30

645 22 0
                                    

dewa masuk kedalam dengan di ikuti oleh tenggara di belakang nya.

"AYAH BUNDA DEWA KANGEN" ujar dewa dengan berteriak.

bunda Sintia keluar dari arah dapur dan menghampiri putra semata wayangnya.

"ya ampun anak bunda, eh ada mantu bunda. ayo masuk dulu"

tenggara yang mendengar kata mantu dari bunda Sintia tersenyum lalu masuk dan duduk di ruang tamu.

"gimana sayang sama tenggara" ucap bunda Sintia kepada anaknya lalu beralih menatap tenggara.

"gimana dewa nakal ngga?"

"ngga bun" jawab tenggara sambil tersenyum.

ayah Farhan datang menghampiri mereka bertiga yang sedang mengobrol.

"bunda di sana lama banget dewa kangen tau" ucap dewa sambil mengerucutkan bibirnya.

"haha sayang padahal cuma satu minggu loh" ucap mamah sintia.

"lama!" ucap dewa menatap mamahnya dengan kesal dengan tangan yang dilipat ke depan dada.

semua yang berada di ruang tamu menahan gemas melihat tingkah laku dewa.

'sialan coba kalau ngga ada ayah sama bunda, Lo udah gue kokop dari tadi dew' batin tenggara yang tidak tahan melihat pemandangan di depannya.

"udah jangan gitu, jelek"

"bunda udah ngasih tau mereka" tanya ayah.

bunda Sintia yang tadi tengah fokus ke anaknya sekarang beralih menatap suaminya, "belum, bunda lupa" Sintia senyum cantik, ayah Farhan ngangguk lalu ikut tersenyum.

"bunda mau bicara sama kalian"

"bicara apa bun?" ucap dewa.

"kalian dua hari lagi akan bertunangan apa kalian mau?"

ucapan bunda Sintia membuat keduanya tersentak kaget.

"bunda serius" tanya tenggara memastikan, bunda sintia mengangguk.

"serius lah masa bunda bohong"

tenggara tersenyum senang mendengar ucapan bunda Sintia.

"tapi.. apa mamah tau bun" tanya dewa.

jujur dia takut kalau hanya orang tuanya yang merestui hubungan mereka berdua.

"mereka tau sayang, malah ini rencana mereka" ucap ayah Farhan

"dan hari Minggu kalian akan menikah"

"cepet banget bunda, kan kami masih sekolah"

"ngga apa sayang"

"udah kalian berangkat udah siang nanti telat lagi"

.
.
.
🤍╣⁠[⁠-⁠_⁠-⁠]⁠╠💙
.
.
.

sekarang mereka sudah berada di kelas masing masing sedang mengikuti pelajaran seperti biasa.

KRING..KRING...

"dewa kantin lah"

dewa ngangguk lalu mereka berdua keluar kelas bersama menuju kantin.

sekarang mereka sedang menikmati makanan nya.

"Celine gue mau cerita"

ucapan tiba tiba dewa membuat Celine menatap ke arahnya. tidak biasanya dewa seperti ini, biasanya selalu marah dan sinis dengannya.

"cerita apa dew ngga biasanya lo"

"gue mau tunangan dan hari Minggu gue bakal nikah"

Celine tersedak makannya mendengar ucapan dewa.

"uhuk uhuk.. serius Lo?!"

"iya lah masa bohong!"

"sama siapa jangan bilang.. TENGGARA?!"

dewa menutup mulut Celine dengan roti yang dia makan.

"ngga usah teriak anjing!"

teriakan Celine membuat beberapa orang menatap ke arahnya, sungguh dewa malu sekali. Celine? ngga mungkin dia itu malu toh urat malunya sudah putus.

"sorry sorry tapi emang bener kan tenggara" tanya Celine memastikan, kalau beneran tenggara dia harus minta traktir makan. ini juga berkat bantuan dia, kan?

dewa cuma ngangguk sambil terus mengunyah makan nya.

"gila demi apa kapal gue bakal nikah"

"jangan lupa beliin gue hadiah" lanjutnya sambil kembali memakan baso nya.

"heh dimana mana tuh harusnya Lo yang ngasih gue hadiah! bego"

"ya gapapa lah sekali kali" ucap Celine dengan menaik turunkan alisnya, dewa memutar bola matanya malas.

selesai

𝐓𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐃𝐞𝐰𝐚 [bl end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang