36. Bukan Candaan

60 12 2
                                    

Rin mematut dirinya di depan cermin di kamarnya. Sembari merapikan poni rambutnya, pikirannya melalang buana pada kejadian kemarin saat Dean memutuskan untuk menutup kafe lebih awal pasca pertengkarannya dengan Sean.

Jujur, sejak semalam Rin terus memikirkan mereka. Dia benar-benar berhasil dibuat penasaran akan apa kiranya yang menyebabkan kakak-adik yang kelewat akur seperti Sean dan Dean sampai bertengkar sehebat itu, bahkan Sean sampai pergi dari kafe.

Memang, Sean memang tipikal anak yang selalu bertingkah menyebalkan, jahil dan seenaknya, tapi sepanjang Rin bekerja di kafe tersebut, Rin menyadari satu hal bahwasanya Sean adalah adik yang baik bagi Dean.

Entah disadari atau tidak, terlepas dari mulutnya yang hobi menggerutu atau tingkat kemalasannya yang membuat Amaya kadangkala memiliki hasrat besar untuk mengutuknya menjadi kerbau sawah, pada kenyataannya Sean memang selalu menuruti apa yang Dean katakan kan?

Bahkan jika saja Dean jauh lebih tegas memerintahkan Sean untuk membantunya di kafe, kemungkinan besar tidak ada satu hari pun di mana Sean akan absen membantu urusan kafe. Namun pada kenyataannya Dean tidak pernah benar-benar memaksa Sean apalagi sampai memarahinya hanya agar dia mau membantu urusan kafe, terkecuali memang karena keadaan-keadaan tertentu seperti ketika kafe sedang ramai. Selebihnya, karyawan kafe lah yang selalu memaksa Sean untuk membantu urusan kafe. Bisa jadi tindakan Dean tersebut dilakukan Dean karena ia tidak mau membuat Sean kesusahan.

Di lain sisi juga, beberapa kenakalan yang kerap kali Sean lakukan pun tidak benar-benar sampai menyusahkan Dean. Sejauh Rin bekerja bersama Dean, Rin tidak pernah tuh mendengar kabar kalau Dean dipanggil oleh guru BK karena kenakalan Sean.

Memang, Rin dan Dean memang tidak tahu bahwa kenyataannya Sean adalah pria yang memiliki gengsi setinggi langit. Tapi kalau ditelisik lagi, memang hanya sebatas itu saja kan? Sean tidak pernah melakukan tindakan kejahatan fatal seperti mencuri barang berharga milik orang lain demi mendukung aksi menjaga gengsinya, atau tindakan jahat lainnya yang merugikan banyak pihak termasuk Dean. Memanfaatkan Iko jelas tidak termasuk ke dalamnya, karena Iko itu kan sohib sejatinya, jadi anggap saja hal tersebut sebagai kebaikan dari seorang sahabat.

Yah, kalaupun ada satu kejahatan yang pernah Sean lakukan tentu saja kepandaiannya dalam hal berbohong pada teman-temannya termasuk kekasihnya, eh mantannya maksudnya. Tapi ayolah, kejahatannya tersebut tidak benar-benar sampai menyusahkan Dean kan? Yang ada malah menyusahkan Amaya karena harus menghiburnya yang galau brutal kala itu.

Sehingga dari deretan fakta tersebut sudah cukup menegaskan bahwa sebetulnya Sean memang adik yang baik untuk Dean.

Jadi wajar rasanya jika Rin merasa sebingung ini ketika dihadapkan pada keadaan seperti kemarin. Rin benar-benar tidak tahu apa yang mungkin membuat pria dewasa seperti Dean terlibat konflik dengan Sean yang biasanya selalu tunduk pada Kakaknya itu. Kalau bukan sesuatu yang besar, tentu saja keadaan itu mustahil terjadi.

Rin sebenarnya bisa saja sih bertanya langsung pada Dean dengan cara menghubunginya, tapi pesan yang Desi sampaikan kemarin sore, sebelum mereka pulang ke tempat tinggal masing-masing, entah kenapa membuat Rin sungkan merealisasikan niatannya.

Desi bilang Dean dan Sean terlibat satu konflik yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, hanya saja karena kesalahpahaman dalam sudut pandang Sean alhasil membuat emosi Sean tidak terkontrol dan berakhir Sean yang pergi dari kafe. Kemudian Desi meminta Rin untuk tidak mengganggu keduanya dulu dan memberikan waktu untuk mereka saling introspeksi diri dan berbicara berdua.

Rin jelas mempercayai perkataan Desi, karena sebelumnya pun Desi memang langsung menghampiri Dean dan kemungkinan penjelasan Desi tersebut dia dapatkan dari Dean langsung. Wajar kan jika Dean seterbuka itu pada sepupunya sendiri. Makannya Rin pun memutuskan untuk mengikuti arahan Desi. Meskipun ujungnya dia tetap tenggelam dalam rasa penasarannya.

Attakai Café (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang