39. Love R(a)in

44 9 0
                                    

Dean menghentikan langkahnya di depan meja kasir saat dia diberitahu bahwa pesanannya sudah bisa dia ambil. Dia mengeluarkan dompetnya lalu memberikan kartu debitnya pada seorang wanita yang menjaga kasir di restoran langganannya ini.

"Terimakasih Mas" ucap Sang kasir begitu transaksi berhasil dilakukan, yang dibalas dengan senyuman ramah serta anggukan pelan Dean.

Dean memasukkan dompet beserta struk pembayaran tadi ke dalam saku celana denimnya, baru kemudian dia mengambil plastik jinjing berwarna putih yang berisikan satu kotak makanan dari meja kasir.

Dia pun beranjak dari posisinya menghampiri wanita berponi yang sejak tadi menunggunya di salah satu meja yang tersedia di sana. "Udah?" Tanyanya saat Dean hampir sampai di mejanya.

Dean menganggukkan kepalanya sekali. Rin pun langsung bangkit dari posisinya lalu mengulurkan tangannya ke depan, meminta bungkusan makanan itu agar dibawa olehnya saja. Dean sendiri langsung memberikannya tanpa banyak bicara.

Setelahnya mereka berdua pun langsung bergerak keluar dari restoran sederhana tersebut.

Keduanya tampak berjalan bersisian menyusuri area trotoar menuju ke kafe Dean sembari mengobrol santai. Tentu saja membahas Sean.

Seharian ini itu kan mereka telah menghabiskan waktu berdua, mulai dari berkunjung ke taman kota, mencicipi es krim yang sedang viral akhir-akhir ini, mencicipi aneka jajanan lainnya, dan mengobrol tanpa ada ujungnya. Semuanya sudah mereka lakukan rasanya, dengan hanya mengikutsertakan mereka saja di dalamnya, sampai rasanya mereka kehabisan pembahasan dan harus mencari topik lain. Dan Sean adalah opsi yang paling utama untuk mereka bahas.

Sebetulnya kegiatan yang mereka lakukan seharian ini sangat biasa sih bagi mereka yang memang seringkali melakukan kegiatan berdua, bahkan membahas perihal Sean pun sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka berdua mengingat sebelum bergabungnya Desi dan Amaya, lingkaran keseharian mereka memang hanya diisi oleh tiga nama tersebut; Rin, Dean dan Sean. Hanya saja yang membedakan hari ini dengan hari-hari sebelumnya adalah adanya status yang jelas di antara mereka, di mana Rin sudah menjadi calon pasangan hidup Dean. Yah, paling tidak, ketika Rin bersikap manja maupun kelewat manis pada Dean, Rin berhak melakukannya, begitupun sebaliknya. Tidak ada embel-embel harus menahan diri dan sejenisnya.

Hari ini mereka melakukan apa yang hati dan pikiran mereka inginkan tanpa perlu batasan. Mungkin disitulah letak perbedaan dan kepuasan yang diam-diam mereka butuhkan selama ini.

Meskipun begitu, perlu dipertegas bahwa perasaan tersebut tidak serta merta membuat mereka lupa diri juga komitmen yang mereka bangun sebelumnya, bahwa Sean masih tetaplah prioritas mereka. Fakta bahwa mereka pulang terlambat hari ini pun dikarenakan alasan yang cukup kuat.

Sebelumnya mereka berencana akan pulang paling lambat sekitar jam empat sore, agar menyesuaikan dengan jam pulang sekolah Sean. Sehingga saat Sean pulang ke kafe, mereka sudah lebih dulu ada di sana, atau paling tidak mereka datang di waktu yang bersamaan. Hanya saja kejadian tidak terduga justru menimpa mereka. Ya, setelah hampir setengah jam mereka bersusah payah menunggu bus yang entah kenapa tidak kunjung datang, tiba-tiba saja bus yang mereka tumpangi setelahnya malah mengalami kendala teknis di mana bus tersebut mengalami pecah ban, sehingga para penumpang pun terpaksa menunggu bus selesai diperbaiki. Mereka memang terpaksa menaiki bus karena Dean sendiri kan tidak memiliki kendaraan pribadi.

Sebenarnya mereka sudah memilih opsi untuk menggunakan angkutan umum lain seperti taksi dan sejenisnya kala itu, hanya saja setiap ada angkutan umum yang melintas, mereka selalu memilih untuk mengalah dan membiarkan penumpang lain menaikinya. Ah tentu saja didasarkan pada suatu sebab. Di jam-jam tersebut itukan umumnya bus diisi oleh penumpang dari kalangan pegawai dan anak sekolahan, Dean dan Rin yang memang pada dasarnya memiliki kepribadian lembut, dan cenderung mudah merasa tidak tega, akhirnya selalu mengalah pada mereka yang notabenenya lebih membutuhkan. Mereka pasti lelah setelah beraktivitas selama seharian, berbeda dengan mereka yang hanya jalan-jalan untuk melepas penat selama seharian ini.

Attakai Café (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang