Chapter 5: The Technological Divide

55 24 49
                                    

NeoTech Academy, yang pernah menjadi tempat inovasi dan pembelajaran harmonis, kini menjadi medan pertempuran ideologi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NeoTech Academy, yang pernah menjadi tempat inovasi dan pembelajaran harmonis, kini menjadi medan pertempuran ideologi. Sejak kepergian Profesor Law, ketegangan antara dua kubu utama di sekolah semakin meningkat, mereka yang mendukung pengembangan teknologi tanpa batas di bawah kepemimpinan Profesor Bima, dan mereka yang setia kepada ajaran Profesor Law yang mengutamakan keseimbangan antara teknologi dan alam.

Tommy, Aria, Ravi, dan Kiran berusaha sekuat tenaga untuk menyatukan siswa-siswi yang mendukung visi Profesor Law. Mereka menyadari bahwa pertempuran ideologi ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang masa depan dunia yang mereka tinggali.

Pada suatu siang yang cerah, Ravi berdiri di depan kelompok kecil mereka di ruang rahasia yang telah mereka persiapkan. Ia menatap wajah-wajah penuh harap di hadapannya, termasuk 10 anak yang baru saja mereka rekrut. "Kita perlu memahami betapa pentingnya perjuangan ini," kata Ravi dengan suara tegas. "Ini bukan hanya tentang melawan Profesor Bima. Ini tentang melindungi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Profesor Law, menjaga keseimbangan antara teknologi dan alam."

Seorang gadis dengan dengan rambut pendek acak-acakan, Tara, mengangkat tangannya. "Ravi, apa yang sebenarnya kita rencanakan? Bagaimana kita bisa melawan kekuatan sebesar Profesor Bima?"

Ravi tersenyum lembut. "Kita tidak harus melawan secara fisik. Kita harus menggunakan kecerdasan dan persatuan kita. Pertama-tama, kita perlu memahami lebih dalam apa sebenarnya rencana Profesor Bima. Kita punya peta ini dan rekaman suara Profesor Law yang memperingatkan kita tentang bahaya rencana Bima. Dari sini, kita bisa mulai merencanakan langkah kita selanjutnya."

Erryk mengangguk pelan. "Aku paham. Jadi, apa langkah pertama kita?"

Aria melangkah maju. "Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua pendukung Profesor Bima dan mencari tahu siapa saja yang masih setia kepada Profesor Law. Kita perlu tahu siapa teman dan siapa musuh kita."

Tommy menambahkan, "Kita juga perlu mendekati siswa-siswi yang ragu-ragu dan mencoba meyakinkan mereka untuk mendukung kita. Kita butuh sebanyak mungkin dukungan."

Ravi menatap Tommy, "Tom, bisakah kamu menanyakan pada Lyanna sebenarnya apa yang ingin ayahnya lakukan? Bisakah kamu mencari tau?" Tanyanya, namun Tommy membisu.

"Jangan diam, Tom. Kamu kan dekat dengan Ann, apa kamu tidak bisa melibatkan pacarmu pasa situasi ini?" Suasana di ruangan itu tiba-tiba memanas setelah pertanyaan yang diberikan oleh Gonzales, mereka tidak terkejut. Laki-laki yang jongkok di sudut ruangan sambil mengunyah permen karetnya itu sudah terkenal karena sikapnya yang blak-blakan.

Tommy menghela, "Bertanya atau tidak kita sudah tau bahwa Ann memang terlibat dalam semua ini, aku akan mencoba memancingnya dengan pertanyaan," Ucapnya lalu menatap tajam ke arah Gonzales, "Satu hal lagi, perlu ku tekankan bahwa kami tidak memiliki hubungan seperti pacaran."

Mendengar itu, terukir senyum tipis di sudut bibir Gonzales, "Aku rasa kamu bukan orang yang bisa dipercaya."

"Aku tidak butuh rasa percayamu." Final Tom, dia menahan umpatan dalam hatinya.

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang