Chapter 11: Secret Signals

42 21 34
                                    

I hope I know you as readers who appreciate writers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I hope I know you as readers who appreciate writers

then don't forget to vote and comment, love you

beloved; key



**
Tommy menatap kosong dari jendela ruang pengurus inti, pikirannya berkecamuk. Sudah dua hari sejak kejadian itu, dua hari tanpa sepatah kata pun dari Lyanna. Dia merasa dikhianati, dipermainkan oleh orang yang paling dia percayai.

Langit di luar terlihat suram, mencerminkan suasana hatinya. Ketika pintu ruang pengurus inti terbuka, Tommy tidak berbalik. Dia tahu siapa yang datang.

"Tommy," suara Lyanna terdengar pelan, penuh keraguan. "Aku tahu kamu marah padaku. Tapi, aku di sini untuk menjelaskan."

Tommy tetap diam, matanya masih terpaku pada pemandangan di luar. Suara Lyanna terdengar lebih mendesak. "Aku tidak bermaksud membohongimu. Aku punya alasan, alasan yang sangat penting."

Tommy akhirnya berbalik, menatap Lyanna dengan mata penuh kemarahan dan kekecewaan. "Alasan? Alasan untuk apa? Mengkhianati temanmu sendiri? Mengkhianati aku?"

Tommy berdiri di depan Lyanna dengan tangan terkepal. Tatapannya penuh dengan kemarahan dan kekecewaan. "Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku? Kamu tahu rencana ayahmu, dan kamu tetap diam!" suaranya bergetar dengan emosi.

 "Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku? Kamu tahu rencana ayahmu, dan kamu tetap diam!" suaranya bergetar dengan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lyanna menunduk, matanya penuh dengan penyesalan. "Tommy, aku... aku ingin meminta maaf. Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi aku benar-benar ingin melindungimu."

Sebelum Tommy bisa merespon, Leo tiba-tiba masuk ke ruangan dan menggenggam tangan Lyanna dengan kuat. "Dia harusnya juga menyebut namamu, Tommy, agar kamu bisa ikut ke ruang tahanan bersama yang lain," kata Leo dengan sinis.

Tommy tertawa keras, nada suaranya penuh sarkasme. "Benar, Lyanna. Kenapa kamu tidak menyebut namaku juga? Bukankah itu lebih adil?" Dia mencengkeram bahu Lyanna, membuatnya meringis.

Lyanna menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Tommy, kamu harus mengerti. Aku melakukan ini demi kita semua. Demi masa depan kita."

Tommy menggelengkan kepalanya, tidak percaya. "Aku tidak bisa mempercayaimu lagi, Lyanna. Kamu telah menghancurkan semua kepercayaan yang pernah kuberikan padamu."

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang