Gelas kecil itu jatuh dan pecah berkeping di ujung sepatunya.
"Seokjin?" Jimin berlari kecil menghampiri sang sahabat yang baru saja beranjak dari meja bar di pojok ruangan.
"Kau tidak apa-apa?""Jim........" Seokjin menekan dadanya yang tiba-tiba terasa ngilu.
"Hey....hey......." Diraihnya tubuh ramping yang melemas itu.
"Apa kau terlalu banyak minum?" Jimin menatapnya khawatir.Mengerjap singkat, Seokjin kemudian terkekeh kaku.
"Mungkin.....""Aku tidak akan minum lagi, kalian nikmati pestanya.....aku ke toilet sebentar"
Tak menjawab, Jimin hanya menatap heran bahu lebar yang berbalik meninggalkannya.
Seokjin membuka satu persatu pintu bilik toilet di sampingnya, memastikan tidak ada satupun orang yang berada disana.
"Namjoon?" Jemarinya bertaut di depan dada.
"Namjoon......jawab aku....""Namjoon...." Panggilnya lebih keras.
Hening.
Pintu toilet pun terbuka, Seokjin sontak menoleh dengan mata membola. Tiga orang pria tertawa-tawa memasuki ruangan kosong itu kemudian berpisah mengisi masing-masing bilik sambil masih saling bercanda.
Didorongnya pintu toilet itu kasar, Seokjin berjalan keluar setelah membasahi wajahnya di wastafel.
Hela nafas panjang berhembus dari bibir terbukanya.
"Mungkin aku terlalu banyak minum....." Ia menggeleng lalu terkekeh pelan dan kembali ke ruang karaoke menikmati pestanya."Hhhh..........hhhh......"
"Maaf....maaf.....Namjoon, tahan sebentar lagi...." Jackson terus mendekap tubuh bergetar hebat itu di dadanya.
"I know.....i know......" Surai gelap itu diusapnya berkali-kali ketika rengkuhan tangan sang sahabat mengerat pada kedua sisi jasnya. Mengerang menahan rasa sakit yang hampir membuatnya kehilangan kesadaran.
"Now this is the worst part....." Jackson menyelipkan sebatang kayu diantara gigi-gigi sang sahabat.
"U-untuk apa........mmmmmmphhh!"
"Damnit...." Jackson memejamkan mata berkaca-kacanya. Memeluk tubuh bergetar sang sahabat yang menggeram kesakitan setelah cairan itu membasahi bekas potongan sayap di punggungnya.
"Ssssshhh......it's okay....it's okay...."
"You're okay.....""Namjoon?"
Genggaman tangan pada sisi jasnya terasa melemah. Namjoon kehilangan kesadarannya.
Jackson menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar.
"Pergilah.....biarkan dia beristirahat""Terimakasih telah membantu mengobati lukanya..." Ia menepuk bahu seorang pria yang berjalan keluar dari ruangan itu dengan kotak peralatannya.
"Aku merindukamu........."
"Kau dimana? Jangan membuatku khawatir, Namjoon....."
Seokjin membenamkan seluruh tubuhnya resah.Jantungnya tak berhenti berpacu sejak dentum musik keras juga suara-suara sumbang para rekannya berhenti memenuhi isi kepalanya.
Makian tetangga wanitanya pun hilang sekejap kepala bersurai pirang itu tenggelam. Bulir air mata menyatu dengan aroma lavender yang membalut tubuh polosnya.
"Namjoon...........""Namjoon........"
. . .
"Hey......wake up tough guy!" Jackson menepuk pipi sang pria yang bergerak-gerak tak nyaman dalam ringkuk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Fanfiction"I just want a normal life, but then i think of it....what is normal in general?" another [NamJin] story #angst #hurt-comfort #happyending in #anotherlife