47: The Family Things

154 19 0
                                    

Setelah mengetahui kehamilan [Name] adalah kehamilan kembar. Itachi mengurus cuti ninja milik [Name]. Tentunya atas persetujuan istrinya itu.

[Name] hanya mengurus bisnis, dan menjaga kehamilannya. Bisnis yang hanya tinggal [Name] pantau dari jauh. Sehingga tidak begitu mempengaruhi kesehatannya.

Itachi telah kembali dari pelatihan bersama Sasuke di gedung kosong sebelah taman kaca. [Name] tersenyum. Ia melihatnya dari sudut kolam renang.

Itachi berjalan mendekat ke arah [Name] seraya melepaskan pakaian atasnya. Ia menceburkan diri di dalam kolam renang. Berenang hingga tubuhnya mendekat ke arah istrinya.

[Name] memegang rahang Itachi. "Lelah?"

Itachi menggelengkan kepalanya. Ia mengistirahatkan kepalanya di pundak istrinya.

[Name] tersenyum. Ia memeluk pinggang Itachi dengan segala usaha yang ia bisa mengingat usia kandungannya telah menginjak tiga puluh tiga minggu.

"Sudah hampir mendekati ujian chunin. Bagaimana perkembangan Sasuke-kun?"

Berbicara mengenai Sasuke. Sudah lebih dari enam bulan Sasuke lebih memilih tinggal bersama dengan [Name] dan Itachi daripada bersama dengan Fugaku dan Mikoto.

[Name] membebaskannya. Itu tidak masalah. Justru hal yang baik untuk menjaga Sasuke di sisi Itachi. Mental Sasuke pasti aman dan kemampuannya dapat meningkat dengan pasti.

"Yah, meskipun elemen kami berbeda, tapi Sasuke berkembang dengan sangat baik. Itu pasti akan membantunya untuk menghadapi Orochimaru."

[Name] menganggukkan kepalanya. "Aku akan mengirimkan She nanti. Untuk berjaga jika Orochimaru bermacam-macam kepada Sasuke-kun. Tidak apa, Itachi-kun?"

Itachi menganggukkan kepalanya. "Selagi kau tidak hadir di sana itu tidak masalah, [Name]."

[Name] menganggukkan kepalanya. Wanita itu mengetukkan jari telunjuknya di dagunya. Menunjukkan pose berpikir seraya berujar, "bagaimana jika kita membuat identitas palsu sebagai chunin senior untuk bisa masuk di area hutan larangan?"

Itachi menatap manik mata [Name] dengan lekat-lekat. Mengetahui bahwa itu adalah sinyal, [Name] segera melanjutkan kalimatnya. "Itu tidak aku gunakan. Tapi, kau gunakan. Bagaimana?"

"Tapi, bagaimana dengan-"

[Name] tersenyum. Mengecup pipi Itachi. "Ada Mikoto kaa-san. Jangan terlalu khawatir, Itachi-kun!" 

Melihat rahang Itachi yang masih mengeras, [Name] mengelusnya perlahan. Menatap Itachi dengan dalam namun meyakinkan. "Aku baik-baik saja, Itachi-kun. Shu pasti datang jika aku memanggilnya. Bukankah posisi Sasuke-kun lebih rawan daripada aku?"

Itu adalah hal yang benar. Namun, meninggalkan [Name] dalam kondisi seperti ini juga salah! Itachi mengambil nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia mengambil jalan tengah.

Itachi berujar, "aku akan meminta Shishui menyamar. Aku tidak mau meninggalkanmu yang sedang hamil besar."

"Baiklah. Aku akan menghubungi Aiko."

Itachi menganggukkan kepalanya. Ia masih terngiang dengan ucapan Akihiko. Terkait adiknya, sudah ada beberapa yang mengawalnya diam-diam. Pasti tidak akan terjadi apapun, bukan?

(⁠✯✯⁠)

[Name] duduk di depan kolam renang. Meletakkan beberapa onigiri, kubis rebus, dan minuman hangat di meja. Ia menepuk pelan kursi sebelah kanannya. Memberikan isyarat untuk Itachi yang mengikuti dirinya duduk dengan pelan.

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang