_HTK_
Kabar kembalinya Zean dan Shani membuat kedua keluarga ikut merasakan kebahagiaan. Memang ya, jalannya takdir itu tidak ada yang tau. Kini Zean tangah berada di kediaman Shani, berkunjung di sana. Zean masih disambut hangat oleh keluarga Shani.
"Tante tau ga, tadi Pak Suhan itu habis ditaiin burung," ungkap Zean yang tengah menceritakan tetangga depan rumah Shani pada Mama Shani. Mama Shani yang sedari tadi benyak mendengarkan cerita random dari Zean tak hentinya tertawa, sembari menyiapkan pesanan kue.
"Asik banget nih diliat-liat," celetuk Shani yang baru saja selesai bersiap, karena dirinya diminta Mamanya untuk mengantar pesanan kue. Zean tersenyum melihat perempuan yang kembali menjadi kekasihnya itu, nampak semakin dewasa dan semakin cantik. "Anak Tante cantik banget, tapi tetep cantikan Tante sih," bisik Zean pada Mama Shani.
"Aih bisa aja kamu," sahut Mama Shani.
"Kenapa Ma?" tanya Shani yang ingin tau.
"Ini kata Zean, kamu cantik," jelas Mama Shani.
"Tante harusnya bikin lagi sih. Biar orang lain juga bisa kebagian perempuan cantik keturunan Tante," celetuk Zean.
"Jangan!" Sela Shani, "Aku ga mau punya adik lagi. Adek satu aja udah nyebelin banget," ungkap Shani.
"Iya-iya Shan. Lagi pula Mama udah tua, ga ada keinginan punya anak lagi. Kamu sama Krisna aja udah cukup," kata Mama Shani. Lalu ia memasukkan kotak berisi roti ke dalam kantung kresek. "Nah, semua udah, sekarang tolong anterin ke rumah Tante Nana. Kamu mau antar sama Zean?" Tanya Mama Shani.
"Iya Tante, aku mau anter Shani," sahut Zean. Memang tujuannya ke sini mau bantu Shani dan juga mau main sama kekasihnya tentunya.
"Kalau gitu pakai mobil aja ya, barang bawaanya banyak. Takutnya kalian nanti kerepotan kalau naik motor," kata Mama Shani.
"Oke Tan," jawab Zean. Lantas dia membawa beberapa kresek roti untuk dimasukkan ke dalam mobil. Shani pun juga membawa satu kresek roti. Mama Shani mengikuti mereka sampai ke luar rumah. "Hati-hati ya di jalan," ucap Mama Shani. Setelah itu Shani dan Zean berpamitan untuk mengantar pesanan.
Yang memesan roti ini adalah Budhe Shani, yang bisa dikatakan masih ada ikatan saudara dengan keluarga Shani. Di rumah Budhenya akan ada arisan siang hari nanti, makanya ia memesan roti cukup banyak untuk dihidangkan. Shani dan Zean membawa masuk roti ke dalam rumah saat sudah sampai.
"Taruh dapur sini Shan. Aduhh, makasih banyak ya udah di anterin ke sini," kata Budhe Shani yang berpenampilan ala ibu-ibu arisan dan tak lupa perhiasan yang memenuhi tangan dan lehernya.
"Iya Budhe," jawab Shani.
Di sisi lain, Zean merasa ingin membuang air kecil, lantas dia meminta izin untuk meminjam toilet sebentar. Setelah Zean tak lagi terlihat, Budhe Shani langsung mengajak Shani berbincang. "Itu pacar kamu?"
"Iya Budhe."
"Aihh, padahal kamu mau Budhe kenalin sama anak temen tante. Udah ganteng, mapan, kaya raya juga, dia anak pejabat. Pacar kamu itu kalah jauh Shan," kata Budhe Shani mulai julid.
"Maaf Budhe, tapi Shani udah punya pilihan sendiri. Mama, Papa juga udah setuju kalau Shani sama yang sekarang," jelas Shani. Jujur saja dia tak terima dan tak suka saat tau Budhenya berniat menjodohkannya dengan orang lain.
"Ih kalian kan belum tau anak temen Budhe itu kayak gimana. Kalau kalian tau, pasti kalian langsung suka. Ga akan nyesel kalau milih dia. Dan juga pasti kehidupan kamu akan bahagia, ga perlu pusing-pusing mikirin uang juga Shan. Tinggal duduk manis di rumah, uang ngalir sendiri," kata Budhe Shani yang nampaknya masih kekeuh ingin mempengaruhi Shani agar mau menerima tawarannya.
"Maaf ya Budhe, tapi aku tetep ga mau," balas Shani, yang masih bersikap sopan.
"Ih kamu mah gitu. Kapan-kapan Budhe kenalin deh." Tak lama kemudian Zean akhirnya kembali. Dia tersenyum saat ditatap oleh Budhe Shani dan kekasihnya. "Makasih Budhe udah dipinjemin toilet," kata Zean.
"Iya nak, sama-sama," jawab Budha Shani.
"Kalau gitu kita pergi dulu ya Budhe, masih ada urusan," pamit Shani terkesan buru-buru, karena dirinya sekarang sudah merasa tak nyaman.
"Loh cepet banget, ga mau main di sini dulu? Ga mau ikut acara arisan Shan?" tanya Budhenya.
"Nggak Budhe, lain kali aja," jawab Shani.
"Yaudah, makasih yaa. Uangnya udah Budhe transfer ya ke Mama kamu."
"Iya Budhe, terima kasih kembali." Lantas Shani langsung mengajak Zean untuk pulang.
Disepanjang perjalanan pulang, mood Shani seakan rusak karena Tantenya itu. Sementara Zean dibuat bingung atas perubahan mood Shani itu. Shani juga tak ada menceritakan apa yang membuat moodnya itu berubah.
"Kamu kenapa, kok kusut gitu muka kamu?" tanya Zean. Shani hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Lantas Zean meraih salah satu tangan Shani dan menggenggamnya. "Kalau kamu ada yang merasa ga enak, jangan sungkan cerita ke aku ya? Aku kan pacar kamu, kita harus saling terbuka jangan sampai ada kesalah pahaman lagi."
"Iya Zean. Aku beneran ga papa kok," balas Shani. Dia mencondongkan tubuhnya dan menyandarkan kepala di lengan Zean.
Milih zean atau anak pejabat?🙊
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fanfiction"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...