_HTK_
Suasana sekarang hening. Hanya ada satu sumber suara dari layar lebar yang terpapang dan dilihat banyaknya orang. Zean dan Marsha kini sedang berada di sebuah bioskop menonton film yang banyak ditunggu-tunggu. Zean dan Marsha menikmati film itu sambil memakan popcorn yang sempat Zean beli di depan. Sedang asik-asiknya menonton, sebuah adegan ciuman terpapang jelas di layar lebar itu. Banyak orang yang langsung bergumam kaget, sementara Zean melirik Marsha yang nampak shock. Zean tersenyum lalu menutup mata Marsha dengan tangannya.
"Apa sih kamu?" Marsha menyingkirkan tangan Zean, tapi Zean kembali menutupi mata Marsha sampai adegan itu selesai.
"Kamu belum cukup umur, dilarang nonton," gurau Zean.
"Gila," cibir Marsha, tapi dia tersenyum karna keisengan Zean. "Ck, aku jadi ga bisa lihat adegannya, aku kan kepo," lanjut Marsha.
"Hei, kamu jangan kepo. Kalau kamu tetep pengan tau ga usah pakek segala lihat, kita bisa praktekin sekarang," kata Zean. Marsha sontak mencubit pinggang Zean sengaja. "Jangan aneh-aneh, nanti mantan kamu marah," balas Marsha.
"Ck, jangan mulai," peringat Zean dan Marsha hanya terkekeh pelan menanggapi.
Setelah film selesai, satu persatu penonton mulai keluar dari ruangan, termasuk Zean dan Marsha. Mereka saling bergandengan tangan seakan tangan mereka sangat lengket, sama-sama susah dilepaskan.
"Mau kemana lagi?" tanya Zean.
"Aku pengen lihat-lihat baju deh," ungkap Marsha.
"Oke, ayo aku temenin," jawab Zean. Saku Zean terasa bergetar berulang kali karena ponselnya. Zean mengambil ponselnya itu dan melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata banyak pesan yang dikirim dari para temannya di sebuah grub chat. Marsha ikut melihat pesan apa yang Rollan kirimkan.
"Reuni Alumni OSIS SMA 48," ucap Marsha membaca inti pengumuman dari Rollan. "Diperbolehkan membawa pasangan," lanjut Marsha, kemudian dia menatap Zean dengan eskpresi polosnya, dia bahkan berkedip beberapa kali seakan memberi signal.
"Huh, iya kamu boleh ikut," jawab Zean dan sontak Marsha berseru. "Arigatou gozaimasu," ucap Marsha senang.
"Douitashimashite," balas Zean. Dia tak lupa kalau pacarnya itu masih ada darah aliran Jepang.
_HTK_
Di sekolah SMA 48 yang menjadi panitia sedang sibuk. Beberapa tamu undangan sudah sampai dan duduk bersama teman-temannya yang lain. Mereka saling menanyakan kabar karena sudah lama tidak berjumpa. Rollan dan temannya yang lain pun sudah berkumpul, kecuali Zean, dia belum sampai.
Di sana Shani juga hadir bersama temannya, tapi dia sendiri tak membawa pasangan. Tak banyak juga yang hadir membawa pasangan, mungkin karena alasan sibuk atau memang masih single. Shani mulai saling menyapa teman-temannya yang lain.
"Hei Shan, apa kabar? Makin cantik aja kamu," itu Roby yang berkata. Dia sekarang terlihat seperti pria matang.
"Baik kok," jawab Shani.
"Zean mana? Ga sama Zean nih?" tanya Roby. Dia tak tau kalau hubungan antara Shani dan Zean sudah kandas sejak lama. Karena setelah dia tau hubungan Shani dan adik kelasnya itu, Roby tak lagi mengulik urusan percintaan Shani.
"Ssst! Diem deh lo," sahut Sisca. Dia menyadari perubahan wajah Shani yang muram.
Di sisi lain, Zean akhirnya sampai bersama dengan Marsha. Mereka memakai baju yang serasi, nampak seperti pasangan yang cocok. Zean menggandeng tangan Marsha untuk menuju para temannya.
"Wee, akhirnya pak ketua kita datang," sambut Rollan heboh. Rada alay memang, tapi sudahlah biarkan saja.
"Kiw kiw, siapa nih Ze?" Tanya Chistof, yang dimaksudnya adalah Marsha.
"Namanya Marsha," jelas Zean.
"Pacar Zean ya?" kini giliran Aldon yang bertanya. Dan Marsha mengangguk malu.
"Alah euyy, cantiknya pacar Zean," sorak Rollan.
"Nemu dimana Ze? Sha, kok lo mau sama modelan Zean sih? Hahaha...." imbuh Christof.
"Dia temen sekelas gua di sekolah baru," jelas Zean.
"Cantik ya, ga kalah cantik sama Kak Shani sih. Kok lo biaa putus sama Kak Shani? Padahal cocok," celetuk teman Zean yang lain, tak menyadari hal itu membuat Marsha tak nyaman.
Rollan reflek melempar temannya dengan daun pisang bungkus jajan, dia melotot pertanda meminta untuk diam. Temannya yang sadar langsung menutup mulutnya sendiri, dan tercengir. "Ee... gua ke toilet dulu ya." Dia dengan segera pergi dari sana.
"Eh, jangan di dengerin omongan dia. Rada ngelantur, abis mabok kayaknya. Mending kita makan jajan aja nih," kata Rollan, mencoba mencairkan suasana.
Zean dan Marsha duduk di bangku kosong bergabung dengan yang lain. Zean memegang tangan Marsha dan mengusapnya, seakan memberi ketenangan di sana. Tak tau saja mereka, dari meja lain, Shani memperhatikan dengan perasaan sedihnya. Dia tak menyangka akhirnya jadi seperti ini.
Biar gw aja yang nemenin Shani.
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fanfiction"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...