28: Her Last Message

233 31 0
                                    

Semua harapannya sirna. [Name] benar-benar telah tiada. Tubuhnya mendingin dengan warna tubuh yang membiru.

Ia menatap [Name] yang tersenyum tipis. Ia menelan pil pahit. Ketika [Name] meninggalkannya, ia masih bisa tersenyum. Sungguh sebegitu menyakitkannya hidup bersamanya?

Itachi tahu jawabannya. Namun, rasanya hati dan pikirannya menolak. Tangannya terulur. Ia ingin meraih tangan kiri [Name]. Namun, langkahnya terhenti.

"Tolong jangan sentuh, [Name]-san, Uchiha-san. [Name]-san meninggal karena racun mematikan yang menyebar ke seluruh tubuhnya."

"Racun?"

[Name] adalah sosok yang mahir dengan racun di masa depan. Terbukti dengan kepandaiannya membuat seseorang pingsan dalam beberapa detik hanya dengan racun yang ia ciptakan.

Namun, ia tidak menemukan hal seperti ini di masa depan! [Name] tidak pernah memiliki ini sebelumnya! Atau tunggu, ia yang tidak tahu menahu tentang gadisnya sendiri?

"Karena kurangnya pengetahuan kami, kami masih mencari tahu jenis racun tersebut. Lalu, kami meminta ijin untuk meneliti tubuh [Name]-san untuk mengetahui jenis racunnya. Apakah diperbolehkan, Uchiha-san?"

Itachi menatap tenaga medis tersebut dengan wajah yang datar. Penjelasannya memang masuk akal. Namun, Itachi menolaknya dengan tegas.

Sudah cukup ia tidak melindungi [Name] dengan benar. Sekarang tidak lagi! Ia akan melindungi gadisnya dengan benar kali ini!

"Setelah seperti ini, bahkan dengan tidak malunya kalian meminta itu?"

Tenaga medis itu terdiam. Begitu pula dengan Kakashi. Kakashi tidak berani berbicara apapun. Ia tahu bagaimana fatalnya keteledorannya bahkan hingga tidak menyadari keadaan rekannya sendiri.

Itachi menghembuskan nafasnya kasar. Ia menawarkan. Jalur tengah diantara mereka. "Teliti darahnya saja. Tubuhnya akan aku bawa. Aku tidak mau membiarkan istriku tidur dengan tidak nyaman."

Yah, meskipun berkata demikian, Itachi harus berdebat dengan pihak rumah sakit setelah pihak rumah sakit mengetahui jenis racun apa yang berada di tubuh [Name].

"Membiarkan [Name]-san pulang hanya akan menyebarkan racun yang terlalu banyak, Uchiha-san! Racun itu sangat berbahaya. Sampai sekarang, tidak ada penawarnya sama sekali! Anda mau membahayakan masyarakat desa dengan menguburnya?"

Itachi melayangkan tatapan mata tidak suka kepada petugas kesehatan yang sedang berjaga dan menyangkalnya berkali-kali.

Mendapatkan tatapan itu, petugas itu memutar bola matanya malas. Ia berdecak. "Bukankah anda sendiri tidak menghargainya? Anda lebih memilih bersama gadis lain daripada istri anda sendiri, bukan? Mengapa berpura-pura peduli seperti ini?"

"Ini-"

Kakashi menghembuskan nafasnya kasar. Ia berujar, "dia meminta untuk tidak membawa pulang jasadnya, Itachi. Ia juga memintaku untuk menghanguskan semua barang-barangnya juga."

Itachi tersentak. Nafasnya berubah menjadi cepat. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Kakashi. Menunjuk Kakashi tegas dengan telunjuk kanannya. "Kau pasti berbohong! Kau-"

"Aku tidak punya alasan untuk itu, Itachi. Aku yang menemaninya di saat terakhirnya tadi dan aku mendengar dengan jelas bagaimana permintaannya."

Itachi menatap [Name] yang terbujur kaku dengan senyuman di bibirnya. Air mata terkumpul di pelupuk matanya.

"Keputusan akhir di tanganmu, tapi aku berharap kau merealisasikan permintaannya untuk pertama kalinya, Itachi."

Tatapan Itachi kosong. Memorinya berputar. Ucapan [Name] tentang waktu yang tersisa, semua rasa sakit [Name] yang ia rasakan baik saat bermisi atau kesehariannya. Itu terlihat tumpang tindih sekarang!

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang