BAB 7 : Mengalahkan Dua Pria ⚠️ 😤

2.7K 53 2
                                    

Tes-Tes! Hi Guys...notif update Bab ini masuk gak?
Kemarin Wattpad eror, jadi bab ini aku update ulang karena notif-nya gak masuk ke kalian. Dan sekalian aku update Bab 8 juga habis ini.

Aku lagi baik nih, hari ini aku bakal 2x update. Dan besok aku juga bakal update lagi. Jadi jangan lupa Like ya ;)

Happy reading ^^/

•••••

Dua pria bertubuh kekar dan tampan itu keluar dari sebuah mobil Range Rover Sport. Mereka berjalan beriringan memasuki mansion megah kediaman Sanders.

Adam dan Jonathan terlihat lelah, keduanya menghempaskan tubuh di sofa ruang keluarga. Jonathan melepas dasi yang mencekiknya seharian itu dari kerah bajunya sedangkan Adam melepas tuxedo-nya lalu melemparnya ke atas meja.

Adam melirik Rolex yang bertengger di pergelangan tangannya telah menunjukan pukul 9 malam. Setelah selesai meeting dengan client di sebuah resto mewah di pusat kota tadi, Adam dan Jonathan memutuskan untuk tidak kembali ke kantor. Niatnya mereka ingin mampir ke sebuah club malam dan menghabiskan waktu untuk 'bermain', tapi mereka memilih untuk pulang ke mansion Adam terlebih dahulu untuk berganti pakaian. Sekalian Adam ingin memastikan keadaan Bebby, karena firasat buruknya tadi membuatnya cemas ingin segera melihat wajah cantik keponakannya itu sekaligus memastikan keadaannya baik-baik saja.

"Albert!" Adam memanggil kepala pelayannya.

"Ya Tuan...."

Albert dengan sigap telah berdiri di samping Tuannya tersebut.

"Saya mau mandi air hangat, tolong siapkan. Oh ya, Bebby di mana?" perintahnya sambil mempertanyakan keberadaan Bebby.

Saat itu Adam masih berpikir positif jika Bebby sudah tidur. Namun nyatanya... "Nona Mika belum pulang Tuan...."

Penjelasan Albert membuat Adam terkejut. "Apa! Belum pulang?" Albert mengangguk.

"Ini sudah jam berapa?" Adam terlihat gusar.

"Santai Bro, mungkin dia lembur. Coba telepon dulu, mungkin saja dia masih di kantor." Jonathan 
mencoba menenangkan Adam yang memiliki tempramen buruk.

"Aku mempekerjakannya bukan untuk bekerja rodi seperti ini, ck!"

Adam mengambil ponsel dari saku celananya dengan sedikit gusar, dia mendial nomor 1 panggilan cepat yang memang sudah dipasang dengan nomor telpon Bebby. Dering pertama belum ada jawaban begitu pula dengan dering kedua, ketiga, dan keempat, hal itu membuat Adam semakin gusar, hingga nada sambungan terputus tak juga ada jawaban dari nomor di seberang. Diulangnya beberapa kali lagi, namun tetap nihil. Bebby sama sekali tidak mengangkat panggilannya.

"Arghhh! Kemana sih anak itu!" kesal Adam.

"Mungkin dia lagi di toilet, atau sedang fokus dengan pekerjaannnya. Atau mungkin sedang dijalan pulang, tidak perlu terlalu panik." Jonathan kembali menenangkan Adam agar tetap berpikir positif.

"Bagaimana aku tidak cemas, kejadian ini seperti dejavu. Tidak'kah kau ingat saat dia SMP, dia pernah diculik!"

"Sekarang dia sudah besar, dan lagi identitasnya sebagai anak dari keluarga Sanders juga tidak ada yang tahu. Jangan terlalu mudah panik, saat panik pikiranmu selalu kacau. Biar aku yang telpon kantor," ujar Jonathan.

Kali ini Jonathan melakukan pangilan ke nomor pos security di kantornya, dan di nada dering kedua langsung dijawab oleh orang yang bersangkutan di sana.

"Saya sekertaris Pak Adam!" suara Jonathan membuat orang yang ada di seberang telepon terkesiap.

"Pa-Pak Jo?"

Adam Is My Daddy, But He's My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang