I hope I know you as readers who appreciate writers
then don't forget to vote and comment, love you
beloved; key
*
*
Ravi dan Tara berdiri di depan kamar Fay, merasakan kegelisahan yang semakin menguat. Setelah mengetuk pintu, seorang perempuan keluar, teman sekamar Fay, namanya Dany. "Kapan terakhir kali kamu melihat Fay?" tanya Ravi dengan nada serius.
Dany menghela napas, mencoba mengingat kejadian kemarin. "Kemarin sore, saat kami sedang bersantai di kamar. Fay bilang dia harus pergi ke sekolah untuk mengambil buku diary-nya yang tertinggal di loker. Aku menawarkan untuk menemani, tapi dia menolak. Dia bilang dia akan cepat kembali," Dany menjelaskan.
"Tapi setelah dua jam, Fay belum juga kembali. Aku mencoba menghubunginya, tapi ponselnya ada di atas ranjang." Dany menunjuk ke arah ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur Fay. "Aku mulai khawatir, jadi aku menyusulnya ke sekolah. Tapi saat aku tiba, sekolah sudah sepi. Aku menunggu sampai malam, bahkan hingga pagi, tapi Fay tak juga kembali."
Dany menatap Ravi dan Tara dengan mata berkaca-kaca, mencerminkan rasa cemas yang tak tertahankan. "Aku benar-benar butuh bantuan kalian untuk mencari Fay," katanya dengan suara yang gemetar.
Ravi mengangguk dengan penuh keyakinan, mencoba menenangkan Dany. "Kami akan mencari Fay," katanya dengan lembut. "Jangan khawatir."
Setelah beberapa saat berbicara, Ravi dan Tara berpamitan untuk kembali ke kamar mereka. Namun, sebelum mereka pergi, Dany tiba-tiba merogoh saku dan menyerahkan sesuatu kepada Tara. "Ini," katanya, menyerahkan sebuah ikat rambut pita berwarna merah muda.
Tara mengambilnya dengan hati-hati, bingung. "Apa ini?" tanyanya, memandang Dany dengan penuh tanya.
"Itu milik Fay," jelas Dany. "Dia memakainya terakhir kali. Aku menemukannya di depan gedung utama sekolah ketika aku mencarinya. Mungkin ini bisa membantu."
Tara menatap pita itu dengan perhatian. Dia kemudian melihat ke arah Ravi, yang sudah menatapnya dengan ekspresi serius. Seolah-olah mereka berbicara dalam diam, Ravi mengangguk pelan, mengerti pesan yang ingin disampaikan Tara. Ikat rambut itu mungkin menjadi petunjuk penting tentang apa yang terjadi pada Fay.
"Terima kasih, Dany," ujar Tara dengan lembut, berusaha menenangkan gadis yang terlihat cemas itu. "Kita akan melakukan yang terbaik untuk menemukan Fay."
Di perjalanan kembali, Ravi dan Tara berbincang singkat tentang langkah selanjutnya. "Kita harus memeriksa gedung utama," kata Tara. "Mungkin ada sesuatu di sana yang bisa memberi kita petunjuk lebih lanjut."
Ravi menahan tangan Tara yang hampir melangkah pergi. "Jangan terburu-buru," katanya dengan suara tenang namun tegas. "Ingat, Kiran, Gonzales, dan Milo masih memantau gedung itu. Kita perlu memastikan situasinya aman sebelum kita masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔
أدب الهواةKedatangan Profesor Bima sebagai pengganti Profesor Law memunculkan kontroversi di sekolah. Profesor Bima, seorang ahli teknologi yang ambisius, memiliki pandangan yang berbeda. Dia mendukung pengembangan teknologi robotik tanpa batas, percaya bahwa...