41. Why?

46 11 6
                                    

Sean bergegas keluar dari kelasnya tepat setelah les tambahan selesai dilaksanakan.

Dia langsung berlari sampai ke halte mengabaikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh tanda tanya. Heran tentu saja mendapati sosok yang katanya sempurna baik dari segi fisik sampai materi tersebut malah menunggu bus di halte alih-alih pulang mengendarai mobil mewah milik Iko seperti biasanya.

"Itu Sean kan?"

Mendengar pertanyaan Bella sontak saja membuat Claudia mengerem mobilnya yang baru saja berjalan sampai ke depan pintu gerbang. Dia kemudian menoleh ke arah tunjuk Bella.

Claudia mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali melihat Sean benar-benar berdiri di area halte, bercampur bersama siswa-siswi lain yang diam-diam membicarakan dirinya.

Claudia pun langsung keluar dari mobil sedannya kemudian berjalan sampai ke sisi mobil bagian kiri. Dia menyandarkan pinggangnya pada kap mobil, sementara Bella masih setia duduk di dalam mobil setelah  sebelumnya ia membuka jendela mobilnya.

Bella melirik ke arah Claudia yang bersidekap di sana sembari menatap ke arah Sean. "Aneh nggak sih Clau. Semenjak putus sama lo, Sean keliatan lebih jujur sama keadaannya. Apa mungkin itu pengaruh pacarnya yang sama-sama pelayan di kafe itu ya?"

Claudia melirik sinis ke arah Bella kemudian mendengus sebal. "Bisa nggak sih nggak usah bahas soal pacar Sean"

Bella meringis pelan mendapati respon Claudia yang ternyata jauh lebih ketus dari dugaannya, padahal kan sudah mantan, Claudia pula yang memutuskan hubungannya dengan Sean. "Sorry" cicit Bella.

Lalu keduanya kembali menatap ke arah halte tadi. Mereka pun bisa melihat sebuah bus menepi di sana. Sean beserta siswa yang lain pun masuk ke dalam bus tersebut, mengabaikan eksistensi Claudia, pun raut terkejut para siswi yang melihatnya terang-terangan menaiki bus.

Karna seperti yang Bella katakan, bahwa semenjak Sean putus dengan Claudia, sejak saat itu lah Sean terlihat jauh lebih apa adanya. Dia juga terlihat lebih santai menjalani kesehariannya di sekolah. Serta yang paling menyebalkan adalah fakta bahwa sejak hari itu Sean benar-benar tidak lagi berkomunikasi dengan Claudia, bahkan ketika mereka berpapasan pun Sean bersikap selayaknya dua orang asing yang tidak saling mengenal. Paling banter hanya tebar senyuman.

Dan tentu saja mantan yang terlihat jauh lebih baik-baik saja ketimbang dirinya yang notabenenya menjadi pihak yang menegaskan kata 'putus' berhasil menohok Claudia. Nyatanya keputusannya untuk putus dengan Sean yang 70% nya hanya karena mengetahui bahwa Sean bukanlah orang kaya, dan 30% nya karena sifat Sean yang hobi berbohong, bukanlah pilihan yang sekeren itu untuk dia lakukan. Claudia justru kehilangan pria kelewat tampan yang selalu memperlakukannya dengan sangat manis.

Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Sean sudah memiliki kekasih. Pun dirinya yang notabenenya memiliki label keturunan ningrat membuat Claudia tidak bisa mengemis cinta pada pria yang tidak sederajat dengannya seperti Sean. Sehingga wajar jika pada akhirnya Claudia hanya bisa menyaksikan bagaimana Sean yang makin hari makin menjauh darinya, bahkan melupakan eksistensinya.

Claudia menghela napasnya keras kemudian dia segera memasuki mobilnya dengan diiringi tatapan khawatir dari Bella.

"Clau, are you okay?" Tanyanya tepat setelah Claudia mendudukkan dirinya di atas kursi dibalik kemudi.

Claudia terdiam selama beberapa saat, tidak langsung menjawab pertanyaan Bella seolah pertanyaan tersebut begitu sulit untuk dia jawab. Kemudian Claudia menganggukkan kepalanya sekali, "ya. Dia udah dibuat sakit hati sama semua sikap gue, jadi udah seharusnya kan dia dapet cewek yang lebih baik buat gue" Claudia menoleh ke arah Bella sembari melemparkan senyuman getirnya.

Attakai Café (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang