_HTK_
Zean
(Dri pinterest.)
-lucukan ayam aku?
-yang orange namanya Jono
-yang putih Joni
-lucu kan? HahahaShani terkekeh geli melihat pesan yang Zean kirim. Dia tak habis pikir ayam yang tadi siang dibeli, sekarang tengah dimanjakan oleh Zean dengan menonton video diponsel. Ada-ada aja pikiran Zean itu.
Shan
Anteng banget ya ayamnya-Zean
-iya dong. Dia merasa bahagia karena dibeli sama aku yang ganteng ini:DShan
Semoga ga mati ya-Zean
-kamu lagi apa?
-sibuk ga?Shan
Enggak. Aku baru selesai makan malam-
Kenapa?Zean
-ikut aku yuk?Shan
Kemana?-Zean
-kamu siap-siap aja. Aku otw ke rumah kamu:)Shan
Mau kemana Zean?-Namun, tak ada balasan dari Zean setelah pesan terakhir yang dikirimkan. Shani bergegas bersiap, jika nanti Zean serius datang, biar tidak menunggu lama lagi. Kira-kira kemana Zean akan mengajaknya pergi?
Di rumah Zean, dia memakai jaketnya lalu menghampiri ikan biru miliknya yang masih hidup. Zean menaburkan makanan untuk ikan makan. Tak lupa juga Zean memasukkan ayam warna-warninya ke dalam kandang kecil. "Jangan kabur ya lu pada. Gua mau keluar bentar," kata Zean.
Setelah memastikan anak-anaknya aman, Zean lantas mengambil kunci motornya dan keluar kamar. Sampai di ruang tengah, dia melihat kakaknya yang berkutat dengan lembaran kertas. "Kak, aku keluar sebentar ya," pamit Zean pada Cindy.
"Mau kemana?"
"Keluar sama Shani sebentar," jawab Zean.
"Cie, bau-bau bakal balikan," goda Cindy. Dia menatap Zean dengan menggoda adiknya itu.
"Sstt, diem deh! Aku keluar dulu keburu tambah malem ntar." Zean segera pergi daripada nanti kakaknya semakin menggodanya. Meladeni Cindy tak akan ada habisnya bagi Zean.
"Pulang bawain makanan Ze!" Pinta Cindy.
"Iya!" Sahut Zean dengan masih terus berjalan.
_HTK_
"Kita mau kemana?" tanya Shani yang sudah berada diboncengan motor Zean.
"Ke suatu tempat sebentar," jawab Zean dengan masih fokus mengendarai motornya. Jalanan malam ini tak terlalu ramai. Jadi Zean bisa mengendarai dengan santai. "Shan, selama aku pergi, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Zean tiba-tiba.
Sebenarnya dia cukup banyak yang ingin diketaui tentang Shani selama mereka tak bersama. Siapa tau ternyata Shani sudah berpawang atau ternyata sudah ada hal lain yang Zean belum ketahui. Zean tak apa jika ternyata Shani sudah berpawang. Dia akan menerima itu.
"Aku tidak mempunyai pacar. Jujur selama kamu ga ada, aku selalu nungguin kamu. Bahkan, aku menganggap kamu masih pacarku. Karena aku sama sekali tidak menerima saat kita putus dulu," ungkap Shani. Karena memang itu yang dia rasakan. Jika ada lelaki lain yang mendekatinya, Shani akan mengatakan kalau dirinya sudah punya pacar. Dia sama sekali tak berniat membuat hati.
"Kalau kamu gimana? Udah punya pacar?" tanya Shani balik. Zean diam tak menjawab, lalu motor Zean berhenti di sebelah gerobak sate. Inilah tempat yang ingin dia tuju.
"Turun Shan, kita pesen dulu," kata Zean. Shani turun dari atas motor dan melepas helm yang dia kenakan. Zean lebih dulu memesan sate, kemudian duduk di meja yang masih kosong diikuti dengan Shani.
"Jadi ini yang pengen kamu datengin?" tanya Shani.
"Hehehe... iya, aku laper Shan, jadi aku ajak kamu ke sini. Ga papa kan?"
"Ga papa kok."
"Rame banget ya jalannya?" Celetuk Zean. Lokasi mereka berada di pinggir jalan, dimana jalanan dan kendaraan lah yang menjadi pemandangan.
"Iya," jawab Shani.
"Tau ga, waktu aku di kota kemarin, aku selalu pergi sendiri seperti ini. Walaupun keliatannya sekitar rame, tapi rasanya dihati aku sepi. Ya gimana ya, karna dulukan biasanya pergi sama kamu," ungkap Zean. "Terus saja rasanya sepi sampai aku ketemu.."
"Ketemu siapa?" tanya Shani karena Zean tak kunjung melanjutkan perkataanya. Zean menatap Zean seperti ada sesuatu dari balik mata itu. "Ketemu kamu lagi," lanjut Zean.
"Satenya Mas," kata penjual sembari meletakkan piring berisi sate yang baru saja matang.
"Bungkusin dua lagi ya mas, dua puluh ribuan," kata Zean.
"Iya Mas."
"Banyak banget kamu beli," kata Shani.
"Sengaja, buat kakak di rumah sama calon mertua," jawab Zean lalu menyicipi satu sate, rasa sate yang enak langsung menyengat dilidah.
"Calon mertua?"
"Iya, orang tua kamu," jawab Zean dengan santainya. Shani yang tak bisa menahan salah tingkahnya, langsung tersenyum dan mengalihkan pandangannya. "Lucu banget sih, sok atuh dimakan satenya," kata Zean.
Dan mereka menikmati sate berdua sambil bercerita hal random.
Apenih, dah nyebut calon mertua aja.
Gw lagi sibuk ngurus bocah mpls, cape bet.
Dah maap buat typo.
Target 220.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fanfiction"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...