Chapter 9: The Long Journey

38 24 27
                                    

Ravi, Aria, dan Kiran akhirnya tiba di alun-alun kota Nexopolis setelah perjalanan yang melelahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravi, Aria, dan Kiran akhirnya tiba di alun-alun kota Nexopolis setelah perjalanan yang melelahkan. Malam sudah larut, dan mereka tahu mereka harus segera mencari tempat yang aman untuk beristirahat. Alun-alun kota ini penuh dengan lampu neon dan gedung-gedung tinggi yang memancarkan cahaya terang ke segala arah, namun mereka tahu bahwa di tengah keramaian inilah mereka bisa menyembunyikan diri dengan aman.

"Di mana kita bisa tidur?" tanya Aria sambil memandang sekeliling. Matanya mencari tempat yang terlihat nyaman dan aman.

Ravi menunjuk ke sebuah sudut yang agak gelap, di mana ada beberapa bangku taman dan pohon-pohon yang bisa memberikan sedikit perlindungan. "Kita bisa tidur di sana, di bawah pohon-pohon itu. Setidaknya kita akan sedikit tersembunyi."

Mereka berjalan menuju sudut taman tersebut dan segera merapikan tempat untuk beristirahat. Dengan perasaan lega, mereka duduk di bangku taman dan akhirnya bisa meregangkan otot-otot mereka yang tegang.

"Setidaknya kita bisa tidur sebentar," kata Kiran sambil menguap. "Kita harus bangun pagi-pagi sekali besok untuk memulai perjalanan."

Mereka semua setuju dan akhirnya terlelap, membiarkan kelelahan menguasai tubuh mereka.

Pagi buta, Ravi terbangun oleh suara burung yang berkicau. Dia segera membangunkan Aria dan Kiran. "Ayo bangun, kita harus segera pergi."

Dengan mata yang masih mengantuk, Aria dan Kiran bangkit dan segera merapikan diri. Mereka melihat peta yang diberikan oleh Fay dan mencoba menentukan rute terbaik untuk mencari kendaraan yang bisa membawa mereka lebih jauh dari Nexopolis.

"Kita harus mencari stasiun kereta cepat," kata Kiran sambil mengamati peta. "Itu cara tercepat untuk keluar dari kota ini."

Mereka berjalan menuju stasiun kereta cepat yang tidak jauh dari alun-alun. Ketika tiba di stasiun, mereka langsung menuju ke loket tiket. Petugas di balik loket menatap mereka dengan curiga.

"Kota tujuan kalian?" tanya petugas itu.Ravi, Aria, dan Kiran saling berpandangan. Mereka kemudian menunjukkan titik yang berada paling tepi, "Kami mencari tempat ini."

Petugas itu mengangguk. "Itu kota kecil, kota Orionpolis, dulu." Ucapnya.

Kiran menatap heran, "Dulu?"

"Kota pinggiran sudah banyak yang hancur sejak demo besar-besaran beberapa waktu lalu. Tapi kalian bisa turun di kota Arcadia. Itu pemberhentian terakhir yang masih aman. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 2,5 jam dan jaraknya sekitar 340 km dari sini." Jelas si petugas itu.

Ravi berterima kasih kepada petugas itu dan segera membeli tiga tiket ke kota Arcadia. Mereka menaiki kereta cepat dan duduk di kursi mereka, mencoba untuk tetap tenang dan fokus.

"Kita harus terus waspada," kata Aria. "Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di kota Arcadia."

Kiran mengangguk. "Kita harus bekerja sama dan menghadapi apapun yang terjadi."

❝ᴛᴇᴄʜ ᴡᴀʀꜱ: ᴡᴇ ꜱᴛʀɪᴋᴇꜱ ʙᴀᴄᴋ❞ || ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang