Chapter 17: Betrayal within

30 16 26
                                        

Pagi itu, suasana di NeoTech Academy tampak berbeda dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, suasana di NeoTech Academy tampak berbeda dari biasanya. Semua siswa dikumpulkan di aula pertemuan, suasana penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran. Tidak ada yang tahu alasan pertemuan mendadak ini, dan spekulasi mulai menyebar di kalangan siswa. Aula besar itu penuh sesak dengan suara bisik-bisik yang menggema, namun semua segera terdiam saat Profesor Bima muncul di atas panggung, dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

Di depan aula, ada empat orang duduk di kursi, berpakaian seperti penjaga dengan wajah tertutup kain merah. Identitas mereka disembunyikan, membuat semua orang semakin penasaran. Setelah semua siswa berada di tempat, Profesor Bima memulai pidatonya.

"Selamat pagi, siswa-siswi NeoTech Academy. Hari ini, saya memanggil kalian semua untuk memberitahu sesuatu yang sangat penting," suara Profesor Bima terdengar tegas dan penuh kuasa. "Ada pengkhianat dan pemberontak di antara kita, mereka yang berusaha menghancurkan kedamaian dan keamanan sekolah ini."

Bisikan mulai terdengar lagi di antara para siswa. Beberapa dari mereka menatap satu sama lain dengan kecurigaan, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Profesor Bima melanjutkan, "Untuk itu, kami telah menangkap empat orang yang terlibat dalam rencana pemberontakkan ini. Mereka telah berusaha merusak semua yang telah kita bangun di sini, dan hari ini, kalian akan melihat wajah-wajah para pengkhianat tersebut."

Dengan isyarat dari Profesor Bima, penjaga mulai membuka kain merah yang menutupi wajah empat orang itu. Seketika, suasana aula berubah menjadi hening yang mencekam. Semua mata tertuju pada sosok-sosok yang kini terbuka identitasnya: Ravi, Aria, Kiran, dan Gonzales.

Guncangan dan keterkejutan memenuhi ruangan. Beberapa siswa tampak terkejut, sementara yang lain terlihat marah dan merasa dikhianati. Ravi, Aria, Kiran, dan Gonzales duduk dengan ekspresi campuran antara ketakutan dan ketidakpercayaan. Mereka tidak mengira situasi akan berbalik dengan cara ini.

Profesor Bima melanjutkan dengan nada yang lebih dingin, "Mereka ini telah berkonspirasi untuk menjatuhkan sistem yang telah kita bangun. Mereka berusaha membawa kekacauan dengan melibatkan pihak luar dan menghasut pemberontakan. Namun, kami berhasil menangkap mereka sebelum semuanya rusak."

Di antara kerumunan, beberapa siswa yang mendukung Ravi dan kawan-kawan terlihat bingung dan tidak percaya, 8 anggota utama kelompok Ravi hanya bisa menatap dengan kegelisahan. Sementara itu, para pendukung Profesor Bima terlihat puas, seolah kemenangan telah diraih. Di sisi lain, teman-teman dekat Ravi, Aria, dan Kiran mencoba menahan air mata, menyadari betapa seriusnya situasi ini.

Ravi, dengan suara bergetar, mencoba untuk berbicara, tetapi seorang penjaga mendorongnya kembali ke kursi dengan kasar. "Tidak ada lagi yang harus dikatakan," kata penjaga itu. Aria menatap dengan marah, sementara Kiran berusaha menenangkan dirinya. Gonzales, yang biasanya penuh canda, kini terlihat sangat serius.

Suasana semakin tegang saat Profesor Bima melanjutkan, "Mereka akan dihukum sesuai dengan aturan sekolah, untuk memastikan bahwa pengkhianatan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Ini adalah pelajaran bagi kalian semua, bahwa kita tidak akan mentolerir pengkhianatan dan perlawanan. Saya tidak ingin kalian semua terpengaruh dengan mereka dan menjadi pemberontak, karena itu tidak akan menguntungkan masa depan kalian."

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang