"Kia, tadi kamu kenapa? Kok tiba-tiba bersikap seperti itu?" tanya Bebby pada Kia yang sedang melahap mie gorengnya.
"Kamu tiba-tiba lebih memilih naik tangga dari pada ikut lift sama kita?"
"Gak papa, kan tadi aku sudah bilang mau olahraga sedikit," jawab Kia dengan mulut yang masih terisi penuh.
Bebby bertopang dagu menatap Kia penuh selidik. "Hemm?"
"Kenapa menatapku seperti itu?"
"Kamu nggak pandai berbohong!" Cibiran Bebby membuat Kia tersenyum kecut.
"Apa karena Jonathan?" Pertanyaan Bebby sukses membuat Kia tersedak minumannya.
"Kamu nggak papa, Ki?" tanya Bebby khawatir sambil memberikan segelas air.
"Ng-nggak, nggak papa...."
"Kalau kamu nggak mau cerita aku nggak akan maksa kok, kamu tenang saja dan nggak perlu canggung gitu."
Kia menatap Babby sambil meminum minumannya.
"Btw, Sisi kok lama banget ke toiletnya?" gumam Babby mengalihkan topik yang membuat Kia merasa canggung.
Kia tersenyum, dia tahu bahwa Babby adalah orang yang sangat pengertian.
"Kecantol cogan paling," sahut Kia pada akhirnya.
Keduanya pun kembali bergurau dan melupakan rasa canggung itu.
●●●●●
"Kamu nggak pulang, Mika?" tanya Sisil pada Bebby yang masih berkutat dangan pekerjaannya.
"Kayanya aku lembur nih Sil, masih ada data yang perlu kuselesaikan. Besok sudah harus diserahkan soalnya," terang Bebby.
"Oh, oke deh...kalo gitu aku sama Kia pulang duluan ya," ucap Sisil sambil menggamit lengan Kia.
"Bye anak CEO," goda Kia sambil melambaikan tangannya.
"Dasar kalian ini, gimana kalau ada yang dengar!" Keduanya cuma cengengesan sambil berlenggang pergi.
Bebby hanya geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya itu, dia pun melanjutkan pekerjaannya.
"Ternyata sudah hampir jam delapan, tapi masih kurang sedikit lagi." Babby merenggangkan badannya yang terasa pegal sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
Sudah hampir tiga jam Bebby berkutat dengan laporannya yang masih belum rampung, sepertinya dia perlu kopi untuk menemaninya bekerja beberapa saat lagi.
Saat Bebby berjalan ke arah pantry, sayup-sayup dia mendengar suara orang yang sedang mendesah. Suara itu jelas terdengar karena ruangan di kantor ini sudah benar-benar sepi dan tak ada satupun karyawan yang terlihat kecuali dirinya sendiri.
Rasa penasaran Bebby membuatnya mengikuti asal suara tersebut. Bebby mendengar suara itu dari salah satu ruangan yang ada di divisi keuangan.
'General Manager Lidya Magdalena,' gumam batin Bebby melihat papan nama di pintu ruangan itu.
Bebby melihat pintunya sedikit terbuka dan saat mata cantiknya itu mengintip dari balik daun pintu tersebut, dengan polosnya Bebby terkejut atas apa yang baru saja dilihatnya.
"Shit!" umpat Bebby dengan suara yang cukup pelan, dia pun lalu membekap mulutnya. Terlihat rona merah di wajah gadis itu.
Bebby malu setengah mati dengan apa yang baru saja dilihatnya. Perempuan yang menempati ruangan ini sedang melakukan hal yang tidak
senonoh dengan seorang pria dan pria itu adalah Pak Thomas, pimpinan Divisi Administrasi-nya yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Is My Daddy, But He's My Uncle
RomanceLapak Revisi 2023 Judul Sebelumnya : My Daddy is My Uncle Sinopsis : Ketika cinta tak memandang status keluarga. Aku pria lajang dan aku memiliki seorang putri. Aku bukan duda! Aku lajang...ingat LAJANG! Belum pernah menikah. Soal putri...aku memang...