_HTK_
Entah sudah berapa kali hari berganti, kini usaha Zean sudah semakin lancar. Shani juga pada akhirnya berhasil menyandang gelar Sarjananya. Dia kini tengah berfoto bersama teman-temannya dengan raut wajah bahagia. Usahanya selama ini akhirnya berhasil.
"Akhirnya kita semua bisa lulus," kata Feni.
"Huh, setelah ini ga akan ada begadang lagi deh. Ga ada lagi mata panda," sahut Sisca.
"Siapa tau kalau lo kerja akan ada begadang lagi Sis," sahut Shani.
"Ga akan! Gue bakal cari suami yang tajir, melintir, kaya raya, sejahtera. Jadi gue nanti tinggal menikmati kekayaan itu," jawab Sisca dengan alur imajinasinya.
"Biarin aja birain," celetuk Feni.
Dari kejauhan Zean berjalan mendekat dengan buket bunga dengan ukuran cukup besar. Dia tersenyum saat Shani menyadari kehadirannya. Mereka beradu pandang dan saling melempar senyum saat sudah berhadapan. "Selamat ya. Semoga kedepannya kamu bisa jauh lebih sukses," ungkap Zean. Shani mengangguk menanggapi.
"Buat kamu." Zean menyerahkan buket bunga itu pada Shani, yang langsung digoda oleh para temannya yang melihat hal itu.
"Cieee...."
"Kiw kiw kiww!"
"Uhuk! Kapan ya gue di samperin dan dikasih bunga kayak gini," celetuk Sisca berharap.
"Nunggu kalau lo ga jomblo Sis," sahut Feni.
Shani dengan malu-malu menerima bunga itu. "Makasiu Zean," ucapnya. Lalu Zean dengan berani memeluk Shani di hadapan banyaknya orang. Langsung saja semua kembali heboh.
"Inget tempat woi! Inget tempat!" Heboh Sisca. Dia ikut salting melihat temannya diperlakukan begitu romantis. "Kapan gue dipertemukan dengan jodohku," lanjutnya lagi dramatis. Jiwa jomblonya itu meronta-ronta.
"Minimal diajak balikan dulu dong Ze! Masa peluk-peluk tapi status masih temen," sindir Feni. Memang hubungan Shani dan Zean sampai sekarang masih saja teman. Belum ada perubahan, karena Zean yang berusaha untuk sembuh dan fokus pada karir dan begitu juga dengan Shani yang mencoba fokus pada pendidikan, tapi tak bohong jika dirinya menunggu waktu itu tiba.
"Emangnya Shani mau balikan sama aku?" Celetuk Zean.
"Kalau lo belum ngajak gimana mau tau. Dibicarain dulu dong," sahut Sisca. Terkadang dia heran, kenapa orang-orang suka sekali terlibat dalam hal HTS. Tambah heran lagi, udahlah HTS, tapi cemburuan, padahal mereka kan tidak memiliki status.
"Yaudah deh." Zean mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah beludru berwarna abu-abu. Tanpa diduga, Zean merendah dan bertumpu pada salah satu lututnya sambil memperlihatkan sebuah cincin di dalam beludru itu pada Shani.
"Shan, setelah lama waktu yang kita jalani, kita udah saling berusaha untuk mencoba menjadi yang lebih baik. Banyak hal yang terjadi yang mungkin beberapa dari itu nampak menyakitkan. Namun, seiring berjalannya waktu kita sepertinya sudah cukup untuk menjadi sekedar teman. Aku sudah meyakinkan diri untuk kita bisa melanjutkan sesuatu yang sempat terputus. Mungkin ini sudah saatnya... denhan kepercayaan diri dan tulus dari hati, Shani ayo menikah denganku, kamu mau?"
Shani tak percaya mendengar penuturan Zean. Apakah ini mimpi? Dia sangat terkejut pada akhirnya Zean melamarnya... di depan banyak orang yang menyakitkan. Katakan pada semua orang kalau dirinya merasa bahagia sekarang. Tanpa pikir panjang dan tak adanya kata penolakan diotaknya, Shani menjawab, "Iya aku mau."
"WOHOOOOOOOOO!" Semua orang ikut bahagia. Tepukan tangan juga terdengar menyertai pemasangan cincin di jari manis Shani. Kini kedua jari manis Shani terisi oleh cincin. Jari kiri cincin yang diberikan Zean saat pacaran dan yang jari kanan cincin lamaran dari Zean.
"Makasih Shani," ucap Zean.
"Makasih juga Zean," balas Shani.
Mereka saling beradu pandang dan Zean mencium punggung tangan Shani berkali-kali, melampiaskan kebahagiaanya.
Cieeeee....
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fanfic"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...