Author POV
"White!"
"Gold!"
"I want white, Daddy!!!"
"But, I want gold, Bebby! Please, don't call me Daddy again! Aku ini calon suamimu bukan Daddy-mu lagi!" seru Adam tak mau mengalah dan kesal.
Kedua calon pengantin itu sedang memperdebatkan warna yang akan mereka pakai dalam acara wedding party mereka. Keduanya menginginkan warna favorit mereka masing-masing. Adam ingin warna emas sedangkan Bebby ingin warna putih, tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Farhana yang menjadi wedding organizer mereka dibuat bingung, kedua calon pengantin di hadapannya itu tak henti-hentinya memperdebatkan warna apa yang akan mereka pakai untuk dekor gedung dan undangan yang akan mereka sebarkan kepada teman-teman dan kerabatnya.
"Tidak bisakah Daddy mengalah, aku inikan perempuan, lagi pula pernikahan ini sekali seumur hidupku aku ingin memakai warna kesukaanku," ucap Bebby merajuk pada Adam.
Adam kembali mendengus kesal, pria itu kesal karena calon istrinya itu masih saja memanggilnya dengan sebutan Daddy. "Tapi, acara pernikahan ini juga sekali seumur hidupku," ucap Adam tak mau mengalah. Bebby merengut kesal.
"Aduh kalian ini seperti anak kecil saja tidak ada yang mau mengalah, baiklah jika memang tidak ada yang mau mengalah. Kita pakai kedua warna itu saja, kita bisa mengkombinasikannya. Bagaimana? Apa kalian mau?" tanya Farhana.
"Memangnya bisa?" ucap keduanya dan Farhana hanya mengangguk.
"Kenapa tidak katakan dari awal, kau membuat kami bertengkar saja!" ketus Adam pada Farhana yang ternyata adalah sahabat semasa SMA-nya dulu.
"Kaliankan tidak bertanya, kalian hanya berdebat tanpa mempedulikan aku. Seharusnya kalian menanyakan solusinya padaku! Bukannya sibuk berdebat sendiri!" ucap Farhana tak kalah ketus. Bebby hanya bisa meringis dengan kebodohannya, dan Adam sendiri pun hanya bersedekap sambil membuang muka kearah lain.
"Jadi, apa kalian sudah sepakat akan mengkombinasikan kedua warna itu? Jika iya aku akan segera merevisi semua properti yang akan kita pakai." kedua calon pengantin itu hanya mengangguk menyetujui saran WO-nya itu.
"Sesuai saranmu saja," ucap Adam singkat, lalu beranjak pergi sambil menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana jeans-nya. Bebby menyusul langkah Adam setelah berpamitan pada Farhana.
•••••
"Masih marah?" tanya Bebby yang saat ini tengah memperhatikan Adam yang sedang menyetir di sampingnya. Sedari tadi calon suaminya itu hanya terdiam dan fokus pada jalan di hadapannya. Hal itu membuat Bebby resah, gadis itu paling tidak suka jika dia sedang tidak diperhatikan seperti ini. Adam pun masih bergeming, sepertinya pria itu masih kesal.
"Maafkan aku, jika Daddy memang ingin menggunakan warna gold aku akan mengikutinya, tapi jangan marah lagi. Aku akan mengalah," ucap Bebby dengan nada bersalah.
Adam menghela napasnya dan setelah itu dia menepikan kendaraannya di tepi jalan. Bebby masih menunduk, gadis itu hampir menangis karena Adam sama sekali tidak meresponnya. Adam melepas safety belt-nya dan duduk menghadap Bebby, dengan perlahan pria itu mengangkat dagu Bebby membuat gadis itu merubah posisi duduknya menghadap Adam.
"Jangan acuhkan aku," ucap Bebby dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Adam kembali menghela napasnya.
"Jika kamu tidak ingin kuacuhkan, jangan panggil aku Daddy lagi," ucap Adam.
Ternyata pria itu marah karena Bebby masih saja memanggilnya dengan sebutan itu. Bebby mengangguk dan Adam tersenyum puas.
"Good girl," ucap Adam sambil mengecup singkat bibir Bebby dengan lembut. "Kamu manis." Adam mengusap permukaan bibir calon istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Is My Daddy, But He's My Uncle
RomanceLapak Revisi 2023 Judul Sebelumnya : My Daddy is My Uncle Sinopsis : Ketika cinta tak memandang status keluarga. Aku pria lajang dan aku memiliki seorang putri. Aku bukan duda! Aku lajang...ingat LAJANG! Belum pernah menikah. Soal putri...aku memang...