"Kalian pulanglah, aku akan mengantarkan kedua wanita cantik ini dulu," ucap Jo mengerlingkan matanya pada Kia.
Adam yang melihat kelakuan Jonathan itu hanya bisa memutar bola matanya malas, sahabatnya itu sangat tahu waktu yang pas untuk membuat sebuah kesempatan.
"Tidak usah Pak, kami bisa naik taksi." tolak Kia cepat dan sopan. Gadis itu tahu niat pria itu, Jonathan pasti akan berbuat yang tidak-tidak padanya.
"Jangan gitu Ki, ini sudah malam lebih baik kalian diantar sama Jonathan saja."
"Jo, tolong antarkan mereka ya, pastikan mereka sampai di rumahnya dengan selamat!"
Dukungan Bebby membuat Jo semakin tinggi menyunggingkan senyumnya.
"Siap, Princess…." Jawab Jonathan penuh kemenangan sambil menatap Kia.
Kia membuang muka dari tatapan Jonathan, ada sesuatu yang terasa nyeri di hatinya saat Jonathan menyebut Mika dengan panggilan ‘Princess’.
"Gak papalah Ki, itung-itung irit ongkos…." ucapan Sisil membuat Kia menyikut pelan lengan sahabatnya.
Adam, Bebby, dan Jo menatap mereka. Kia hanya meringis ditatap seperti itu oleh mereka.
"Sudahlah, kamu nurut saja. Saya yakin Jo tidak akan macam-macam sama kamu. Jika dia macam-macam, laporkan sama saya, akan saya pecat dia!" ucap Adam pada Kia.
Bebby menatap heran pada Daddy-nya itu dan Kia malah menatap tak percaya dengan ucapan Adam tadi. Boss-nya ini sepertinya mengetahui sesuatu tentang dirinya dan Jonathan. Sisil yang tak mengerti hanya bingung sendiri dan Jonathan hanya bisa meringis mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Jadi pulang gak ini?" pertanyaan Sisil membuyarkan lamunan mereka.
Mau tidak mau Kia pun akhirnya harus rela diantar pulang oleh Jonathan. Gadis itu sedikit lega karena dia tidak sendirian bersama Jonathan karena masih ada Sisil di sampingnya.
●●●●●
Sesampainya di rumah, Bebby mengurung diri di dalam kamar mandi, gadis itu mematut nanar dirinya di dalam cermin besar. Bayangan tentang kejadian tadi masih menghantuinya.
Bebby menggosok giginya dengan kasar sambil
menangis, setelah selesai pun dia masih merasa belum cukup bersih dengan mulut dan bibirnya itu. Bebby mengambil sabun cair dan menyabuni bibirnya itu dengan kasar, entah sudah berapa kali ia melakukan hal itu sampai-sampai bibirnya memerah dan bengkak karena terlalu sering digosok.Bebby merasa bibirnya itu masih belum bersih seratus persen. Gadis itu merasa jijik. Bagaimana dia tidak jijik, jika ciuman pria brengsek itu begitu membuatnya merasa hina dengan bibirnya sendiri. Bebby terisak menangis meraung-raung di bawah pancuran shower yang dingin sambil membersihkan tubuhnya yang terasa menjijikkan akibat sentuhan dari pria brengsek itu.
Kini Bebby telah berganti pakaian, gadis itu terduduk di tepi ranjang sambil memangku sekotak tisue. Dia masih melakukan hal yang sama pada bibirnya, mengusapnya dengan kasar seolah hal itu masih tak bisa menghilangkan prasaan jijiknya. Tak henti-hentinya dia menangisi dan menyesali hal yang telah terjadi itu.
"Sayang, kamu di dalam?" Adam membuka pintu kamar Bebby.
Adam mengerutkan keningnya dengan apa yang didapatinya saat ini. "Hey! Apa yang kamu lakukan Bebby?"
Adam menghentikan tangan Bebby yang sedari tadi tak henti-hentinya mengusapkan tissue itu ke bibirnya dengan kasar, membuang tissue itu ke lantai dan kembali menarik tissuenya lagi dan lagi. Dia terus-menerus mengulang hal seperti itu sambil menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/373328729-288-k292970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam Is My Daddy, But He's My Uncle
RomanceLapak Revisi 2023 Judul Sebelumnya : My Daddy is My Uncle Sinopsis : Ketika cinta tak memandang status keluarga. Aku pria lajang dan aku memiliki seorang putri. Aku bukan duda! Aku lajang...ingat LAJANG! Belum pernah menikah. Soal putri...aku memang...