53: The Great Offer

139 21 4
                                    

Berkat rencana Itachi dan bantuan [Name] yang mengirimkan Shi dan Shu, kerusakan desa akibat penyerangan dadakan dari Orochimaru bisa berkurang, penyergapan lawan menjadi lebih mudah. Sasuke juga berhasil selamat meskipun kematian hokage tidak bisa dihindarkan.

Terkait Orochimaru, dia benar-benar kabur dari penyegelan yang dilakukan oleh hokage. Itachi menatap adiknya yang terbangun setelah berhasil tertidur berkat Shu. Yah, setidaknya, adiknya selamat.

"Apa yang terjadi?"

Itachi tersenyum simpul. "Semuanya baik-baik saja, Sasuke. Teman-temanmu juga begitu."

Sasuke berdecih. "Siapa yang temanku? Aku tidak punya teman, nii-san."

Itachi terkekeh geli. Ia mengusak rambut adiknya. "Istirahatlah, otouto! Aku akan pergi dahulu."

Sasuke menahan lengan Itachi. Ia bangun dari tempat tidurnya. "Aku ikut! Aku mau bermain dengan Ichiro dan Eiji!"

(⁠✯✯⁠)

[Name] menatap adik iparnya dengan lembut. "Kau sudah baik-baik saja, Sasuke-kun?"

Sasuke menganggukkan kepalanya. Ia menekan pipi halus Eiji. "Nee-san, kapan mereka memperlihatkan warna mata dan rambutnya? Aku penasaran."

[Name] terkekeh. "Mereka pernah membuka mata loh. Tunggu saja, ya! Untuk warna rambut, mungkin akan terlihat sekitar lima bulan ke depan."

Manik mata Sasuke berbinar. "Benarkah?" 

[Name] menganggukkan kepalanya. Tidak berselang lama, Eiji membuka matanya. Begitu pula dengan Ichiro. Membuat [Name] berseru antusias, "lihat, mereka mendengarkan jii-san."

"Wah, benar! Lucu sekali! Aku ambil, ya!"

"Apanya yang diambil?"

"Anakmu."

Itachi terkekeh melihat interaksi adiknya yang begitu menginginkan kedua putranya. Ia menambahkan, "memangnya kau bisa menyusuinya, Sasuke?"

"Tidak juga sebenarnya."

Seketika tawa kecil keluar dari bibir Itachi. Merasa terganggu dengan suara dari ayahnya, baik Ichiro maupun Eiji menggerakkan tangan dan kakinya bergantian.

Sasuke bergumam, "apa perlu aku bersuara cukup keras agar mereka bergerak?"

Itachi tergelak. "Tidak, otouto! Kemarilah! Biarkan mereka istirahat!"

"Tidak mau! Aku ke sini untuk menemui mereka bukan menemuimu, nii-san."

Itachi tersenyum tipis, ia bergumam, "posisiku tergantikan?"

[Name] yang mendengar pertanyaan Itachi hanya mampu terkekeh. Ia mengelus paha Itachi. Mencondongkan tubuhnya ke arah Itachi. Mengecup pipi kanan Itachi. "Jangan cemburu, Itachi-kun!"

Itachi terkekeh. Ia mendekap istrinya dengan erat. "Aku tidak cemburu, istriku. Tenanglah!"

(⁠✯✯⁠)

Itachi datang ke pemakaman hokage bersama dengan Sasuke. Kali ini, ia berhasil datang setelah tidak mengunjunginya di kehidupan keduanya.

Setelah memberikan penghormatan, Naruto datang mendekat. Ia mengajak Sasuke, "Sasuke, ayo pergi ke kedai ichiraku!"

Sasuke berdecak. "Tidak!"

Naruto menyeret Sasuke. "Ayolah, Sasuke! Kau sudah lama tidak keluar rumah, bukan? Jalan-jalan itu bagus untukmu, baka!"

Sasuke mengibaskan tangannya. "Pergilah sendiri, usuratonkachi! Aku tidak berminat!"

Naruto mencibir. Mengikuti setiap kalimat yang keluar dari bibir Sasuke. Sasuke mendesah kesal. Ia kembali berdecak. "Menyebalkan sekali kau!"

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang