Shishui menyesap air putih yang disediakan oleh pemilik rumah seraya berujar, "tidak ada yang lain, Itachi? Jauh-jauh aku berkunjung dan kau hanya menyediakan air biasa?"
Si pemilik atau biasa dipanggil dengan nama Itachi itu menghembuskan nafasnya lelah. Ia melangkahkan kakinya. Mendekat ke arah lemari pendingin di dapur.
Tangan Itachi terulur. Mengambil beberapa adonan smoothies yang disiapkan oleh istrinya dan membuatnya dalam bentuk minuman.
Ia menuangkannya di dalam gelas tinggi dan besar. Tak lupa ia sajikan mochi dan beberapa buah di piring. Membawanya ke ruang tamu.
Shishui yang melihat uguisu mochi mengulum senyumnya. "Kutebak isinya bukan bubuk kacang azuki tapi es krim kacang azuki. Benar?"
Itachi menganggukkan kepalanya. "[Name] yang membuatnya tadi sore."
Shishui mengambil satu uguisu mochi. Giginya bekerja. Mengunyah uguisu mochi dengan lembut. Begitu ia berhasil menelannya, Shishui berceletuk, "kesukaan [Name] semakin menjadi, ya?"
Itachi melemaskan kepalanya. Menggerakkan kepalanya ke arah kanan dan kiri hingga berhasil bersuara. "Kau saja yang tidak mengenalnya, Shishui."
Shishui meneguk smoothies yang dibuatkan oleh Itachi. Ia mencibir, "yah, istrimu cukup misterius beberapa waktu yang lalu. Itu sangat wajar."
"Omong-omong, makanan di rumahmu sangat enak. Kalau aku makan di sini setiap hari apa boleh?"
Itachi menaikkan sebelah alisnya. Ia menggelengkan kepalanya setelahnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"
Shishui mengambil nafas dalam. Tak lama kemudian, ia menghembuskannya dengan kasar. Ia berujar, "adikmu datang dengan pola mata baru padaku."
Itachi menghembuskan nafasnya panjang. Ia tahu ini. Beberapa waktu yang lalu, secara tidak sengaja, ia melihat bagaimana pola mata baru milik adiknya sewaktu adiknya berlatih sendirian. Pola mata yang begitu mirip dengan pola mata milik adiknya di kehidupan sebelumnya.
"Kau tahu penyebabnya?"
Itachi menggelengkan kepalanya. "Aku masih mencari tahu penyebabnya."
"Aku mengerti. Dia juga memintaku untuk mengajarinya. Kau mengijinkannya?"
Itachi menganggukkan kepalanya. Tidak ada alasan untuk Itachi menolaknya. Di kehidupan pertama, Sasuke mempelajari jutsu yang sama sekali bukan berasal dari elemen yang sama dengannya karena mempelajari jutsu sepenuhnya dari Itachi. Di kehidupan kedua, Sasuke mempelajari jutsu yang berasal dari elemen yang sama dengannya dari sosok yang cukup berbahaya yaitu Orochimaru. Di kehidupan ketiga ini, sosok yang memiliki elemen yang sama dengannya dan lebih aman adalah Shishui.
Shishui merupakan kandidat yang lebih aman dan lebih kuat. Ia bisa mempercayakan adiknya sepenuhnya pada orang semacam Shishui. Adiknya di kehidupan ini pasti tidak kalah hebat dari adiknya di kehidupan sebelumnya.
"Setelah gedungku selesai kuperluas, ajarilah ia!"
"Baiklah."
Itachi tersenyum. Kali ini, senyumnya tulus. Ia berujar, "aku titip adikku, Shishui!"
Tangan Shishui terulur di udara. Tepatnya di hadapan Itachi seolah sedang meninju udara di hadapan Itachi. Ia melukiskan tawa riangnya seraya berujar, "tidak perlu khawatir. Adikmu aman padaku!"
"Ah. Aku butuh bantuanmu juga, Shishui."
Shishui membeo, "bantuan?"
Itachi menganggukkan kepalanya. Ia menyeringai. Lalu, bibirnya mulai bergerak untuk membeberkan rencananya. Membuat Shishui mengulum senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]
Fiksi PenggemarJam berdenting. Ia melipat bibir tipisnya. [Name] Uchiha, keturunan tunggal sekaligus pewaris sah keluarga kaya raya Uchiha, membulatkan tekad. Ia memang berhasil menyelesaikan permasalahan rumit klan, mencegah kudeta, dan menjaga anggota klan tetap...