cukup sibuk. Tapi dirinya masih meluangkan waktu untuk bermanja dengan si manis.
"Hyungie,"
"Hm?"
"Sakit."
Pria Kim langsung menghentikan jari-jarinya yang sedang mengetik di laptop. Ia memegang kedua bahu Jungkook dan membawa si manis itu untuk menghadapnya.
"Apa yang sakit baby? Katakan pada hyung." wajahnya terlihat khawatir.
Jungkook menunjuk kepalanya yang terkena bola tadi, mukanya ia tekuk.
"Kepala? Ada apa dengan kepalamu, hm?" Taehyung langsung mengelus kepala bulat itu dengan lembut.
"Tadi disekolah aku terkena bola basket... Lalu aku pingsan."
Tangan itu langsung berhenti saat mendengar ucapan Jungkook, pun tatapannya menjadi datar.
"Kenapa kau baru bilang sekarang?" katanya dengan intonasi berbeda. Hal itu tentu membuat Jungkook sedikit merasa takut.
"A-aku takut hyungie akan memarahiku..." cicitnya.
Taehyung menghela napas kasar, melihat itu Jungkook langsung memeluk leher pria Kim dengan erat. Ia takut omong-omong.
"Hyungie jangan marah, aku minta maaf baru memberitahumu sekarang,"
Si tampan memejamkan mata untuk meredakan emosinya, ia tidak ingin kelepasan membentak Jungkook.
"Siapa pelakunya?" tanyanya pelan.
"Aku tidak tahu... Kata Bambam mereka berjumlah tiga orang. Dan hyungie tenang saja, sahabat-sahabatku yang akan mengurus mereka."
Mendengar itu pria Kim mengangguk, ia memeluk tubuh kecil itu dengan erat.
"Maafkan hyung jika sudah membuatmu takut. Hyung khawatir baby terluka, dan jangan pernah merasa takut untuk memberitahukan tentang apa yang kau alami, sayang." katanya lembut.
Jungkook mengangguk, "Lain kali aku akan melaporkan apa saja yang aku alami disekolah, janji."
Taehyung tertawa gemas, dirinya membawa kepala itu kedepan wajah dan mencium bibir Jungkook lembut.
"Jika terjadi sesuatu tolong langsung beri tahu hyung. Hyung sangat menyayangimu baby, hyung tidak mau kau kenapa-napa."
"Uhmm, aku juga menyayangi hyungie."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dápper • taekook [END]
Romance"I will make you mine." Banyak yang menggilainya, banyak yang terang-terangan menggodanya. Tapi, ia sama sekali tak tertarik pun melirik. Sebab, ia lebih tertarik pada pemuda cantik yang dengan terang-terangan menatapnya tak suka.