"Nggak papa'kan kalau kita mampir ke sini dulu? Ada kolega bisnis yang ingin bertemu di sini." ucap Adam setelah ia memarkirkan mobilnya di parkiran sebuah club malam terkenal di daerah Jakarta Pusat.
"Eum, nggak papa. Aku juga penasaran dengan tempat ini. Daddy selalu melarangku datang ke tempat-tempat seperti ini bukan? Sekarang rasa penasaranku akan sedikit berkurang," ucap Bebby tersenyum senang.
"Kamu tetap tidak boleh pergi ke tempat seperti ini jika tidak sedang bersamaku, paham?!" tegas Adam. Bebby terkikik.
"Siap Boss," ucap Bebby mengangkat kedua ibu jarinya.
Adam mencubit gemas sebelah pipi gadis itu, Bebby meringis. "Pintar, ayo turun."
Adam keluar dari mobilnya terlebih dulu, lalu mengitari mobil dan membukakan pintu itu untuk Bebby. Gadis itu turun dengan senyum mengembang di bibirnya.
Adam menggandeng tangan Bebby memasuki club malam tersebut.
Hingar-bingar musik DJ menggema di seluruh pelosok ruangan itu dan bau asap rokok menguar, menusuk indra penciuman. Lampu disco berputar di atas lantai dansa, terlihat banyak orang yang menari di bawah lampu disco. Banyak dari kaum hawa yang ada di lantai dansa itu memakai pakaian yang serba terbuka dan sangat ketat, sehingga mempertontonkan kemolekan tubuh mereka. Tak jarang ada tangan-tangan jahil yang menyentuh tubuh mereka yang terbuka. Bebby mengeratkan gandengannya di tangan Adam, gadis itu tidak suka dengan keadaan di dalam club ini. Gadis itu merasa risih. Apalagi dia bisa melihat beberapa pasangan tengah bercumbu di beberapa sudut ruangan tanpa merasa malu sedikit pun dengan orang-orang di sekitar mereka.
Adam mengerti Bebby merasa risih dengan keadaan itu. Adam membawa Bebby ke lantai atas, dimana di sana banyak disediakan sofa kusus untuk para pelanggan-pelanggan VIP yang ingin menikmati malamnya tanpa gangguan dari pengunjung di lantai bawah yang kebanyakan lebih suka menari dan bergoyang dengan musik yang disuguhkan oleh para DJ profesional itu.
"Jo!" Adam berteriak pada Jonathan yang memang sudah lebih dulu datang.
‘Jonathan juga di sini.’ batin Bebby.
"Loh, Bebby ikut?" tanya Jonathan pura-pura tidak tahu, padahal dialah otak kriminal dari rencana itu. Bebby mengangguk. Adam mengiring Bebby untuk duduk di salah satu sofa.
Di lantai ini juga sama saja, Bebby masih bisa melihat beberapa orang tengah bercumbu bahkan ada yang sampai.(ya you know-lah)
Adam memang tidak memesan VVIP room atau ruang tertutup, dia memang sengaja hanya memesan tempat yang masih terbuka dari hingar-bingar tempat itu. Berharap bisa bertemu salah satu dari wanita-wanita malamnya, agar dia bisa menjalankan aksinya itu dengan mudah. Benar saja, belum apa-apa sudah ada dua orang wanita yang ditemuinya, tapi sayangnya kedua wanita itu tidak bisa seagresif biasanya karena mereka sudah menemukan targetnya.
‘Sumpah! Ini benar-benar tempat yang paling menjijikkan yang pernah kukunjungi. Sepertinya mereka semua tidak tahu adat! Pantas Daddy selalu melarangku ke tempat ini. Aku benar-benar muak melihat adegan panas di beberapa sudut ruangan itu,’ batin Bebby merutuki tempat ini sambil memejamkan matanya.
"Ada apa, kau sakit?" bisik Jonathan.
Bebby membuka matanya. "Ah, tidak. Hanya saja Aroma ruangan ini sedikit membuatku pusing."
"Wajar, ini pertama kalinya kau menginjakan kaki disini. Kau hanya belum terbiasa saja."
"Eum...," Bebby melihat Adam sedang berbicara serius dengan rekan bisnisnya.
"Jo...," Bebby mendekat pada Jo lalu berbisik.
"Kenapa mereka membicarakan bisnis di tempat seperti ini sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Is My Daddy, But He's My Uncle
RomanceLapak Revisi 2023 Judul Sebelumnya : My Daddy is My Uncle Sinopsis : Ketika cinta tak memandang status keluarga. Aku pria lajang dan aku memiliki seorang putri. Aku bukan duda! Aku lajang...ingat LAJANG! Belum pernah menikah. Soal putri...aku memang...