Thirty Five

15 7 0
                                    

𓆝 𓆟 𓆞
BAB 35
𓆝 𓆟 𓆞

Kembali di rumah, cuaca mulai dingin setiap malamnya. Leo hobi sekali menghabiskan waktunya untuk duduk di depan api unggun dengan segelas cokelat panas.

Malam ini, Olivia bergabung di sebelahnya dengan makaroni pasta penuh keju dan juga segelas cokelat yang sama.

"Senang melihat kakimu bisa menekuk seperti itu sekarang," peruntuk Leo setelah sekian lama hening. Olivia hanya berdehem karena mulutnya sibuk dan asik mengunyah.

"Kau tidak mau pergi kemana-mana kan malam ini?" tanya Leo melihat pada Olivia dengan gaya rambutnya yang dikepang dua ke depan dan riasannya yang lumayan tebal terutama dibagian mata.

Olivia menggeleng, "Mau langsung tidur."

"Dengan riasan wajah?" tanyanya heran.

"Oh iya, hapus dulu."

Leo berdecak membuat Olivia melirik tajam padanya.

"Kenapa? Mataku bagus kan," tanyanya sinis sambil memamerkan riasan matanya yang dipenuhi gliter.

"Sebentar lagi halloween, aku menunggumu cosplay jadi nenek sihir."

"Aku mau jadi little red."

Leo mengangkat sebelah alisnya. Waktu berjalan dengan cepat, membawa mereka pada perayaan All Hallows Eve.

Leo sudah mencoba menghindar setengah mati dari pakaian yang diberikan Olivia padanya. Di lain sisi ia tidak bisa sampai marah pada teman masa kecilnya yang sudah berpakaian ala little red dengan sebuah kain merah tipis di kepalanya.

Sebenarnya Leo tidak masalah dengan pakaiannya, dia suka celana cokelat gelapdengan kemeja lengan panjang yang warnanya lebih sedikit muda dengan bulu-bulu di lengannya.

Awalnya Leo pakaian serba hitam dengan jaket kulit tapi Olivia menyuruhnya berganti karena tidak serasi dengan gaun merah pendeknya.

"Nah, ayo pakai kepalanya." Olivia memasukan kepala serigala ke kepala Leo.

"Aku tidak suka ini, berat dan pengap di dalam," komentarnya.

"Ooh ayolah, bagi-bagi permen ke anak-anak tidak akan lama." Olivia mengambil satu keranjangnya lalu ia menggandeng tangan Leo.

Leo tidak tahu apakah sebenarnya ia menikmati acara aneh sore ini. Awalnya ia hanya diam dan berjalan terpaksa sebelum bertemu dengan anak-anak nakal yang terus meledeknya hingga akhirnya ia mendalami perannya sebagai serigala.

"Aku tidak mau bermain kejar-kejaran lagi sama anak-anak." Peruntuk Leo mengeluh setelah akhirnya sampai kembali ke rumah.

"Ouh, aku sudah tua sekarang." Leo memegangi pinggang bawahnya yang terasa nyeri.

"Kau tidak punya stock mi?" tanya Olivia yang mengundang penjelasan dari Leo soal angka penderita kanker yang naik setiap tahunnya disebabkan oleh mi instan.

"Aku mau beli, kau mau ikut?"

"Malas tapi kalau kau diculik, serigala bakalan kehilangan makan malamnya hari ini."

Leo memutar bola matanya ketika mendengar kekehan kecil dari Olivia. Dia buru-buru bangkit dari sofa dan mendahului wanita itu untuk mengambil jok penumpang.

"Nih. Aku malas," katanya memberikan kuncinya.

Olivia memutar bola matanya. Mobil box mereka meluncur menuju supermarket yang lumayan jauh dari rumah sewa mereka tapi cukup besar.

"Jangan cuman beli dua mi instan kalau udah jauh-jauh ke sini."

"Yeah, aku akan beli semua rasa."

Leo melotot ketika Olivia memasukan ke troli dua rasa mi instan sekaligus dari semua rasa yang ada.

Spicy PiscesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang