BAB 27 : My Sugar Daddy 😘💕

2.1K 36 1
                                    

Author POV

"Mika aku mau ke supermarket, aku harus mengisi kulkasku. Kamu mau ikut aku atau tetap di rumah?" Tanya Kia, sambil menggedor pintu kamar mandi itu sedikit lebih keras agar seseorang yang berada di dalamnya dapat mendengar suaranya.

"Aku di rumah aja Ki!" Bebby yang sedang melilitkan handuk di kepalanya sambil menjawab lantang pertanyaan Kia.

"Kamu gak titip apa-apa?"

Kia menyingkir saat Bebby keluar dari kamar mandinya. "Eehhmm, aku mau buah jeruk," ucap Bebby sambil mengambil hair dryer yang tersimpan di laci nakas.

"Itu aja?" Bebby mengangguk.

"Oke, aku cuma sebentar kok, jadi kamu gak usah takut ya, bayi besar." ucap Kia sambil menjawil pipi chubby sahabatnya itu.

"Emangnya aku ini anak kecil apa, lagian ada Bik Asih sama Pak Arip. Buat apa aku takut!" ketus Bebby.

Kia tertawa melihat sahabatnya itu mencebikkan bibirnya kesal. "Ya sudah, aku pergi dulu ya, bayi besar."

Bebby mencibir kepergian sahabatnya itu. Gadis itu mengeringkan rambutnya dengan hair dryer karena dia tidak mau tidur dengan keadaan rambut yang masih basah.

•••••

"Bagus," ucap seorang pria yang saat ini tengah bersembunyi di balik tembok sebelah gerbang rumah Kia. Pria tersebut melihat Kia pergi keluar dari rumahnya seorang diri. Ada seringai yang tersungging di sudut bibirnya.

Saat dia melihat mobil yang di kendarai oleh Kia telah menghilang di ujung jalan, pria tersebut menyelinap masuk ke rumah itu lewat pintu belakang.

"Siapa kamu?!" Seseorang memergokinya sambil menepuk pundaknya.

Tanpa pandang buluh dia berbalik lalu menghajar pria paruh baya itu secara membabi buta dengan tangan kosong, pria paruh baya bernama Pak Arip itu langsung terkapar di lantai tak sadarkan diri.

"Aaaaaaa!!!!"

Teriakan pembantu wanita itu membuat si palaku kekerasan terhadap Pak Arip mengedikkan bahunya ke arah wanita itu. Sebelum sempat lari, wanita itu sudah lebih dulu dibuat terkapar oleh pria itu dengan memukul tengkuknya.

"Aku tidak ada urusan dengan kalian!" ucap pria itu meninggalkan kedua orang itu terkapar di teras belakang.

Pria itu masuk ke dapur lalu mengambil sebilah pisau yang cukup besar. Dia kembali menyeringai saat menatap pisau berkilat di tangannya itu. "Kali ini tamat riwayarmu, Bitch!"

•••••

Dering ponsel membuat Bebby menghentikan aktivitas mengeringkan rambutnya, wajah gadis itu terlihat berbinar saat mengetahui nama sang penelepon. "Sejak tadi aku menunggu teleponmu," sapanya ceria.

"Apa kamu begitu merindukanku, hmm?" Sapaan dari seberang membuat Bebby tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Bebby merasa rindu dengan orang yang ada di seberang ponselnya itu. Sudah hampir dua hari ini dia tidak bisa bertemu dengan Adam, berita skandal mereka itu membuat Adam harus bekerja ekstra dari biasanya.

"Sangat," kejujuran Bebby membuat kedua sudut bibir Adam tersungging karena senang.

"Aku suka kejujuranmu, aku pun merindukanmu, Sayang. Maafkan aku karena masalah ini aku sampai mengabaikanmu."

Bebby menggelang, "Ngge'e...Daddy nggak perlu menghawatirkan aku, aku baik-baik saja kok," jawab Bebby.

"Apa masih ada wartawan yang mengganggumu?" tanya Adam.

"Tidak ada, sepertinya mereka tidak tahu jika aku ada di sini." Bebby merebahkan dirinya di atas ranjang Kia.

"Baguslah, tapi berhentilah memanggilku Daddy!" ucap Adam  sambil memperhatikan kota malam dari gedung ruang kerjanya.

Adam Is My Daddy, But He's My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang