Twenty Three

97 68 0
                                    

𓆝 𓆟 𓆞
BAB 23
𓆝 𓆟 𓆞

Leo kembali untuk membawanya pergi. Untuk menerjunkannya langsung ke lapangan. Dia sama sekali tidak berubah. Tetap dengan gaya pakaiannya yang serba coklat dan terkesan tua. Dia kembali dengan sekotak box penuh dengan informasi yang Olivia nilai sangat menganggu ke

"Kenapa dia mengubah warna rambutnya?" tanya Olivia mengamati foto-foto yang diambil Leo. Dia memang mata-mata handal selagi menganggur karena tidak ada klien baru.

"Terakhir kali dia mengubahnya karena stress."

"Di foto itu saat itu, rambutnya sudah blonde. Umur berapa waktu itu ya, sepuluh?"

Leo hanya diam. Dia menyimpan sesuatu yang ditutup rapat-rapat. Olivia menyusun semua foto di atas meja. Mengamati satu persatu gambar yang ada. Dia tidak pernah melihat Liam merokok sebelumnya, dia tetap menjalankan bisnisnya diam-diam tapi wajahnya kelihatan lelah disemua foto yang berhasil ditangkap.

Olivia membenci foto Liam bersama Jack, mengingat kembali setiap pertemuannnya dengan Jack terlebih saat pesta pernikhannya, dia terkesan sangat pedofil dan menyeramkan.

Jack pasti membawa pengaruh buruk.

Beralih pada foto-foto lain, ada banyak foto perempuan yang entah siapa. Dari yang usia remaja sampai sekitar empat puluh tahunan. Ada yang kondisinya sangat parah karena mereka adalah pemakai, mirisnya kebanyakan dari mereka yang memakai adalah golongan remaja.

"Foto perempuan-perempuan yang kuselamatkan," jelas Leo menyadari Olivia membutuhkan penjelasan soal gambar itu.

"Pemakai seperti mereka kumasukkan ke pusat rehabilitasi."

"Apa tujuanmu menyelamatkan mereka?"

"Untuk menyiapkan pasukan dimasa depan."

"Bagaimana kalau mereka menolak bersaksi?"

"Satu kata untuk mereka, bodoh. Tapi ya aku tidak memaksa."

Olivia mengerti. Dia kembali melihat pada jepretan foto Liam yang membuat Olivia ingin menemui pria itu secepat mungkin.

"Aku menemukan soal Rettlesnake, itu nama yang Liam pakai?"

"Kau berkembang dengan baik."

"Aku mau coba bicara dengannya."

"Silahkan."

Mata Olivia memincing tajam ketika pantulan Leo dari cermin mau menyerangnya dari belakang. Kepalanya menunduk, Olivia berhasil menghindari serangan mendadak dari Leo. Olivia mengulas senyum ketika dia berhasil menahan tangan Leo yang mau meninjunya. Dia mencoba agar tidak terlalu keras menendang perut Leo. Kemapuan pertahannya berhasil menangkis semua serangan Leo. Mata tajamnya mengambil kesempatan dimana dia bisa meraih lengan Leo yang kemudian Olivia banting tubuhnya.

Leo tersenyum sambil terengah. Dia melihat pada Olivia lalu memberikan ibu jarinya.

"Cuman segitu?" tanya Olivia meledek.

"Kau menantang ya."

Senyum di bibirnya semakin jelas.

"Ayo, aku mau bertemu dengannya."

Kamp pelatihan di Georgona memberikan kesan sangat baik untuknya. Kate membawakannya brownies yang dia buat sendiri. Olivia berharap dia bisa bertemu kembali dengan Kate agar bisa lebih banyak berbagi cerita.

"Kita akan datang lagi ke sini?"

"Kau bisa datang kapan saja."

Olivia mengangguk, dia melihat kamp yang dari atas hanya terlihat seperti rumah penduduk biasa untuk terakhir kalinya.

Spicy PiscesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang