BAB 23 : Kebaikan Kecil Menggerakkan Hati 💕

2.7K 51 12
                                    

Author POV

"Ehem-ehem, roman-romannya ada yang lagi jatuh cinta nih." Bebby hanya tersenyum menanggapi celotehan sahabatnya itu. Gadis itu sibuk dengan seporsi steak yang tadi dipesannya.

"Wah sepertinya tebakanku benar," ucap Kia lagi.

"Kamu apaan sih Ki...." wajah Bebby semakin merona, kala mendengar celotehan sahabatnya itu yang tak henti-hentinya menggoda dirinya.

"Cerita dong," ucap Kia bertopang dagu di atas meja, gadis itu lebih tertarik mendengarkan cerita sahabatnya itu dari pada makanan yang tadi dipesannya.

Entah mengapa setelah menghela napas panjangnya, tiba-tiba wajah Bebby tampak murung, tidak seperti sebelumnya yang menyimpan keceriaan di matanya.

"Loh, kok raut wajahmu tiba-tiba jadi berubah gitu sih?" tanya Kia yang mulai heran. Gadis itu masih setia menopang dagunya di atas meja menatap Bebby yang tiba-tiba memancarkan ekspresi kesedihannya.

"Ki." gumam Bebby, memastikan ia masih mendapatkan perhatian sahabatnya itu.

"Ceritalah aku ada di sini untuk mendengarkanmu," ucap Kia.

Bebby sempat terdiam untuk beberapa saat. "Apa salah, jika aku mencintai dan menginginkan seseorang yang seharusnya tidak boleh kucintai dan kumiliki?" nada lirih terdengar dari ucapannya.

Kia menghela ringan napasnya, gadis itu meraih punggung tangan sahabatnya itu dan mengelusnya lembut. Ternyata sahabatnya itu benar-benar telah jatuh cinta pada Adam, Pamannya sendiri. Kia tersenyum saat Bebby kembali menatapnya.

"Tidak, kamu tidak salah. Aku memang tidak tahu hukumnya seperti apa tentang hubunganmu itu, tapi yang aku tahu cinta itu tidak pernah salah dalam memilih, apa lagi kamu mencintainya dari sini," ucap Kia menunjuk dada kiri sahabatnya itu. "Bukan dari sini," ucapnya lagi dan kali ini menunjuk matanya sendiri.

"Apa iya?" suara Bebby lirih, "Tapi sepertinya aku salah." terdengar isakan pelan dari bibirnya.

"Hei, dengarkan aku!" Bebby kembali menatap sahabatnya itu dengan mata berkaca-kaca.

"Hati tidak akan pernah salah dalam memilih, yang salah itu saat kamu memilihnya hanya dengan mengandalkan matamu saja, itu baru salah. Kamu tahu? Apa yang dilihat oleh mata itu tak selamanya benar, sekalipun kamu tak buta. Tapi jika hati sudah merasakannya semua itu tidak ada yang salah. Kata hatimu dan perasaanmu itu pasti akan menuntunmu ke jalan yang benar. Percaya padaku," terang Kia memberikan semangat dan motivasi yang positif bagi sahabatnya itu. Bebby kembali tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Aku akan selalu ada dan selalu mendukung semua keputusan yang akan kamu ambil. Jika kamu butuh aku, aku akan selalu ada di saat apapun itu, mau itu senang ataupun sedih, aku akan selalu ada untukmu. Karena aku adalah sahabatmu. Dan selamanya akan seperti itu," ucap Kia.

Bebby memeluk sehabatnya itu dengan perasaan bahagia dan bersyukur. Bersyukur karena telah memiliki sahabat yang luar biasa baik seperti Kia.

"Terima kasih Ki, aku bersyukur memiliki sahabat sepertimu. Kamu dan Sisil adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki." ucap Bebby. Kia mengangguk.

"Emmm, ngomong-ngomong tentang Sisil, anak itu kemana sih? Ke toilet aja lama banget. Apa dia nyasar?" ucap Kia mempertanyakan Sisil yang tak jua kembali.

"Gak mungkin dia nyasar dia kan sudah besar Ki," ucap Bebby terkikik, Kia pun ikut tertawa.

"Kamu benar. Oh iya, apa kamu tidak ingin menceritakan masalahmu itu sama Sisil, sepertinya dia mulai curiga lho. Beberapa hari yang lalu dia mempertanyakan kedekatanmu dengan Daddy-mu itu padaku, dia merasa ada yang janggal dengan sikap kalian berdua. Aku memang tidak menceritakan apapun padanya, karena itu bukan hakku, tapi saranku lebih baik kamu ceritakan padanya sebelum ia tahu dari orang lain. Bukankah kita sahabat, seharusnya kita saling terbuka satu sama lain dan saling mempercayai. Aku yakin Sisil pasti akan mengerti. Kamu tahu karakter anak itukan, dia itu terlalu baik dan juga selalu menilai sesuatu dari sisi positifnya."

Adam Is My Daddy, But He's My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang