Twenty Eight

45 25 0
                                    

𓆝 𓆟 𓆞
BAB 28
𓆝 𓆟 𓆞

Satu hari yang sial bagi Oliver dengan kakinya yang masih patah. Olivia membuktikan kemampuannya melumpuhkan lawan di sepanjang koridor.

"Kau tidak perlu khawatir lagi Willy," katanya bangga membalik badannya dan melihat puluhan orang terkapar di lantai.

Refleks matanya yang cepat menyelamatkannya dari tembakkan yang muncul dari sisi kanan dan kiri. Olivia mundur lalu dia mencoba melawan gravitasi karena lorongya cukup sempit dia bisa menyangga dirinya di atas.

"Hai," sapa Olivia ketika dua orang itu muncul dan kebingungan dimana dirinya berada.

BUKGH!

Taktiknya berhasil.

Leo tertawa puas di belakang sana, gayanya masih sama sebagai Willy. Dia mengambil senjata dua orang itu untuk satunya dia lempar pada Olivia. Keduanya berdiri di sisi pintu sebelum mendobrak masuk ke depan.

"Angkat tangan!"

Oliver si wajah bulat yang sedang santai dengan kaki terpasang gips lurus ke atas meja mengangkat kedua tangannya.

"Wow wow wow, ada apa ini?"

"Halo, kami datang untuk membuat penawaran."

"Kedengarannya tidak seperti itu," sahutnya masih tampak santai.

"Kudengar kalian punya emas," kata Olivia, menurunkan senjatanya, membiarkan Leo yang menodongkan.

"Tentu, kau tidak lihat jari-jariku?"

"Bukan itu, timbunamu. Kudengar beberapa hari lagi akan dipindahkan."

Oliver tidak menjawab tapi rahangnya mengeras menahan emosi.

"Aku mau kau mengajukan diri untuk mengirimkan setengah orang-orangmu untuk mengurus pemindahan emas itu."

Oliver menggeleng, "Tidak bisa dan tidak mau."

"Dari antara kalian bertujuh, hanya kau yang belum pernah. Kali ini kau harus mengajukan diri."

Lagi-lagi jawaban Oliver sama.

"Maka penawaran ini akan kuberikan pada yang lain. Ada kata-kata terakhir?"

"Ouh." Tidak lama terdengar bunyi sirine. Leo berdecih, Oliver baru saja menekan sesuatu dengan satu kakinya dari balik meja.

"Kucing nakal, kamu yang meminta kami bersikap kasar." Leo berjalan mendekati Oliver dan meletakkan ujung senjatanya pada pelipis pria itu.

Olivia membalik badannya ketika pintu di belakang terbuka, dia refleks mengangkat senjatanya ketika segerombolan orang masuk membawa senjata sama sepertinya.

"Jadi, mau mati bersama sekarang?"

𓆝 𓆟 𓆞

"Ini adalah kisah dua tikus mengacak-ngacak para kucing nakal," peruntuk Leo mengamati dengan bangga pada papan tulis putihnya yang mulai penuh dengan coretan merah.

Setelah mengacau kediaman Oliver, mereka berdua merencanakan untuk membuat kekacauan pada pertemuan tetap yang dilaksanakan setiap bulan Oktober. Akan ada tujuh orang yang datang termasuk Oliver dan sudah seperti tradisi dimana mereka akan melihat emas timbunan mereka.

Emas mereka tidak disimpan disatu tempat, berpindah-pindah setiap dua bulan dan besok emas mereka akan dipindahkan tepat dimana mereka akan mengadakan pertemuan. Olivia sudah berhasil memasang alat pelacak di bawah mobil yang akan mereka gunakan berkat bantuan Oliver.

"Siapa bilang aku tikus," cibir Olivia. "Aku pisces ya."

Leo berdehem, "Yeah, seekor tikus dan ikan bekerja sama wah, makanan yang enak untuk para kucing."

Spicy PiscesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang