25: The Promised Gift

222 29 0
                                    

Itachi membuka manik matanya. Hal aneh yang ada di hadapannya saat ini adalah tampilan atap. Meskipun sekilas, Itachi ingat dengan pasti jika tampilan atap penginapan tidak terlihat sama dengan tampilan atap kamarnya. Saat ini, tampilan atap yang ia tempati adalah tampilan atap kamarnya.

Lalu, Itachi bergerak ke sisi kanannya. Manik matanya semakin melebar kala ia tidak mendapati keberadaan [Name] di sisinya.

"- ini?"

Itachi ingin menyebutkan nama [Name]. Namun, anehnya itu tidak keluar. Seperti ada batasan untuk Itachi mengeluarkan suaranya.

Selain itu, ada hal yang lebih aneh lagi. Suara yang keluar dari bibirnya terdengar lebih ringan daripada suara yang sering ia keluarkan.

Itachi ingin bergerak ke arah cermin. Memastikan sesuatu terlebih dahulu. Namun, gerakannya terhenti dengan suara ibunya yang berujar, "Itachi-kun, ayo makan bersama!"

Seperti sudah diatur, Itachi menjawab secara otomatis, "ya, kaa-san! Aku akan segera datang!"

Langkah Itachi bergerak sendiri. Untungnya, Itachi sempat menangkap bayangannya di kaca dengan jelas melalui sudut ekor matanya.

Ia tersentak dengan kenyataan bahwa fisiknya adalah fisik anak laki-laki berusia sepuluh tahun.

Apakah ia kembali? Tidak, bagaimana dengan pencapaiannya? Bagaimana dengan [Name]? Ia hampir mencapai akhir, bagaimana ini bisa terjadi?

Seusai makan, Itachi bergerak ke rumah Shishui. Tepatnya rumah lamanya. Ia tidak tahu mengapa. Namun, langkahnya seperti sudah tertuju ke arah sana. Seperti sudah diatur. Di sana ayahnya masih terbaring di atas kasur dan tidak mampu melakukan apapun. Itachi mengernyitkan dahinya.

Seharusnya, di masa ini, [Name] telah melakukan beberapa penyembuhan. Ayah Shishui seharusnya sudah bisa untuk sekedar duduk di atas tempat tidur.

Di sini terlalu aneh! Lagi, ketika Itachi ingin menanyakan keberadaan [Name], suaranya tidak keluar. Bahkan saat ini, Shishui juga sama anehnya. Ia tidak membahas [Name] dan hanya membahas Izumi. Apa yang terjadi?

Beberapa waktu telah berlalu. Itachi kini berusia lima belas tahun. Remaja itu tidak bisa berkunjung dan menemui [Name] sesuai keinginannya.

Langkahnya dan tindakannya seperti sudah tertulis dengan jelas. Rasanya seperti ada paksaan di dalam tubuhnya. Seperti saat ini. Ia sedang berada di danau bersama Izumi.

Izumi tersenyum manis. "Kau ingin ini, Itachi-kun?"

"Boleh."

Itachi mengambil dango yang ditawarkan Izumi dan memakannya dengan senyuman meskipun dirinya sendiri tidak menginginkannya dan ingin menolaknya. Itachi merasa muak. Dirinya terus menerus tidak mampu menggerakkan tubuhnya sendiri.

Sejujurnya, di waktu seperti ini, Itachi merasa seperti berselingkuh. Ia sudah mengaku mencintai [Name], namun tidak mampu menolak gerakan tubuh yang sangat [Name] benci. Sungguh miris sekali!

Itachi yakin perasaannya adalah valid. Perasaan cintanya kepada [Name] bukan bohong dan Itachi bisa memastikan itu!

Itachi ingin marah. Ia ingin kembali. Kembali ke pelukan [Name] dan berbahagia di sana. Tempat di mana Itachi pulang dan mampu menggerakkan tubuhnya secara bebas. Bukan seperti boneka dengan jiwa seperti ini!

Kali ini, Itachi sudah berusia sembilan belas tahun. Itachi yakin bahwa [Name] sudah berusia dua puluh satu tahun mengingat jarak usia mereka adalah dua tahun.

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang