28

640 27 0
                                    

tenggara sedang menemani dewa tidur, sekarang sudah sore tapi kakak nya belum juga pulang.

dewa menggeliat dari tidurnya dan mulai membuka mata.

"udah bangun sayang?" ucap tenggara dengan senyuman gantengnya.

dewa mengangguk lalu duduk bersandar pada headboard menatap tenggara.

"Celine mana" tanya dewa dengan suara khas bangun tidur.

"lagi sama kak gisella"

dewa mengangguk lagi sebagai jawaban, baru bangun tidur jadi males ngomong.

"mau makan apa? dari tadi siang kamu belum makan"

"aku bikin sandwich aja kamu mau?" ucap dewa sambil beranjak dari tempat tidur.

"iya apapun itu gara pasti makan"

dewa ngangguk lalu pergi menuju dapur untuk membuat sandwich.

–★★★–

"kak kita ngga pulang?"

"Lo mau pulang?"

gisella menatap Celine yang ditatap menganggukkan kepalanya antusias.

"iya, udah sore nanti gue dicariin ortu gue"

gisella ngangguk lalu berdiri dari duduknya, "pulang" ucapnya tanpa menatap Celine.

Celine ikut berdiri dan berjalan berdampingan dengan gisella. mereka sudah berada di mobil milik gisella.

"rumah lo"

"jalan perumahan melati no 15" ucap Celine, gisella ngangguk lalu mulai menjalankan mobil nya menuju rumah Celine.

diperjalanan tidak ada yang membuka suara jadi sampai rumah mereka hanya diam diaman saja.

"makasih kak, mau masuk dulu" tawar Celine, Gisella menggeleng.

"ngga usah gue langsung pulang aja"

"ya udah kak makasih"

gisella tersenyum ke arah Celine lalu menjalankan mobil nya menjauh dari pekarangan rumah Celine.

.
.
.
🤍╣⁠[⁠-⁠_⁠-⁠]⁠╠💙
.
.
.

dewa sedang berada di dapur membuat sandwich untuk dirinya dan juga tenggara, tiba tiba pintu rumah terbuka menampilkan gisella yang sedang menatapnya.

"lagi ngapain dew" tanya gisella sambil berjalan ke arah dewa.

"ini kak buat sandwich, kak gisel mau? nanti dewa bikinin sekalian"

gisella menggeleng, "ngga usah dew kakak mau masuk kamar aja capek, tenggara mana?"

"lagi di kamar kak, ya udah dewa ke atas dulu"

dewa pergi menuju kamar dan menghampiri tenggara yang sedang bermain ponsel.

"ini makan dulu ponsel nya taro"

tenggara nurut lalu menaruh ponselnya di nakas dan menatap dewa yang sedang membawa sandwich ke arahnya.

chup!

"makasih sayang"

dewa mengangguk sembari tersenyum lalu mereka makan dengan diam.

"gara kira kira bunda kapan ya pulang nya?"

"besok"

dewa yang dari tadi duduk sambil menatap ke depan akhirnya menoleh ke samping menatap tenggara dengan raut wajah terkejut nya.

"serius?!"

"iya sayangkuu"

tenggara mengusak rambut dewa dengan gemas membuat rambut yang sudah rapih itu menjadi berantakan.

"berantakan rambutnya" dewa mempoutkan bibirnya, tenggara tertawa pelan.

"oh iya mereka tau ngga kalau kita pacaran" tanya dewa, tenggara menggeleng sebagai jawaban.

"kenapa?"

"kalau mereka ngga setuju gimana?" dewa menatap wajah tenggara dengan raut wajah sedihnya, dia takut kalau orang tua mereka tidak menyetujui hubungan mereka.



selesai

𝐓𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐃𝐞𝐰𝐚 [bl end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang