"Tolong putarkan waktu untuk istriku!"
Suara serak bariton dari seberang sontak membuat [Name] mengalihkan perhatiannya dari taman bunga hydrangea ungu yang ada di depannya.
Kepalanya memutar seratus delapan puluh derajat. Tatapan matanya jatuh ke arah laki-laki yang kini sedang duduk di bawah.
Tidak! Tunggu! Mengapa Itachi bersimpuh di depan sana! Apa yang sedang terjadi? Mengapa Itachi duduk bersimpuh di bawah di hadapan dua sosok laki-laki itu?
Namun, tidak! Ada hal yang mengganjal. Begitu mengganjal di hati [Name]. Ucapan Itachi yang meninggalkan bekas. Bekas yang sulit untuk [Name] hiraukan.
Kata istri cukup mengganggu. Sepengetahuannya, Itachi belum menikah. Lalu, apa ini? Memutar waktu untuk istri? Siapa istrinya? Apakah Itachi menikah diam-diam dan menipunya selama ini?
Suasana hati [Name] memburuk. Kedua tangannya terkepal. Alisnya menyatu. Tentu saja dengan dahi yang berkerut.
"Aku memiliki banyak penyesalan. Sikap tidak enakanku menghancurkan semuanya. Aku ingin membahagiakannya. Tolong bantu aku!"
Suara yang sangat parau itu keluar. Isak tangis juga tidak berhenti sedari [Name] mendengarkan kalimat yang keluar dari bibir Itachi.
Lagi, [Name] berdecak kesal. Ia tidak suka melihat Itachi begitu mencintai wanita itu!
"Baiklah! Tapi, ada harganya."
Itachi membeo, "harga?"
Salah satu sosok itu menganggukkan kepalanya. "Kehidupan baru tanpa keberadaan masing-masing."
Itachi terdiam.
Sosok itu melanjutkan kalimatnya, "akan kami rubah sebagian sikap kurang percaya dirinya dan akan kami munculkan rasa cinta dalam kepada anda. Setelah kehidupan ini, kalian akan kembali bersatu dalam kehidupan baru selanjutnya. Bagaimana?"
Tanpa pikir panjang, Itachi menganggukkan kepalanya. "Apapun itu, aku tidak masalah."
[Name] membulatkan matanya. Apakah pendengarannya bermasalah? Ia mendengar hal yang benar? Apakah Itachi benar-benar mencintai wanita itu hingga membuatnya rela membayar harga yang begitu besar?
Sosok itu tersenyum tipis. Ia berujar, "jangan sia-siakan kesempatan ini!"
Tidak berselang lama, waktu berputar. Gerbang dimensi pun terbuka. Dari bawah, muncul sebuah peti. Peti dengan tubuh wanita yang sialnya tidak dapat [Name] lihat dari kejauhan ini.
[Name] melipat bibirnya. Ia meneguk ludahnya kasar. Dengan suasana hati yang semakin memburuk, ia mencoba menetralkan perasaannya.
[Name] membuang mukanya. Melangkahkan kakinya menjauh. Mengurangi intensitas ketajaman inderanya. Bagaimanapun juga, melihat Itachi begitu mencintai seorang wanita bahkan rela memutar waktu untuknya adalah hal yang menyakitkan!
Namun, sebagaimanapun [Name] mencoba menjauh dan membuang atensinya, inderanya masih berfungsi. Ketajaman inderanya tidak berkurang banyak. Pendengarannya masih mampu menangkap suara dari Itachi dengan jelas.
"Aku mencintaimu, [Name]. Kembalilah sebagai istriku di kehidupan yang akan datang! Akan aku bahagiakan dirimu di sana. Maafkan aku yang memiliki banyak kekurangan, istriku!"
Suara yang sedang [Name] hindari kini membuatnya tersentak. Ucapan yang dikeluarkan menghentikan kegiatannya. Seketika, jiwanya bergerak. Mengarah ke Itachi kembali.
Dengan dahi yang berkernyit, ia menjatuhkan tatapannya ke arah peti. Peti yang mulai menghilangkan pinggirannya dan menampakkan sebuah tubuh.
Tubuh yang semakin membuatnya tersentak. Tubuh itu adalah tubuhnya! Tubuh yang ia gunakan di masa ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]
FanfictionJam berdenting. Ia melipat bibir tipisnya. [Name] Uchiha, keturunan tunggal sekaligus pewaris sah keluarga kaya raya Uchiha, membulatkan tekad. Ia memang berhasil menyelesaikan permasalahan rumit klan, mencegah kudeta, dan menjaga anggota klan tetap...