Chapter 6: Uncovering Clues

43 25 31
                                    

Ravi, Aria, dan Kiran duduk di kamar Tommy yang telah mereka jadikan markas sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravi, Aria, dan Kiran duduk di kamar Tommy yang telah mereka jadikan markas sementara. Peta dan dokumen yang mereka kumpulkan terpampang di dinding, menciptakan gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekolah mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus bergerak cepat dan cermat untuk mengungkapkan kebenaran di balik rencana jahat Profesor Bima.

"Jadi, siapa saja yang kita punya sejauh ini?" Ravi bertanya sambil memandang Kiran yang sedang memeriksa daftar nama di tangannya.

"Zabi, Likha, dan Tara berhasil mengajak 15 dari 45 anggotanya untuk bergabung dengan kita. Deron, Brandon, dan Flow mengajak 10 dari 40 anggota mereka. Fay, Milo, Erryk, dan Gonzales membawa 20 dari 28 anggota mereka," jawab Kiran sambil menghela napas lega. "Jadi, totalnya ada 55 anggota ditambah kita jadi 59. Ini sudah lebih dari yang kita butuhkan."

Tommy mengangguk setuju. "Bagus. Kita perlu lebih banyak orang di pihak kita. Bima memiliki banyak pengikut, jika jumlah angkatan kita 250 anak, maka yang memilih di sisi Profesor Bima sebanyak 195 dan kita harus berhati-hati karena kita belum mengetahui siapa yang dipilih oleh kakak kelas dan adik kelas kita." Jelasnya.

"Ya, kita tidak bisa lengah," tambah Aria. "Kita perlu mulai mencari bukti yang menunjukkan siapa yang terlibat dengan Profesor Bima, dia pasti mendapat dukungan dari pihak luar sekolah dan dewan kota."

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan keras, dan Gonzales masuk dengan nafas terengah-engah. "Ravi, Aria, Kiran, kalian harus tahu ini!" katanya dengan suara penuh kecemasan.

Ravi mengerutkan kening. "Apa yang terjadi, Gonzales?"

Gonzales mengambil beberapa detik untuk mengatur nafasnya sebelum menjawab, dia segera menutup pintu kamar. "Aku melihat Profesor Bima berbicara dengan salah satu orang asing, pakaiannya seperti tahanan. Mereka berbicara tentang robot yang akan dia ciptakan. Dia berencana membuat robot yang seperti manusia."

Kiran terkejut. "Apa? Robot seperti manusia? Itu sangat berbahaya."

"Bagaimana kamu tahu ini, Gonzales?" tanya Tommy sambil memperhatikan wajah Gonzales yang masih terlihat tegang.

Gonzales menggigit bibir bawahnya ragu, "Aku sebenarnya sedang merokok di rooftop, kemudian mendengar langkah kaki mendekat dan langsung bersembunyi setelah membuang rokokku. Aku mendengar semuanya," jawab Gonzales. "Bima berencana untuk menggunakan teknologi canggih untuk menciptakan robot yang tidak bisa dibedakan dari manusia. Dia berbicara mengenai cara mengkloning ingatan dan mengalihkannya pada robot."

Aria tampak terkejut. "Jika Bima berhasil, tidak hanya sekolah kita yang akan terpengaruh, tapi seluruh kota bahkan mungkin dunia."

Tommy mengangguk setuju. "Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang rencana ini dan mengumpulkan bukti yang cukup untuk mengungkapkan kebenaran di depan semua orang."

"Gonzales, apa lagi informasi yang kamu dapat?" Tanya Ravi.

Gonzales menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Jam 10 malam nanti, Profesor Bima akan keluar dengan tahanan itu. Dia akan menuju ke tempat tersembunyi di dekat alun-alun kota. Aku mendengar ini saat dia berbicara dengan orang luar sekolah tadi."

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang