Know You

46 8 0
                                    




'Aku pergi bekerja, Namjoon...'
'Kau tidur lelap sekali, aku tidak tega membangunkanmu'

'Aku tidak tahu kau akan tinggal sampai kapan tapi ada banyak makanan di lemari dapur'

'Tolong angkat teleponnya jika namaku muncul di layar dan kau masih disini'

'Jangan kemana-mana jika kau sendirian, aku tidak mau kau tersesat lagi...'

Namjoon mendengus tersenyum membaca pesan pada secarik kertas yang ditinggalkan oleh sang pria di atas meja makan.

Satu persatu kotak makanan dibaca dan diletakan di pangkuannya. Duduk bersila di lantai dapur dengan bermacam makanan di sekitarnya.



"Kau sudah membuka kadoku?" Jimin merangkul bahu lebar sang sahabat yang sedikit terkejut dengan kedatangannya.

"B-belum.....astaga, kado kalian masih kutinggalkan di mobil" Seokjin mengusap tengkuknya kaku.

"Jahat sekali" Pria itu mengerucutkan bibirnya kesal.

"Maaf....maaf, aku langsung tidur dan keesokan harinya aku lupa"

"Seperti bukan Seokjin yang kukenal...." Jimin mengangkat sebelah alisnya.
"Kau selalu suka dengan hadiah"

"I know......." Bahunya melemas seiring wajah bersalahnya.
"Akan kubuka malam ini, okay...."
"Hari ini aku tidak ada pertemuan dengan siapa-siapa"
"Jadi aku akan pulang cepat"

"Seokjin........"
"Ada sesuatu yang tidak kau ceritakan padaku?" Sang pria menatapnya khawatir.



Namjoon menatap pesawat telepon yang berdering itu tanpa bergerak. Mengerjap beberapa kali hingga ia teringat pesan dari sang pemilik tempat tinggal. Tangannya sontak meraih gagang telepon dan mendekatkannya pada telinga. Hanya denging panjang yang ia dengar.

Seokjin menghela nafas kecewa. "Namjoon telah pergikah?"
Ditekannya kembali nomor yang sama pada ponselnya. Duduk bersandar pada anak tangga darurat lalu menunggu.

"S-Seokjin?" Gemerisik terdengar sebelum suara itu melafalkan namanya kikuk.

Seokjin mendengus tersenyum lega. "Hey....Namjoon..."
"Kau sudah makan?"

"Sudah........maaf aku memakan hampir semuanya" Suaranya menghilang di ujung sambungan.

Seokjin tertawa gemas. "Kau suka?"
"Oh? Apa kau menyeduh mie cupnya?"

"Menyeduh mie cup?" Suara di seberang terdengar bingung.

"Ah......." Seokjin menepuk dahinya pelan lalu menggeleng.
"Namjoon........"
"Jangan pergi dulu ya.....aku ingin mengobati lukamu"

"B-bolehkah? Aku.......tidak tahu jalan pulang...."

Seokjin mendengus tersenyum.
"Tunggu aku pulang ya...."




"Aku suka permen jelly...."
"Aku juga suka gimbap..."
"Tapi mie ini keras...."

Seokjin mengulum senyumnya mendengar celoteh sang pria yang tengah duduk bersila di atas sofanya. Jemarinya mengambil kotak-kotak kosong yang tersusun rapi di atas meja tamunya.
"Kau suka sereal ini, Namjoon?"

Namjoon mengangguk.

"Maaf aku lupa memberitahumu jika ini lebih enak dimakan dengan susu....."
"Dan ramen ini........kau harus menyeduhnya terlebih dahulu dengan air panas"

"Aku membacanya tapi tidak mengerti...." Namjoon tertunduk malu.

"Kemarilah....." Seokjin berjalan menuju dapur.
Namjoon mengikuti dengan langkah hati-hati.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang