17: His Unstable Ego

224 38 0
                                    

Pagi ini, Itachi tidak memiliki misi apapun. Lelaki itu bergerak ke arah kediaman [Name]. Menghadap ke arah penjaga gerbang rumah [Name].

"Aku mau menemui [Name]!"

Jika biasanya Itachi akan mendapatkan ijin, kali ini, Itachi tidak mendapatkannya.

"[Name]-sama sedang sibuk dengan pembelajaran bisnisnya, Itachi-san. Mohon pengertiannya!"

[Name] sudah memiliki bisnis pribadi. Itachi sudah tahu tentang hal itu. Bisnis yang kini sedang melesat tinggi mengalahkan bisnis keluarganya sendiri. Namun, masihkah orang seperti itu mempelajari dari seorang guru?

Itachi menghembuskan nafasnya kasar. Baiklah, mungkin itu bisa saja terjadi. "Aku akan menunggu di depan kediaman. Jadi, sewaktu [Name] selesai, tolong panggil aku!"

Dua penjaga itu saling melemparkan pandangan satu sama lain. Lalu, melemparkan pandangan mereka ke arah Itachi secara bersamaan. Mereka merasa miris. Karena, sejujurnya perintah [Name] jelas bukan menghalangi Itachi berkunjung selama [Name] belajar. Namun, ini terkait hal lain.

(⁠✯✯⁠)

Setelah sekian lama menunggu. Bahkan hingga senja hari, Itachi tetap tidak mendapatkan ijin. Penjaga itu berkata, "[Name]-sama sedang lelah usai pembelajaran, Itachi-san. Mohon pengertiannya!"

Biasanya, selelah apapun [Name], ia pasti akan menerima tamunya. Lalu, mengapa sekarang berbeda? Mungkinkah itu benar-benar lelah?

(⁠✯✯⁠)

"Jadi begitu? Mungkin [Name] benar-benar lelah. Kudengar bisnis keluarganya cukup banyak. Mungkin cukup sulit memahaminya karena bidang yang sungguh berbeda dengan ninja."

Itachi melipat senyum tipisnya. Yah, mungkin saja begitu. Benar, bukan?

Itachi memukul kepalanya pelan. Berusaha mengenyahkan pikiran negatifnya mengingat bagaimana jeniusnya [Name] hingga mampu membongkar kebusukan Danzo yang jarang diketahui orang dan banyak trik lain yang ia lakukan.

Sementara Shishui hanya melontarkan kalimat itu untuk menenangkan Itachi. Shishui tahu bagaimana jeniusnya [Name]. Ia juga tahu bahwa tidak ada kemungkinan bahwa orang sejenius itu membuat alasan sedemikian rupa.

Shishui meneguk ludahnya kasar. "Bagaimana jika kita tunggu di rumahku, besok?"

Itachi menatap Shishui dengan heran. "Besok?"

Shishui menganggukkan kepalanya. "Besok adalah waktu [Name] untuk memberikan obat kepada tou-san."

Itachi menganggukkan kepalanya antusias. Benar, masih ada cara lain. Ia tidak perlu menyerah!

(⁠✯✯⁠)

Berbeda dengan perkiraan keduanya, [Name] tidak datang. Sebagai gantinya, orang yang mengaku kepercayaannya dengan surat khas milik [Name] datang.

Orang itu membungkukkan tubuhnya. Ia menyerahkan surat dari [Name] untuk Shishui. "Surat ini perlu dibaca di atas lilin. Lalu, anda bisa memastikan bahwa saya benar-benar utusan [Name]-sama."

Shishui meraih surat dan menghidupkan lilin yang ada di nakas. Membaca surat tersebut.

Itachi yang ikut serta di sisi Shishui melakukan tindakan yang sama. Ia meneguk ludahnya kasar. Dengan suara tercekat, Itachi berujar, "ini memang tulisan tangan [Name]. Cara pengirimannya pun sama dengan dia."

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang