GUDANG

660 100 23
                                    

Biu merapikan buku yang ada di rentetan lemari di ruangan yang paling di gemari setiap orang yang datang berkunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Biu merapikan buku yang ada di rentetan lemari di ruangan yang paling di gemari setiap orang yang datang berkunjung. Selain tempatnya yang kelihatan nyaman tempat itu juga selalu rapi dan indah.

Entah apa yang Biu pikirkan, tatapan pria manis itu hanya ke satu titik dimana tangannya terus bergerak merapikan buku yang ada di depannya.

" Hei, kenapa bengong?" Apo yang tiba-tiba datang mengejutkan Biu sehingga Biu refleks menjatuhkan buku yang dia pegang dan jatuh mengenai kakinya.

" Dduhh."

" maaf, sakit ya? gimana nih? duduk, sini dulu.!" Apo menuntun Biu untuk duduk di bantal empuk yang sudah di sediakan di ruangan itu. " berdarah? " Tanya Apo seraya memeriksa kaki Biu. " Syukur enggak berdarah." Apo membuang nafas kasar karena merasa lega.

" Berdarah nya di dalam, siapa bilang tidak berdarah."

" Ha? "

" Hahaha." Biu tertawa melihat ekspresi apo dan itu menurut dia sangat lucu.
" Bercanda kok." Sambungnya lagi.

" Benaran? Tapi sakit kan? "

" Sakit, tapi engga apa-apa."

" Kamu sih, berdiri di situ tapi dengan keadaan bengong. Mikirin apa sih?"

" Tidak kenapa-napa." Biu mengelak dan langsung menunduk.

" Ya elah, raut wajahmu mengatakan kalau kamu dalam suasana buruk sekarang."

" Buruk? Ahh tidak, aku tidak merasa buruk sama sekali."

" Tadi malam apakah kakak tiri mu menemukan mu?"

" Ha? "

" Dia datang, terus bertanya kamu dimana?, Aku bilang kamu sudah pergi, mungkin nunggu taksi atau bis di halte. Kau tahu ekspresi dia saat itu menyeramkan, dia tidak bicara lagi dan langsung pergi. Kau tahu itu membuat ku kesal sekali."

Apo terus bicara sementara Biu berada dalam pikirannya sendiri, dia membayangkan bagaimana ekpresi menyeramkan yang Apo katakan, sikap dingin dan cara bicara seadanya.

" Bagaimana bisa kamu tinggal bersamanya? Tinggallah bersama ku." Apo bicara sambil menggoyangkan tubuh Biu dengan kedua tangganya.

" Bagaimana bisa pemilik toko bersembunyi di ruangan ini."

Suara itu membuat Apo dan Biu langsung menoleh ke arah pintu. Mata mereka membelalak bulat saat melihat Bible tengah berdiri di pintu dengan dua tangan bersedekap.

" KAMU.... "

" KAKAK.... "

" Membicarakan orang di belakang apakah itu sebuah kerjaan? "

" Ti--tidak, kami tidak melakukan itu." Biu bicara dan langsung berdiri seraya menggelengkan kepalanya dan berjalan menghampiri Bible. "Jangan salah paham, kami tidak melakukan itu."

Brother or Love (𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang