Chapter 3: The Friendship Tested

69 33 46
                                    

Ravi dan Aria duduk bersama di pojok kantin setelah pembelajaran selesai, memakan makanan mereka sambil memikirkan cara untuk membuka keypad pintu ruangan Profesor Law

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ravi dan Aria duduk bersama di pojok kantin setelah pembelajaran selesai, memakan makanan mereka sambil memikirkan cara untuk membuka keypad pintu ruangan Profesor Law. Mereka merasa frustrasi karena meskipun telah mengumpulkan banyak informasi tentang Profesor Law, mereka masih belum menemukan petunjuk yang jelas untuk sandi pintu.

"Apa yang harus kita lakukan, Ravi?" tanya Aria dengan nada yang sedikit putus asa. "Kita sudah memiliki banyak tanggal dan informasi, tapi semuanya terasa acak."

Ravi mengangguk seraya menatap layar ponselnya, yang masih menampilkan catatan-catatan dari penelitian mereka sebelumnya. "Kita memang telah mencatat tanggal lahir Profesor Law, tanggal berdirinya NeoTech Academy, dan kapan dia mendapat penghargaan di sini. Tapi itu belum cukup."

Ravi terdiam sesaat, "Aku ingat Profesor Law pernah membicarakan buku pertamanya, 'Algoritma Kehidupan'," kata Ravi, mencoba mengingat lebih jauh.

Aria menatap bingung, "Kenapa dengan buku itu?" Tanyanya.

Ravi menghela nafas, dia menatap Aria,  "Ar, Algoritma itu berhubungan dengan angka, kan?" Ravi berusaha menjelaskan, Aria mulai tertarik dengan pembahasannya. "Dalam banyak kasus, algoritma dapat melibatkan penggunaan angka, entah sebagai parameter masukan, indeks, atau bagian dari proses perhitungan." Lanjut Ravi.

Sekarang, kata sandi yang mereka butuhkan mungkin jauh lebih rumit. Ravi memeriksa kembali catatan tentang Profesor Law: tanggal lahir, tanggal buku "Algoritma Kehidupan", tanggal penghargaan, dan tanggal berdirinya NeoTech Academy. Semua itu penting, tetapi masih terasa terlalu umum untuk menjadi kata sandi yang unik.

Ravi memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat percakapan dengan Profesor Law yang pernah dia dengar di koridor sekolah. Ada sesuatu dalam kata-kata yang Profesor Law ucapkan, sesuatu yang terasa seperti sebuah petunjuk tersembunyi. "Algoritma Kehidupan..." gumam Ravi dalam hati, mencoba menghubungkan kata-kata itu dengan angka-angka yang ada.

"Apa kita harus ke perpustakaan?" Aria bertanya, "Mungkin kita mendapat petunjuk lewat bukunya, mungkin ada angka tertentu dalam bab atau halaman?" Tambahnya.

Ravi mengangguk mantap, mereka berdua langsung berdiri menuju perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, mereka menyusuri rak buku dengan teliti. Mereka mencari buku berjudul "Algoritma Kehidupan" karya Profesor Law, namun setelah beberapa saat, tidak ada satu pun buku yang mereka cari ditemukan. Ravi merasa sedikit putus asa, tapi Aria tetap bersemangat.

"Kita tanyakan saja ke penjaga perpustakaan," kata Aria, "Mungkin mereka tahu di mana buku terbitan para profesor disimpan."

Ravi setuju, dan mereka berdua mendekati meja penjaga perpustakaan. "Maaf, kami sedang mencari buku terbitan Profesor. Apakah Anda tahu di mana rak yang menyimpan buku-buku para profesor?" tanya Ravi sopan.

Penjaga perpustakaan, seorang wanita paruh baya yang ramah, mengangguk. "Buku-buku terbitan para profesor biasanya disimpan di rak bagian barat, di dekat jendela besar. Coba cek di sana," sarannya sambil menunjuk barisan paling kanan dekat tembok.

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang