part 13

267 27 0
                                    

Malam harinya saat mereka sedang makan malam taehyung terus menatap jungkook yang sedang makan di depannya.

Taehyung sendiri tidak bisa fokus. dari tadi dia hanya mengaduk makanannya dengan mata yang berkeliaran kearah jungkook.

Memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa pergi. Taehyung takut. Haruskah dia katakan pada Jungkook dia ingin pergi dengan teman-temanya tapi taehyung yakin Jungkook tak akan mengizinkan. Lalu dia harus apa? Taehyung sudah terlanjur janji.

Atau haruskah dia pergi diam-diam. Ya mungkin itu tidak terlalu buruk. Lagipula ini pertama kalinya jadi sepertinya tidak apa. Taehyung hanya akan datang sebentar lalu cepat pulang. Dia akan kembali sebelum Jungkook sadar tentang kepergiannya.

"ada apa dengan wajahku? " Tanya jungkook tiba-tiba. Jungkook sadar dari tadi taehyung terus menatap dirinya.

"Tidak ada apa-apa! " Taehyung tersentak segera dia menunduk dan melahap makanannya.

"ada sesuatu?"tanya jungkook lagi.

"Tidak! "

"Aku akan keluar sebentar, kau diam disini jangan kemanapun dan kunci pintu jangan bukakan pintu untuk siapapun kecuali aku! Mengerti! "

Taehyung mengerutkan keningnya. Ada apa? Jungkook memang protektif tapi sebelumnya dia tidak seperti ini.

"Apa sesuatu terjadi? " Tanya taehyung.

Taehyung semakin heran saat melihat jungkook yang terdiam.

"Pokonya lakukan apa yang aku katakan! "

Perintah jungkook lalu terdengar pintu yang tertutup menelan siluet tubuh jungkook yang tertelan pintu.

Meski heran taehyung memilih untuk tak ambil pusing. Toh jungkook memang kadang suka berprilaku aneh. Dia memilih untuk membersihkan bekas makan mereka.

.

Langkah kakinya membawa jungkook ke sebuah bangunan terbengkalai. Tanaman liar tumbuh sangat tinggi hampir menutupi setengah bangunan. Jika dilihat bangunan ini tampak sangat menyeramkan di tambah suasana hening dan gelap malam menambah kesan horor bangunan tersebut. Jika orang lain mungkin akan berpikir ratusan kali sebelum mendatanginya.

Tapi tidak dengan Jungkook tanpa ketakutan sedikitpun Jungkook terus melangkahkan kakinya menerobos semak belukar yang bagaikan menelan tubuh tingginya. dan kini jungkook berdiri tepat di hadapan seorang pria yang terlihat seperti bayangan karena kegelapan menyamarkan rupanya.

"Jungkook kau yakin dengan ini? " tanya pria itu.

"Ya! "

"Pikirkan lagi jungkook! Pikirkan resikonya! jangan sampai kau menyesal! "

"sejak dulu hidupku sudah penuh dengan resiko. jika aku tidak melakukan ini aku akan sangat menyesal membiarkan mereka membunuh taehyung. aku tidak akan membiarkan itu terjadi! "

"Kau bahkan rela menjerumuskan dirimu ke dalam dosa untuknya! "

"Aku akan memberikan apapun sekalipun aku harus mati untuknya!"

seluruh tubuh pria itu merinding mendengar penuturan Jungkook. Dia tahu orang seperti apa Jungkook. Menjalani hidup yang keras di jalanan membuatnya menjadi pria berhati dingin dengan jiwa yang mati. Pria itu tak pernah peduli dengan apapun bahkan tentang dirinya sendiri. namun siapa sangka pria ini rela mengorbankan segalanya untuk taehyung. dengan itu pria itu tahu bahwa dia tidak bisa lagi mencegah jungkook.

.

"Baik, dengarkan aku jungkook! Pria itu akan keluar dari kantornya untuk makan malam bersama klien. Setelah itu dia akan pergi ke hotel xxx bersama wanita simpanannya."

"aku sudah mengatur semuanya agar kau bisa masuk. Tapi ingat jangan keluarkan suaramu atau menunjukkan wajahmu!"

Pesan dari Jeno sahabat lamanya terngiang jelas dalam ingatan seiring langkah kakinya membawanya menuju sebuh hotel mewah.

Tatapan mata jungkook terlihat tajam dan dingin dibalik penutup wajah yang dia kenakan. Jungkook sudah bulat dengan tekadnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya jungkook akan melakukan pembunuhan untuk sebuah imbalan yang besar.

Walaupun selama ini dia hidup seperti sampah tapi tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk menghilangkan nyawa seseorang sebelum semua ini terjadi. Jungkook tidak punya pilihan lain. Saat ini nyawa dirinya dan taehyung dalam bahaya. Jungkook harus segera melakukan sesuatu sebelum terlambat. Dan bagaimana pun caranya akan jungkook lakukan sekalipun harus mengotori tangannya dengan dosa.

Langkah kaki jungkook berhenti di depan pintu salah satu kamar. Tangannya yang terbalut sarung tangan hitam memegang kenop pintu lalu mendorongnya secara pelan.

Dari celah yang terbuka sedikit jungkook dapat melihat seorang pria paruh baya gendut tengah bercumbu mesra dengan seorang wanita telanjang yang jungkook simpulkan sebagai wanita simpanannya.

Dia masuk ke dalam tak lupa mengunci pintu. Dua manusia itu begitu larut dalam kenikmatan sendiri hingga tak menyadari kematian tengah menghampiri mereka

Jungkook melangkah sepelan mungkin mendekat dan berdiri di belakang pria paruh baya itu. Wanita yang duduk di pangkuan pria itu seketika melotot dalam ciumannya melihat orang dengan perlengkapan serba hitam berdiri tepat di depanya bagai malaikat pencabut nyawa. Saat ingin menjerit jungkook langsung menunjukkan sebilah pisau isyarat agar dia tetap diam.

Mau tidak mau wanita itu tetap diam. tak bereaksi saat pria paruh baya itu mulai menciumi leher hingga dadanya. gairahnya seketika hilang yang ada hanya ketakutan yang menyerangnya.

Melihat itu tanpa menunggu lama jungkook langsung menusukkan pisau di punggung pria paruh baya itu.

"Arkkkhhhh.... " Wanita itu menjerit keras. Pria yang mencumbunya tadi seketika memuntahkan darah sangat banyak. Dan tak lama tergeletak menegenaskan di atas kasur.

"Ssshhh... " Jungkook menghampiri sang wanita yang masih sangat ketakutan. Dia trus menerus mundur saat jungkook berjalan ke arahnya. Hingga punggungnya membentur tembok di belakang.

"Aku mohon jangan bunuh aku! " Wanita itu menggeleng-gelengkan kepala sambil menangis. Tapi apa peduli jungkook! dia menghimpit tubuh wanita itu lalu menyentuh perut wanita itu menggunakan pisau bersiap menusuknya.

"Aku mohon, aku punya anak! " wanita itu berujar cepat sambil menutup mata, tubuhnya bergetar hebat keringat dan air mata memenuhi wajah sang wanita.

Aksi jungkook terhenti. Dia membisu di balik topeng yang dikenakannya.

Melihat keterdiaman Jungkook wanita itu kembali berujar meminta bekas kasihan. "Aku mohon, aku hanya bekerja untuk memenuhi kehidupanku dan putraku. Jika kau membunuhku dia akan sendirian."

Tok, tok, tok,

"Tuan apa anda baik-baik saja? Kami mendengar suara jeritan. "

Jungkook menatap lekat mata wanita yang tak berhenti mengalirkan air mata dengan sorot ketakutan.

Sial! ucapan wanita itu mengingatkan tentang dirinya sendiri yang berjuang melakukan apapun untuk taehyung. Wanita ini ada di posisi yang sama dengannya.

Jika wanita ini mati anaknya akan menjadi sebatang kara. Sama seperti dirinya jika mati maka taehyung akan sendiri.

Sial!

Jungkook benci dirinya yang menjadi lemah. Kenapa tidak dia tusuk saja perut wanita ini sekarang.

Jungkook menatap tajam mata sang wanita dan berujar serius. Di belakangnya ketukan pintu terdengar semakin keras bersama seruan yang terus menanyakan apa yang terjadi.

"Tutup mulut mu atau aku akan membunuhmu dengan cara yang lebih menyakitkan! "

wanita itu mengangguk cepat. membalas tatapan Jungkook dengan mata yang seolah mengatakan dia bersungguh sungguh. "aku janji! " Ujar serius.

Jungkook pun melepaskan sang wanita membuatnya langsung ambruk ke lantai. Dengan cepat dia melompat keluar lewat jendela. tepat setelah itu pintu terbuka dan beberapa orang masuk ke dalam.


-
-
-

Tbc

Don't forget to vote guys!
Cause your vote
Is very meant to me
Thank you❤

bad thingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang