SPECIAL CHAPTERS 🔞

391 34 13
                                    


𝗥𝗜𝗡𝗚 𝗕𝗟𝗨𝗘

***

Siapapun tidak ada yang tahu bagaimana cara takdir mengubah segalanya. Contohnya sifat dan juga keaadaan. Kehidupan dan kematian adalah sebuah rahasia besar. Tidak ada yang kekal abadi bahkan akar yang sudah menjalar jauh kedalam tanah, kokoh dan sangat kuat entah kapan dan bagaimana caranya sewaktu-waktu akar akan lapuk menjadi tanah bahkan akar yang tampak kuat itu tak terlihat lagi.

Jadi apa yang diharapkan? Jangan terlalu berlebihan, nikmati, bersyukur dan jalani saja.

Itulah yang biu tanamkan dalam hati dan pikirannya. Biu bukanlah pria susah, justru ia memiliki segalanya. Disaat ketempurukan menerjang ia sangat kalut dan putus asa namun akhirnya keadaanlah yang membuatnya mengerti bahwa hidup tidak melulu tentang harta dan juga kebahagian.

Biu duduk bersimpuh di tengah-tengah makam ibu dan ayahnya. Ia menatap makam penuh bunga indah itu silih berganti.

"Ayah, ibu, sungguh aku merindukan kalian. Aku datang lagi hari ini menemui kalian padahal kemarin aku, bible, mama dan ayah sudah datang." Biu meneteskan air mata, kini ia menunduk. "Aku tidak menangis." Biu mengangkat wajahnya kemudian ia menatap makam ibu dan ayahnya bergantian. "Walaupun aku tertangkap basah hari ini. Ayah dan ibu melihat air mataku tapi kalian jangan khawatir ya. Aku menangis karena aku merasa bangga sama diri sendiri. Aku bisa melewati semuanya dengan baik. Ibu dan ayah pasti tidak menyangka kan? Karena yang ayah dan ibu ketahui aku adalah anak yang cengeng dan manja. Sebenarnya aku juga tidak menyangka kenapa aku bisa melakukan semuanya tanpa kalian." Kini kedua belah pipi biu semakin basah.

Lapang dan tampak luas mata memandang. Pemandangan yang indah namun tempat itu dijadikan banyak orang sebagai tempat untuk berkunjung, singgah, memberi kasih, pelayanan, dan juga bercerita. Rumput hijau yang halus dan pepohonan yang rindang amat memanjakan mata.

𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘣𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘢𝘳𝘴 𝘵𝘰 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘷𝘦𝘳𝘺 𝘣𝘦𝘢𝘶𝘵𝘪𝘧𝘶𝘭 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦. 𝘉𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘴𝘮𝘪𝘭𝘦 𝘢𝘴 𝘢 𝘨𝘪𝘧𝘵 𝘧𝘰𝘳 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘷𝘪𝘴𝘪𝘵.

𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪. 𝘉𝘢𝘸𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘩𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘬𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶.

Kalimat yang dituliskan dibatu kuno seperti memberikan isyarat untuk siapapun yang datang namun biu tidak mengikutinya. Ia datang dan menangis ditempat itu.

Sentuhan di pundak membuat biu langsung menoleh kebelakang. "Kakak." Ucap biu seraya ia langsung berdiri.

Bible tersenyum lembut seraya ia mengangkat tangannya dan menyeka pipi biu yang basah. "Beritahu aku agar kita pergi bersama."

Biu melingkarkan tangannya di lengan bible lalu menyandarkan kepalanya di dada bible. "Aku datang hanya untuk melepas rasa rindu. Hanya sebentar saja."

Tangan bible menyentuh dagu biu lalu menarik sehingga biu mendongak. "Tapi lain kali beritahu aku jika kamu keluar rumah. Aku sangat khawatir."

"Humhum." Biu menganggukkan kepala.

Posisi yang sangat dekat itu kini berjarak. Bible menatap makam ayah dan ibu biu lalu ia bicara. "Ayah, ibu, terimakasih karena sudah menjaga kucing liarku. Dia datang menemui kalian tanpa memberitahuku. Aku sangat khawatir, aku mencarinya dan juga terus menghubungi ponselnya tapi aku tidak mendapatkan respon sama sekali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother or Love (𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang