29.

1.7K 217 11
                                    

Malam harinya Jungkook sedang membantu nyonya Jeon menyiapkan makanan spesial untuk menyambut tamu tuan Jeon yang akan datang.

Sejujurnya si manis masih bingung kenapa rekan dari sang papa ingin bertemu dengannya.

"Nah, sudah selesai."

"Sebenarnya yang ingin bertamu ini presiden atau mafia? Kenapa harus disambut semewah ini, ma?" tanya Jungkook penasaran.

"Sudah mama bilang teman papa akan datang, beliau akan membawa anak mereka juga. Nanti kau berkenalan dengannya ya?"

Jungkook mengernyit bingung, "Harus sekali berkenalan dengannya?"

Nyonya Jeon mencubit pelan pipi berisi sang anak, gemas. "Harus sayang, siapa tahu kalian bisa menjadi teman."

Jungkook hanya memasang wajah cemberutnya sambil menyeruput sebotol susu pisang.

"Sana kamu mandi, masa mau bertemu tamu penampilanmu seperti ini?" kata nyonya Jeon.

"Koo sudah mandi, nanti tinggal ganti baju saja."


***


Kini keluarga Jeon sudah berada diruang tamu bersama dengan keluarga Lee— selaku tamu tuan Jeon. Sementara Jungkook masih berada dikamarnya.

"Dimana anakmu, Jeon?" tanya tuan Lee.

"Dia sedang bersiap-siap diatas, mungkin sebentar lagi akan turun."

"Anakku ini sudah tidak sabar ingin bertemu dengan anakmu, tuan Jeon." sahut nyonya Lee disertai senyum manisnya.

Tuan dan nyonya Jeon hanya tersenyum menanggapi. Jika dilihat-lihat, anak tuan Lee ini seumuran dengan Jungkook, tetapi anak itu lebih tinggi dan terlihat lebih dominan.

Tidak lama, Jungkook turun kebawah dan bergabung bersama dengan mereka.

"Nah ini dia anakku." ucap tuan Jeon.

Jungkook membungkuk sopan dan memperkenalkan diri, "Hallo tuan, nyonya saya Jungkook."

Ketiga orang itu juga ikut berdiri dan ikut memperkenalkan diri.

"Aduh cantiknya, saya pikir tadi perempuan loh... Soalnya wajah kamu kecil sekali seperti perempuan," puji nyonya Lee.

"Haha, nyonya bisa saja. Tapi maaf, saya ini laki-laki."

"Jungkook, ini anak saya ingin berkenalan denganmu." tuan Lee menarik anaknya untuk berhadapan dengan si manis, sebab tadi anak itu hanya berdiam diri dibelakangnya.

Pemuda tampan itu tersenyum, ia mengulurkan tangan pada si manis yang disambut sopan oleh empu.

"Hai Jungkook, aku Sungho. Salam kenal."

"Hai Sungho, salam kenal juga."

Jungkook ingin melepaskan tangannya, namun Sungho malah menahannya sambil tersenyum tampan pada si manis. Setelah tersadar, pemuda itu akhirnya melepaskan tangannya.

"Ah maaf," ucapnya.

"Tidak masalah."

"Nah sekarang sudah berkenalan 'kan? Mari kita makan malam dulu saja." ujar nyonya Jeon yang diangguki tuan Jeon.

Dengan itu, kedua keluarga tersebut makan malam bersama dirumah besar keluarga Jeon.

Taehyung meremat kuat ponselnya ketika mendapat kabar bahwa saat ini keluarga Jeon tengah mengadakan makan malam bersama dengan keluarga Lee.

"Brengsek, jangan bilang Jungkook-ku akan dijodohkan." umpatnya marah.

"Itu tidak akan pernah terjadi selama aku masih ada didunia ini. Jungkook selamanya adalah milikku."

"Sial, kenapa kau selalu memblokir nomorku baby? Apa aku harus membeli konter agar tidak perlu pergi keluar untuk membeli kartu?" gumam Taehyung frustasi.

"Kau kenapa Taehyung?" Jin masuk kedalam kamar pria Kim dan bingung ketika melihat raut wajah Taehyung.

"Aku bingung, Jin. Aku ingin menghubungi Jungkook, tetapi nomorku selalu diblokir olehnya."

Jin tertawa kecil, "Jadi hanya itu yang membuatmu sefrustasi ini, tuan Kim?"

"Ya."

"Tenanglah, aku yakin kekasihmu tidak akan macam-macam disana."

"Tapi hari ini dia sedang makan malam dengan keluarga Lee. Aku takut dia akan dijodohkan."

Pria berbahu lebar itu menepuk pundak pria Kim sekali, "Hey, jangan langsung berpikir seperti itu. Mungkin saja itu hanya sekedar makan malam biasa 'kan?"

Taehyung hanya diam sembari memutar-mutar ponsel yang berada ditangannya. Tetapi wajah pria itu begitu datar.

"Besok kau akan membunuh Albern, setelah itu kau akan kembali ke korea. Kau akan cepat bertemu dengan kekasihmu itu."



***



Setelah makan malam tadi, kini Jungkook dan Sungho sedang duduk bersantai ditaman kediaman keluarga Jeon.

"Jadi kau sudah kelas 3 SMA juga?" tanya Sungho membuka percakapan, setelah hening cukup lama.

Jungkook mengangguk sambil memandang bintang yang berkelip diatas awan.

"Ya,"

"Lalu setelah lulus, kau ingin melanjutkan kemana?"

"Aku juga belum tahu, kau sendiri?"

Pemuda tampan itu melirik si manis, "Aku akan lanjut ke Seoul national university."

"Wah, kupikir kau ingin kuliah diluar negeri."

"Tidak, aku ingin disini saja. Aku tidak ingin jauh-jauh dari orang tuaku."

Si manis hanya mengangguk dengan senyum kecilnya. Dan bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi. Jungkook melihat benda tersebut dan mengernyit ketika nomor tidak dikenal menghubunginya.

"Uhm, aku angkat telepon dulu ya." ucapnya pada Sungho dan pemuda itu mengangguk.

Dengan itu, Jungkook sedikit menjauh dari Sungho.

"Hallo?"

Baby, ini aku.

Si manis menghela napas, pria itu lagi.

"Mau apalagi hyung? Bukankah sudah kubilang untuk tidak menghubungiku lagi?"

Maafkan hyung, tapi aku sangat merindukanmu.

"Aku tidak peduli."

Apa kau semarah itu pada hyung? Apa karena kau sedang berduaan dengan pemuda lain?

Jungkook membulatkan matanya saat mendengar ucapan Taehyung. Dari mana pria itu tahu?!

"Tidak usah sok tahu, mau aku bersama siapa juga bukan urusanmu lagi."

Si manis langsung memutuskan panggilannya sepihak, ia masih bingung dari mana Taehyung mengetahui bahwa ia tengah bersama orang lain.

"Kenapa dia tahu? Apa dia ada disekitar sini?" mata bulat itu mengedar kesegala penjuru untuk mencari keberadaan Taehyung. Namun nihil, disana tidak ada siapa-siapa selain ia dan Sungho.

"Ah tidak mungkin dia berada disini."

tbc.

Dápper • taekook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang