_HTK_
Sebagai pengisi malam minggu kali ini, Zean dengan penuh perasaan dan penuh percaya diri datang ke rumah sang kekasih untuk mengajaknya jalan-jalan. Dia sudah rapi dengan celana pendeknya dan jaket hitam yang membalut kaos oblongnya. Zean sudah berdiri di depan pinru tersenyum menatap kekasihnya.
Sementara Shani dengan mulut sedikit terbuka, terkejut melihat penampilan kekasihnya yang seperti akan membeli cilok di gang depan. Padahal dirinya sudah berdandan secantik mungkin biar merasa pantas saat jalan di samping Zean, akan tetapi Zean justru berpenampilan sangat sederhana.
"Kok baju kamu gini sih?" tanya Shani. Zean pun memperhatikan penampilannya sendiri dengan bingung. "Kenapa? Ada yang salah?" tanyanya.
"Kita mau jalankan? Astaga kamu ga dandan sedikit gitu? Kamu udah kayak mau ajak aku jajan cilok. Padahal aku udah dandan buat jalan sama kamu," ungkap Shani.
"Aih kita cuma mau jalan santai doang, jadi ya santai aja. Kalau mau ke masjid baru aku pakek baju koko," balas Zean. Shani hanya geleng-geleng kepala mendengarnya. "Jadi Adinda kesayangan Zeandaran Dirgantara, berkenankah engkau keluar bersama saya? Saya sudah dengan percaya diri datang kemari, masa ditolak sih?"
Shani menghela napas pelan. Mau ditolak pun juga tidak mungkin, dia harus menerima semua tingkah kekasihnya ini. Jadilah dia tentu menerima, "Iya aku mau. Ayo jalan sekarang," jawab Shani.
"Yes! Ay ay kapten," sahut Zean dengan gembira. Shani pun mulai beranjak, tapi kembali terhenti saat Zean masih diam di tempat. "Kenapa diem? Ayo jalan," kata Shani.
"Mau jalan? Kamu harus kasih password dulu dong."
"Password apa?" Bingung Shani. Sejak kapan kekasihnya ini bertingkah seperti ini, tapi tetap saja dia menyukai lelaki yang lebih muda darinya ini. Sebagai jawaban Zean mengetuk pipinya, lalu tersenyum iseng. Shani yang paham pun langsung kembali mendekat dan mendaratkan ciuman dipipi, kening bahkan dibibir, padahal Zean hanya minta dipipi. "Ayo sayang, keburu malem," ucapnya selanjutnya.
"Iya sayanggg," balas Zean. Dan barulah dia bergerak mendekati motornya.
Langit tak segelap malam biasanya. Bulan terlihat bundar sempurna menghiasi kegiatan yang terjadi malam ini. Jalanan begitu ramai, dipenuhi berbagai manusia dengan kesibukan masing-masing. Berbagai tempat juga terlihat dipenuhi mereka yang bersama menghabiskan malam.
Setelah menempuh beberapa waktu, motor Zean telah terparkir di antara banyaknya motor lainnya. Dia turun diikuti dengan Shani, menerima nomor parkir. Tujuan Zean malam ini adalah mengunjungi pasar malam keliling. Dengan setia Zean menggenggam tangan Shani, berkeliling melihat berbagai macam permainan dan acara.
"Kalau kamu ingat kita pernah pergi ke pasar malam tau," celetuk Shani.
"Iyakah? Kapan?"
"Ih kamu lupa!? Parah banget ih!" Shani tak menyangka kalau kekasihnya itu melupakan secuil kenangan yang pernah mereka lalui.
"Udah lama sayang, maklumlah kalau aku lupa. Udah ah jangan cemberut gitu." Zean menarik pipi Shani pelan berusaha menghibur kekasihnya. "Eh, kita mewarnai yuk!" Ajak Zean, saat melihat gambar-gambar lucu diantara anak-anak bermain.
"Jangan-jangan tujuan kamu ajak aku ke sini karna mau mewarnai itu ya?" Tebak Shani. Lantas Zean tersenyum lebar. "Benar sekali! Seratus ribu buat kamu, tapi nanti kalau aku udah nikah sama kamu," jawab Zean lalu menggiring kekasihnya untuk bermain mewarnai.
"Kamu mau milih kartun apa?" tanya Shani. Melihat banyaknya kartun lucu yang bisa mereka warnai.
"Marsha aja deh, lebih banyak warna," jawab Zean.
"Cieee Marsha," goda Shani. Zean yang mendengarnya pun sontak menoleh dan mengerutkan kening bingung. "Marsha bikin hidup jadi berwarna ya?" lanjut Shani.
"Mulai deh mulai," ucap Zean yang paham apa yang Shani maksud. "Udah dong, Marsha udah tenang di sana. Aku udah sama kamu juga," jelas Zean.
"Iya Zean maaf, aku cuma bercanda," ucap Shani, "Aku spongebob aja deh," pilih Shani.
"Aku ikut spongebob juga aja, biar samaan," sahut Zean yang mengubah pilihannya. Setelah itu mereka memilih tempat dan mulai mewarnai bersama.
Melihat bentukan bagaimana mereka mewarnai sangat jelas perbedaanya. Shani begitu rapi, sementara Zean berantakan, sudah seperti anak kecil yang sedang mewarnai. Apalagi Zean begitu asik, dan malahan Zean sekarang mendapatkan teman anak kecil. Mereka terlihat berbincang hingga melupakan Shani di sisinya. Shani benar-benar sudah seperti kakak yang menemani adeknya main.
Lengah dikit Zean dpt kawan baru.
Semangat Zeeoshi.
Dan gue mau galau dulu.
Dah maap buat typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA III [END]
Fiksi Penggemar"Cerita kemarin bukanlah yang terakhir. Semua tidak berhenti semudah itu. Kami telah memulai kisah bersama, maka berakhir pun juga harus bersama. Shani milikku dan akan terus seperti itu." _ZEAN "Masa pendewasaan dalam hubungan ternyata tidak semuda...