"Selamat ulang tahun, Itachi-kun!"
Itu adalah kalimat yang terdengar setelah Itachi berhasil masuk ke dalam kamarnya. Di hadapannya, ada [Name] yang membawa kue ulang tahun berdiri.
"Itachi-kun, jangan hanya melihatku saja! Tiup lilinnya juga!"
Itachi terkekeh. Ia bergerak maju. Melangkahkan kakinya mendekat ke arah [Name]. Bibirnya bergerak. Meniup lilin yang sudah dinyalakan dengan api.
Itachi meraih kue yang dibawa oleh [Name] dengan tangan kirinya. Tangan kanannya yang penuh dengan hadiah itu pun meletakkan beberapa tas belanjaannya. Beralih menggenggam pinggang ketat [Name].
Itachi meletakkan kepalanya di bahu polos milik [Name]. Ia berbisik, "kau menggodaku, [Name]?"
Tangan [Name] terulur. Meraih kimono yang memang ia desain sedemikian rupa. Menurunkannya hingga benar-benar mendekati batasnya.
Itachi meletakkan kue yang tengah dibawanya. Meraih [Name] dan merangseknya. Ketika ia hendak membawa [Name] ke arah ranjang, [Name] menghentikannya.
[Name] tersenyum. "Kita rayakan ulang tahunmu dahulu, ya."
Bibir Itachi mengerucut. [Name] menyeret lengan Itachi. Mengarahkan lelaki itu ke arah balkon. Tangannya terulur. Menunjuk ke arah langit malam.
"Lihat itu, Itachi-kun! Aku menyiapkannya untukmu!"
Di depan sana, ada beberapa lampu yang telah didesain membentuk huruf. Huruf yang bertuliskan ucapan selamat ulang tahun untuknya. Lalu, berganti membentuk dango, dan beberapa benda yang ia sukai.
Itachi yang ada di belakang [Name] meletakkan kepalanya di pundak [Name]. Tangannya terulur. Bergerak ke arah dada sekalnya dan menurunkan kimononya melewati batas. Itachi meremas kedua payudaranya. Membuat [Name] mendesah.
"Terima kasih, [Name]. Ini hadiah yang indah untuk kita berdua."
Di sela-sela kenikmatan yang ia rasakan, [Name] berujar dengan terbata-bata, "aku menyiapkan ini untukmu, Itachi-kun."
"Kau juga berulang tahun hari ini, sayang."
[Name] berseru. Suaranya cukup tinggi. "Ah, aku lupa."
"Yah, tidak masalah."
Itachi menggiring [Name] masuk ke dalam kamar kembali. Tak lupa, tangannya menutup jendela balkon. Ia membawa [Name] ke arah ranjang yang telah dihias sedemikian cantiknya dengan bunga wisteria.
"Tidak, Itachi-kun! Kau tidak ingin makan dahulu? Aku telah menyiapkan makanan untuk kita-"
Itachi mengecup bibir [Name]. "Aku ingin makan sekarang!"
Berbeda dari maksud [Name], Itachi malah memposisikan [Name] di atas ranjang. Dengan kecepatan berpikirnya, akhirnya [Name] mengalungkan tangannya ke arah leher Itachi. Ia mengecup pipi Itachi. Mengarahkan kepala Itachi ke dadanya. "Aku milikmu, Itachi-kun!"
Tangan kanan Itachi meraih paha [Name] yang terbuka. Membukanya lebar-lebar. "Ya, kau milikku, [Name]. Kau milikku."
(✯✯)
"Tunggu, Itachi-kun! Aku lapar!"
"Kau lapar?"
[Name] menganggukkan kepalanya. Itachi menghembuskan nafasnya panjang. Ia menelan ludahnya. Ia akan menekan nafsunya untuk sesaat. Tidak mungkin Itachi membiarkan istrinya kelaparan, bukan?
Tangan Itachi terulur. Mengambil pakaian yang berserakan di lantai kamarnya. Ia mengenakan celana panjangnya. Lalu, menyerahkan kaosnya kepada [Name].
[Name] menerimanya dengan kekehan. "Apakah kimono yang aku kenakan sungguh rusak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]
FanfictionJam berdenting. Ia melipat bibir tipisnya. [Name] Uchiha, keturunan tunggal sekaligus pewaris sah keluarga kaya raya Uchiha, membulatkan tekad. Ia memang berhasil menyelesaikan permasalahan rumit klan, mencegah kudeta, dan menjaga anggota klan tetap...