"Ada apa? Kenapa mukamu kusut seperti itu, Sasuke-kun?"
Sasuke mendekat ke arah [Name] yang sedang menambahkan arang pada bunga hydrangea yang tertanam di rumah kaca. [Name] meletakkan arangnya dan membersihkan bekasnya sebelum akhirnya menawarkan tempat duduk kepada Sasuke.
"Kakashi terlambat tiga jam. Alasannya karena pekerjaan dari nee-san."
[Name] menyatukan alisnya. "Aku tidak pernah memberikan pekerjaan selagi dia mengajarmu, Sasuke-kun. Aku hanya memberikan pekerjaan ketika dia tidak bermisi dan mengajarmu. Kurasa kau dibohongi olehnya."
Sasuke berdecak. "Benar. Pasti seperti itu!"
[Name] mengelus surai gelap Sasuke dengan tangannya yang sudah kering. "Kalau dia terlambat lagi, katakan padanya akan kutambah pekerjaan selama satu minggu setiap keterlambatan sepuluh menit."
Seringai muncul di bibir Sasuke. "Ya, nee-san!"
"Omong-omong di mana nii-san?"
"Kakakmu sedang bermisi, Sasuke-kun. Sebentar lagi pasti pulang."
Sasuke menganggukkan kepalanya. "Tumben sekali dia tidak meminta seseorang untuk menemanimu."
"Tadinya Mikoto kaa-san ke mari. Tapi, karena Fugaku tou-san memanggil, kaa-san pulang tiba-tiba."
"Tiba-tiba sekali?"
[Name] menganggukkan kepalanya. "Mikoto kaa-san akan kembali sebentar lagi, Sasuke-kun. Jangan khawatir!"
Belum sampai satu menit, Mikoto telah datang. Bayangannya telah terlihat dari pandangan [Name] dan Sasuke. "Ah, itu Mikoto kaa-san, Sasuke-kun. Tetaplah duduk di sini sebentar, Sasuke-kun. Mikoto kaa-san bilang ia rindu padamu."
Sasuke menganggukkan kepalanya. Ia mengambil tomat yang ada di sebelahnya dan membersihkannya. Ia mengonsumsinya dengan cepat.
Mikoto datang dengan senyuman. Ia memeluk putra keduanya yang sangat jarang pulang ke rumahnya. Ia menatap Sasuke dengan lamat. "Putraku sudah setinggi ini. Kau tidak ingin pulang, Sasuke-kun?"
Sasuke menggelengkan kepalanya. "Aku suka di sini, kaa-san."
"Kau tidak suka di rumah kita?"
Sasuke menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu kaa-san, hanya saja-"
[Name] memasang senyumnya. Ia menangkup lengan adik iparnya. Berniat membantu adik iparnya yang kesulitan mencari jawaban.
"Biarkan Sasuke-kun di sini ya, kaa-san. Aku dan Itachi-kun pasti akan menjaga Sasuke-kun dengan baik."
"Tidak merepotkanmu, [Name]-chan?"
[Name] menggelengkan kepalanya. "Justru aku suka dengan keberadaan Sasuke-kun di sini, kaa-san. Aku tidak keberatan sama sekali."
Mikoto menghembuskan nafasnya panjang. "Baiklah."
Mikoto beralih ke arah Sasuke. Ia melontarkan pertanyaannya, "sudah makan, Sasuke-kun?"
"Belum, kaa-san. Aku langsung kemari saat tidak melihat nee-san dan nii-san di rumah."
Mikoto menganggukkan kepalanya. "Mau kaa-san masakkan?"
Mikoto menolehkan wajahnya ke arah [Name]. "Boleh kaa-san pinjam dapurnya, [Name]-chan?"
[Name] menganggukkan kepalanya. "Boleh, kaa-san."
Mikoto menganggukkan kepalanya. "Mau, Sasuke-kun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]
أدب الهواةJam berdenting. Ia melipat bibir tipisnya. [Name] Uchiha, keturunan tunggal sekaligus pewaris sah keluarga kaya raya Uchiha, membulatkan tekad. Ia memang berhasil menyelesaikan permasalahan rumit klan, mencegah kudeta, dan menjaga anggota klan tetap...