Kedatangan Profesor Bima sebagai pengganti Profesor Law memunculkan kontroversi di sekolah. Profesor Bima, seorang ahli teknologi yang ambisius, memiliki pandangan yang berbeda. Dia mendukung pengembangan teknologi robotik tanpa batas, percaya bahwa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ravi, Tommy, King dan Ned berada di dalam kereta cepat menuju Nexopolis. Keheningan menyelimuti mereka, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kilatan lampu dari luar jendela kereta memantul di wajah mereka, memberikan suasana yang suram dan penuh ketegangan. Mereka tahu bahwa misi ini tidak hanya berbahaya tetapi juga sangat penting untuk langkah mereka berikutnya dalam perlawanan melawan Profesor Bima.
Tommy duduk di samping jendela, tangannya menggenggam erat pegangan kursi. Dia terus menerus memikirkan kondisi Kiran yang koma, memikirkan ibuya dan rasa bersalahnya semakin dalam. Namun, dia tahu bahwa mereka harus fokus pada misi ini, atau semua pengorbanan akan sia-sia.
"Sudah pasti kita bisa masuk ke kamar kamu, kan, Tom?" tanya King, memecah keheningan.
Tommy mengangguk, meskipun terlihat ragu. "Ya, aku menyembunyikan semua rekaman dan file penting di sana. Tidak ada yang akan mencurigainya, terutama karena aku salah satu siswa yang dianggap loyal kepada Bima."
Ravi menatap Tommy dengan serius. "Kita tidak bisa gagal. Rekaman itu bisa menjadi bukti yang kita butuhkan untuk menjatuhkan Profesor Bima. Semua tergantung pada kita sekarang."
Kereta terus melaju dengan kecepatan tinggi, membawa mereka semakin dekat ke Nexopolis. Beberapa jam kemudian, kereta berhenti di stasiun utama, dan mereka segera bergegas keluar, menyatu dengan kerumunan orang yang sibuk. Mereka menjaga kepala mereka tetap rendah, mencoba untuk tidak menarik perhatian, sebelum akhirnya menuju ke area sekolah.
Setelah berhasil sampai di Nexopolis, mereka menyusup melalui jalur bawah tanah yang telah lama mereka rencanakan. Jalanan di kota sudah mulai sepi, dengan hanya beberapa orang yang berlalu lalang. Mereka tahu bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk bergerak. Dengan perlahan, mereka memasuki terowongan yang mengarah ke belakang asrama NeoTech Academy.
Terowongan itu gelap dan lembab, dengan suara air yang menetes di beberapa sudutnya. King membawa senter kecil untuk menerangi jalan mereka. "Kita harus hati-hati di sini. Tidak ada yang tahu seberapa banyak jebakan yang mungkin dipasang oleh Bima di sekitar sekolah," ucapnya.
Mereka berjalan dalam diam, hanya terdengar suara langkah kaki mereka yang teredam oleh tanah yang basah. Ravi memimpin di depan, diikuti oleh Tommy, Ned, dan King. Masing-masing dari mereka waspada, siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Setelah beberapa menit, mereka akhirnya sampai di pintu besi yang tampak tua dan berkarat. Pintu ini mengarah langsung ke bagian belakang asrama. Tommy maju ke depan, membuka pintu dengan kunci yang dia bawa. Pintu itu berderit pelan saat terbuka, memberikan jalan ke sebuah lorong sempit yang langsung menuju ke area asrama.
"Mari kita bergerak cepat," bisik Ravi. Mereka segera keluar dari terowongan dan bergegas menuju kamar Tommy di asrama.
Keadaan asrama jauh lebih sepi dari yang mereka bayangkan. Tidak ada penjaga satupun yang berjaga di sekitar asrama. Hanya beberapa penjaga yang tampak berjaga di gedung depan, tetapi mereka jauh dari jangkauan mereka.