usia kandungan dewa sudah berjalan 8 bulan. perutnya yang membesar membuat dirinya kesulitan untuk melakukan aktivitas.
(fyi: mereka udah lulus sekolah ya)
"sayang kamu duduk aja biar aku aja yang lanjutin" ucap tenggara yang merasa kasihan dengan dewa apalagi perutnya yang sudah besar.
dewa yang sedang memasak memberhentikan kegiatan nya lalu menatap suaminya, "ya udah"
dewa duduk di kursi menatap tenggara yang sedang memasak dari sana.
"sayang ini harus di apain?"
"bumbunya masukin dulu baru bahan nya" ucap dewa, tenggara mengangguk lalu mulai melakukan apa di ucapkan oleh dewa.
setelah lama berkutat dengan alat dapur kini masakan buatan tenggara sudah jadi dia membawanya ke meja makan.
"ayo sayang makan" ucapnya, dewa lalu mulai memasukan sesuap nasi dan lauknya. lumayan lah rasanya tidak terlalu buruk.
"enak tapi kurang asin" ucapnya
"ya namanya juga baru belajar sayang"
dewa tersenyum lalu melanjutkan makan nya.
–★★★–
sekarang mereka berdua sedang berada di kamar dengan tenggara yang menaruh kepalanya pada perut dewa.
"coba kamu ajak ngobrol bayinya"
tenggara mengusap perut buncit milik istrinya.
"adek jangan nyusahin buna ya di dalem perut" ucap tenggara lalu mengecup perut dewa dengan sayang.
"iya ayah" ucap dewa menirukan suara anak kecil.
tenggara tersenyum begitu juga dengan dewa tenggara mulai mendekatkan wajahnya.
chupp..
"eum~"
mereka terus berciuman sampai tepukan bada bahu tenggara membuat nya menghentikan kegiatannya
"hah... hah.. udahh"
tenggara mengecup sekilas pipi dewa lalu kembali merebah kan kepalanya pada perut dewa.
"sesak sayang perut aku kegencet" ucap dewa, tenggara tersadar lalu menyingkir dari atas dewa dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh dewa.
"maaf hehe"
selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐃𝐞𝐰𝐚 [bl end]
Roman d'amour⚠️ warning ⚠️ cerita ini mengandung unsur❗ -bxb⚠️⚠️ -homo⚠️⚠️ -🔞⚠️⚠️ _mpreg⚠️❗