_HTK_
Zean Pov.
Di rumah lama kak Cindy menyambutku. Dia nampak lebih dewasa sekarang. Dia juga sudah menyelesaikan kuliahnya. Kini dia telah menjadi wanita karir, sudah bisa untuk aku porotin. Ke-tiga temanku sudah pulang setelah mengantarkanku. Aku tak lupa berterima kasih pada mereka.
"Kamu istirahat sana. Kamar kamu masih sama. Kakak ga ada sama sekali usik-usik kamar kamu itu," katanya.
"Baguslah kalau gitu. Aku ke kamar dulu kak," kataku. Aku pergi ke kamar, meninggalkan kakakku yang juga pergi ke arah dapur.
Kamarku. Semua masih sama setelah aku pergi. Bedanya hanya seprai yang telah terganti. Aku meletakkan koperku di dekat lemari. Lalu aku melepaskan jaket yang sedari tadi melekat dan kubiarkan di atas kasur. Aku merebahkan diri di sana. Memandang langit-langit dengan kosong. Tiba-tiba dipikiranku terlintas nama Shani.
Apa kabar dengan dirinya?
Apa dia lebih baik sekarang?
Bagaimana hidupnya setelah tidak denganku?
Apa dia telah berhasil mencari kebahagaiaanya?
Apa dia masih semangat dalam melanjutkan pendidikan?
Rentetan pertanyaan itu muncul dibenakku. Rindu. Aku juga merasakan itu. Namun, apa aku pantas mengucapkan kata rindu kepadanya. Kami sudah lama berpisah. Dan mungkin saja dia sudah mendapatkan pasangan yang lebih baik ketimbang diriku yang kata orang hanya anak ingusan pada waktu itu. Shani adalah perempuan yang cantik. Banyak orang yang mengejarnya, jadi tak mungkin rasanya jika sekarang dirinya masih saja sendiri.
Aku sudah lama tidak bertukar kabarnya. Sejak aku pergi, aku pun mulai menghapus kontak darinya. Namun, tak bohong jika aku masih menyimpan foto saat kami bersama dalam sebuah folder. Itu adalah rahasia yang aku simpan. Aku percaya pada kalian, tolong jangan sebarkan ini. Masih sering kali aku memperhatikan wajahnya untuk mengurangi rindu yang mencekam.
Sering kali juga aku meratapi kebodohan karena memilih putus dengannya pada saat itu. Kesalah pahaman yang membuat kami putus. Beberapa kali aku mengumpati diriku sendiri. Bahkan aku sempat jatuh sakit setelah kepindahan waktu itu. Namun, saat dipikir lagi, aku tak bisa terus seperti itu. Hidup akan terus berjalanan. Bagaimana pun kedepannya nanti, aku harus tetap hidup untuk menghadapinya.
Drrttt drttt~
Ponselku bergetar. Tertera nama seseorang di sana. Aku segera mengangkat panggilan itu, siap melakukan obrolan bersamanya.
"Halo Zizi."
Zean pov end.
_HTK_
Cuaca hari ini cukup cerah. Kemacetan sering terjadi di jalanan. Gedung-gedung menjulang tinggi seiring kemajuan zaman. Sebuah mobil berhenti disaat lampu merah jalan menyala. Dengan sengaja pemilik mobil menyalakan sebuah lagu, untuk mengisi kekosongan di dalam mobil.
Anak kecil dengan ukulele yang dipegang, bernyanyi bersama adiknya yang membawa gelas berisikan uang receh.
Pemilik mobil membuka jendela dan memasukkan uang berwarna biru ke sana.
"Terima kasih Kak, semoga kakak selalu disertai kebahagiaan." Sang pemberi tersenyum kecil lalu anak kecil itu pergi. Jendela kembali tertutup.Kebahagiaan? Sepertinya hanya ilusi semata. Batinnya sambil tersenyum sendu.
Lampu berubah warna hijau dan dia kembali menjalankan mobilnya. Menelusuri jalan sampai akhirnya memasuki halaman rumahnya. Setelah mobil terparkir rapi, dia keluar dan masuk ke dalam rumah.
"Ma, Mama."
"Hei Shani, udah pulang aja kamu," kata sang Mama. Kalian berjumpa lagi dengan keluarga Shani.
"Uangnya." Shani menyerahkan uang hasil pembayaran kue yang baru saja dia hantar ke pembeli. Usaha kue Mamanya semakin laku. Meskipun bermodal hanya membuat di rumah, tapi sudah banyak yang mengetahui.
"Makasih sayang. Mama tadi buah salad ada dikulkas, kamu bisa makan."
"Iya nanti," jawab Shani kemudian berlalu. Mama Shani terdiam memandang punggung Shani yang menjauh. Dia menerawang ke belakang, anaknya telah berubah.
Pintu kembali tertutup di saat Shani sudah masuk ke dalam kamar. Dia meletakkan tas kecilnya di atas meja, dia duduk di kursi yang tersedia. Memandang ke arah aquarium ikan yang masih terdapat ikan pemberian kekasihnya pada kala itu.
"Hai baby," ucap Shani pelan. Dia tersenyum sendu memandangnya. Panjang umur sekali ikan itu, sampai sekarang masih bisa bertahan hidup menemani keseharian Shani.
"Apa kabar dengan saudara kamu kala itu, sekarang?" Yang dimaksud adalah ikan milik Zean.
"Dan apa kabar dengan pemiliknya?" Kali ini pemiliknya yang dia rindukan.
Minimal vote/follow. Vote lancar, up pun juga lancar. Tinggal pencet bintang di bawah, keknya susah banget :)
Dah maap buat typo.
Spoiler part selanjutnya : cafe + Zean + Shani.
Bayangkan sendiri apa yang bakal terjadi.Bakal up lagi kalau udah 200 vote.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fanfic"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...