8

1.5K 303 28
                                    

_HTK_

Cting~

Shani yang baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut, mendadak berhenti saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia melangkah mengambil ponselnya yang tersambung dengan kabel cas. Shani mengernyit heran, melihar nomor tak dikenal mengirim pesan padanya.

+62....
-Hai, malam

Shan
siapa?-

+62....
-Zean

Shani mendadak mematung setelah tau siapa yang tengah mengirimkan pesan padanya. Zean mengirim pesan padaku? Batin Shani. Tak berbohong jika dirinya merasa sangat senang. Bagaimana tidak? Seseorang yang masih menetap dihati, dan selalu ditunggu kabarnya setelah lama menghilang, kini telah kembali lagi. Shani merasa sangat senang.

Zean
-bagaimana keadaanmu?
-sudah sembuh?

Shan
Sudah lebih baik-
Terima kasih sudah menjengkukku-

Zean
-syukurlah
-sama-sama Shan

Shani tak tau lagi harus menjawab seperti apa pesan dari Zean. Dia seakan kehabisan topik pembicaraan. Namun, di sisi lain dia masih ingin berbincang dengan Zean. Dia tak ingin kesempatan ini cepat berlalu.

Zean
-apa kamu sibuk?

Seakan keberuntungan memihak Shani, justru Zean yang lebih dulu mencari topik. Shani menjadi merasa tambah kesenangan sekarang.

Shan
Tidak-
Aku baru saja selesai
mandi-

Zean
-kamu malam seperti ini baru mandi?
-tidak takut masuk angin?

Shan
Sudah biasa mandi malam-
Dan aku ga akan sakit-

Mereka sekarang terkesan tengah melakukan pendekatan, seperti dalam masa awal remaja berhubungan. Mereka saling melempar pertanyaan dan jawaban. Shani sudah menjadi lebih santai dan topik dikepalanya seakan mengalir dengan lancarnya. Hingga tak terasa mereka bertukar pesan sampai malam.

_HTK_

Zean
-pagi!
-jangan lupa sarapan
-dan minum obatmu kalau masih sakit
-kamu masih tidur?

Shani
Pagiii!-
Aku baru bangun-
Aku akan mandi dan sarapan-
Kamu juga jangan lupa sarapan Zean-

Oihh, jika saja Mama Shani tidak masuk ke dalam kamar anaknya saat ini, mungkin saja Shani masih terlelap. Karena semalam dirinya lupa memasang alarm seperti biasanya.

"Mandi dan sarapan. Kamu jangan seperti anak kecil terus Shan," kata Mamanya sembari membuka korden balkon hingga cahaya masuk ke dalam kamar.

"Iya Ma, aku akan mandi," jawab Shani. Suasana hati Shani tidak seperti biasanya, yang murung dan suram. Kini semua berganti menjadi lebih ceria dan bersamangat. Bahkan senyumannya terus terpatri sampai saat dirinya mandi.

Mama dan Papa Shani, serta Krisna saling melirik satu sama lain, sesekali memperhatikan Shani yang tengah menikmati makanan. Ada yang berbeda dengan Shani, dia sedari tadi senyam-senyum sendiri. Tidak seperti biasanya yang hanya menampilkan raut datar dan tatapan dingin menusuk.

HANYA TENTANG KITA III [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang