RUANGAN YANG MENYERAMKAN

728 102 25
                                    

𝗔𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗣𝗼𝘃

Wajah Biu memerah, bahkan rasanya gerah karena tiba-tiba saja kamar ini terasa panas.

Menatap diri di depan cermin, Biu memejamkan mata sembari terus saja menggeleng. " Tidak, dia kakak ku, aku tidak boleh memikirkan hal bodoh seperti ini." Kata biu dengan nada keras.


𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠, 𝗕𝘂𝗶𝗹𝗱𝗣𝗼𝘃

" Bukankah kamu yang sudah memiliki mantan ingin mengajari saya."

Wajahnya mendekat sehingga aku refleks mundur dan punggung ku menyentuh pintu.

" Ajari,             sekarang."

Suaranya sangat rendah dan lembut, bahkan saat bicara aroma dari mulutnya sangat manis di hidungku.

" A--aku, "

CLAP

Gelap gulita, lampu mati secara tiba-tiba.

" Kenapa lampu nya mati?" Tanya ku dan mencoba meraba bagian depan dimana tempat bible berdiri hingga tangan ku menyentuh bagian dadanya yang terbuka. " Ma--maaf." Aku menjauhkan tangan ku.

" Kamu takut? "

" Ti--tidak. Tapi ini sangat gelap dan aku tidak bisa melihat wajahmu."

" Wajah saya? "

' 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶, 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯.'

" Ma--maksud ku, ini sangat gelap jadi aku sangat susah bergerak."

" Jika tidak ada cahaya lampu untuk menerangi langkah mu maka kamu bisa mengandalkan hatimu."

'𝘐𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘋𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘶𝘦𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵.'

" A--aku akan mengambil lilin untuk...."

Aku bica seraya bergerak melangkah dimana saat itu aku menabraknya dan kepala ku membentur wajahnya. Dalam waktu yang bersamaan lampu pun hidup. Tampak jelas dimata ku bible memegang bibir bagian bawahnya dan terdapat sedikit darah di sana.

" Ma--maaf,       aku."    Aku menurunkan tangan bible dari bibirnya dan langsung menyentuh bibir yang mengeluarkan sedikit darah itu. " Maaf, aku tidak sengaja."

Wajah bible memerah begitu juga kedua telinganya. Apakah karena benturan tadi dan itu menyakitkan sehingga wajah dan kedua telinganya memerah. Ya, aku merasakan sakit di Keningku.

" Sakit?" Tanya nya,

" Ti--tidak, tapi bagaimana dengan bibirmu?"

" Tidak sakit."

" Tapi tadi berdarah? " Aku mendekatkan wajahku dan mencoba memperhatikan lebih jelas, benar saja bibir bawahnya terlihat sedikit membiru. " Membiru, aku akan mengolesk-----"

" Tidak perlu."  Bible bicara sembari mundur dua langkah. " Kembalilah ke kamarmu."  Bible membelakangi ku dan langsung berjalan.

" Ta--tapi bagaimana dengan bibirmu?" Tanya ku seraya berjalan mengikuti langkahnya.

Brother or Love (𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang